Toksisitas
Metanol memiliki tingkat keracunan
tinggi terhadap manusia. Bila tertelan, misalnya, sekecil-kecilnya 10 mL
metanol murni dapat menyebabkan buta kekal karena kerusakan saraf optik, dan
30 mL boleh sebabkan kematian, meskipun dosis sedang mematikan (LD50)
secara 100 mL, yaitu 1–2 mL/kg metanol murni. Efek racun makan waktu
untuk mulai, dan antidot yang efektif dapat sering mencegah kerusakan kekal.
Disebabkan kemiripannya dengan etanol (alkohol dalam minuman), menyulitkan
untuk membedakan antara keduanya (seperti kasus dengan alkohol denaturasi). Minuman
keras oplosan, yang sering diperdagangkan itu tidak legal dan sangat
berbahaya, karena ia mengandung metanol. Menurut Apoteker Abdul Mutholib
S.Farm, Apt. metanol sangat mudah diserap tubuh baik dengan cara jalan
pemberian minum, terhirup, sapuan kulit dst.
Metanol dioksidasi oleh tubuh menjadi
formaldehid (formalin-pengawet mayat) kemudian dimetabolisir lebih
lanjut menjadi asam format (asid metanoat). Asam format ini menyebabkan
berbagai efek toksik dalam tubuh.
Metanol dengan dosis besar menurut Ahmad
menyerang sistem saraf pusat sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Kadar
normalnya di bawah 5%. Kalau lebih dari itu akan menyebabkan kerusakan sistem
saraf pusat, jaringan, metabolism tubuh semakin berkurang karena rusaknya
enzim.
Kematiannya ditandai dengan gagal
napas, dan akan terjadi mikroatik atau kematian jaringan, misalnya, ususnya
akan matang atau hangus di dalam,” kata Ahmad Subhan menjelaskan.
Metanol adalah racun melalui dua
mekanisme. Pertama, methanol (apakah ia masuk ke dalam tubuh melalui tertelan,
terhirup, atau terserap melalui kulit) dapat menjadi fatal karena sifat-sifat
depresan Sistem Saraf Pusat-nya dengan cara yang sama seperti keracunan etanol.
Kedua, dalam proses toksikasi, ia dimetabilisme menjadi asid format) yang
terdapat sebagai ion format) melalui formaldehida dalam satu proses yang
diawali oleh enzim alkohol dehidrogenase dalam hati.
Metanol diubah menjadi formaldehida
melalui alkohol dehidrogenase (ADH) dan formaldehida diubah menjadi asam format
(format) melalui aldehida dehidrogenase (ALDH). Konversi menjadi format
melalui ALDH hasil sepenuhnya, tanpa formaldehida terdeteksi tersisa. Format
adalah racun karena ia menghambat sitokrom C oksidase mitokondria, yang
menyebabkan gejala-gejala hipoksia pada tingkat sel, dan juga
menyebabkan asidosis metabolik, di antara berbagai gangguan
metabolisme lain. Jaringan janin tidak akan tahan dengan metanol.
Keracunan metanol dapat diobati dengan
antidot etanol atau fomepizol. Kedua obat tersebut bertindak untuk
mereduksi aksi alkohol dehidrogenase terhadap metanol dengan cara inhibisi
kompetitif, sehingga ia dikeluarkan oleh ginjal yang lebih baik dibandingkan
ditransformasikan (diubah) menjadi metabolit racun. Pengobatan selanjutnya
dapat meliputi pemberian natrium bikarbonat untuk asidosis metabolik, dan
hemodialisis atau hemodiafiltrasi dapat digunakan untuk menyingkirkan metanol
dan format dari darah. Asam folinat atau asam folat juga diberikan untuk
meningkatkan metabolisme format.
Gejala-gejala awal dari intoksikasi
metanol meliputi tekanan sistem saraf pusat, sakit kepala, pusing, mual,
kurangnya koordinasi, kebingungan, dan dengan dosis yang cukup besar,
ketidaksadaran dan kematian, seperti pada kasus peminum miras oplosan.
Gejala awal paparan metanol biasanya kurang parah daripada gejala yang
dihasilkan dari konsumsi dalam jumlah yang sama etanol.
Setelah gejala awal telah berlalu,
gejala set kedua muncul, 10 hingga sebanyak 30 jam setelah paparan
awal untuk metanol, termasuk kabur atau kehilangan total penglihatan dan
asidosis. Gejala ini terjadi akibat akumulasi tingkat beracun dari format dalam
darah, dan dapat berlanjut sampai mati karena kegagalan pernafasan. Sejumlah
kecil metanol diproduksi melalui metabolisme makanan dan umumnya tidak
berbahaya, yang dimetabolisme dengan cepat dan benar.
Etanol terkadang didenaturasi
(dicemarkan), dan dengan demikian dibuat tidak bisa diminum, dengan penambahan
metanol. Hasilnya disebut dengan spiritus dimetilasi.
Keamanan sebagai Bahan Bakar Mobil
Metanol murni telah digunakan di roda
terbuka balap mobil sejak pertengahan 1960-an. Tidak seperti kebakaran minyak
bumi, kebakaran metanol dapat dipadamkan dengan air biasa. Api berbasis metanol
membakar/nyalanya tidak terlihat, tidak seperti bensin, yang membakar dengan
api terlihat. Jika kebakaran terjadi di trek, tidak ada api atau asap
menghalangi pandangan pengemudi cepat mendekati, tapi ini juga dapat menunda
deteksi visual api dan pencegah awal kebakaran.
Keputusan untuk beralih secara permanen
ke metanol di balapan IndyCar Amerika adalah hasil dari kecelakaan dahsyat dan
ledakan di tahun 1964 Indianapolis 500, yang menewaskan driver Eddie
Sachs dan Dave MacDonald. Pada tahun 2007 IndyCars beralih ke etanol.
Metanol dengan mudah mengalami
biodegradasi di kedua lingkungan: aerobik (adanya oksigen) dan anaerobik (tidak
ada oksigen). Metanol tidak akan bertahan dalam lingkungan. Waktu paruh untuk
metanol dalam air tanah hanya satu sampai tujuh hari, sementara banyak komponen
bensin umum memiliki waktu paruh dalam ratusan hari (seperti benzena pada
10-730 hari). Karena metanol bercampur dengan air dan biodegradable,
tidak mungkin menumpuk di tanah, air permukaan, udara atau tanah.
Tragedi Metanol Pärnu
Tragedi metanol Pärnu adalah insiden di
Pärnu county, Estonia pada tanggal 9 September 2001 dan mengikuti hari yang
menyebabkan kematian 68 orang, cacat sangat parah (termasuk buta atau rusak
otak) 40 orang, dan cacat berat 3 orang.
Pada malam 6 September 2001, sepuluh
tabung metanol ukuran 200 liter , sebesar 1,6 metrik ton, dicuri dari Baltfet
(sebuah perusahaan pengolahan lemak industri, ester dan pakan ternak) oleh
Deniss Pletškin, seorang mantan karyawan dan Robert Petrov, karyawan baru, atas
perintah Sergei Maistrišin.
Dalam rangka untuk menutupi pencurian,
Petrov kemudian tabung yang dicuri digantikan dengan tabung kosong. Maistrišin
melanjutkan untuk menjual metanol curian ke Aleksandr Sobolev, penyelundup
terkenal, 76.000 Krooni, mengklaim bahwa itu adalah methanol (spritus) teknis
(yaitu, spiritus netral bertarap-laboratorium).
Sobolev mencampur cairan ini dengan air
dan bahan penyedap rasa lemon sekitar 30% volume, cairan yang dihasilkan itu
dibotol, diberi label palsu dari berbagai merek terkenal, dan didistribusikan
melalui jaringan bawah tanah. Ratusan orang akhirnya minum produk yang
dihasilkan, yang berpikir itu adalah vodka, dan memperoleh keracunan
metanol.
Maistrišin akhirnya dinyatakan bersalah
dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara, Sobolev dijatuhi hukuman 2,5 tahun
penjara. Enam kaki-tangan lainnya diberi hukuman penahanan singkat, sekitar
selusin dijatuhi hukuman waktu dilayani. Vonis ini tak diduga terlalu lunak
sehingga menimbulkan pembicaraan yang cukup hebat di kalangan masyarakat
Estonia, dan menyebabkan penurunan penjualan alkohol bawah tanah.
Rupanya dalam hal miras oplosan
terjadi juga di Estonia. Apa bedanya dengan Indonesia? Meski memakan korban
berulang-kali, masyarakatnya tidak kapok juga! Pengoplosnya harus dihukum
seberat-beratnya, jangan seperti di Estonia.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.