Ibrahim
https://republika.co.id/berita/ou38k1374/mengapa-nabi-ibrahim-dijuluki-kekasih-allah
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Nabi Ibrahim AS dijuluki Khalilullah atau Kekasih Allah. Mengapa Allah SWT memberikan keistimewaan setinggi itu kepada Nabi Ibrahim? “Ternyata ada tiga hal yang selalu diamalkan oleh Nabi Ibrahim AS, yang menyebabkan ia diberi gelar istimewa sebagai Kekasih Allah,” kata Ustaz Muhajir Affandi MSi saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/7).
Muhajir yang membahas kitab karangan Syaikh Nawawi al-Bantani, Nashaih al-Ibad Maqolah
ke-11, menguraikan satu per satu ketiga hal tersebut. Pertama, ketika Nabi
Ibrahim Khalilullah ditanya dengan pertanyaan “Kenapa Allah SWT menjadikan
engkau sebagai kekasih-Nya (Khalilullah)?”, Nabi Ibrahim menjawab, “Aku lebih
mengutamakan perintah Allah daripada perintah selain-Nya. (pada naskah yang
lain dengan menggunakan kalimat: "aku tidak mengutamakan perintah yang
lain di atas perintah Allah SWT)."
Perjuangan Nabi Ibrahim dalam mengutamakan perintah Allah tercermin dalam
kehidupannya ketika baru mendapatkan keturunan lalu Allah SWT memerintahkannya
untuk berdakwah di tempat lain dan meninggalkan istri dan putranya yang masih
bayi seraya berdoa sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah surat Ibrahim
[14] ayat 37:
"Ya Tuhan Kami,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."
“Kemudian ketika Nabi Ibrahim kembali dari berdakwah dia melihat putranya
Ismail sudah menjadi anak yang belia. Namun Allah SWT lagi-lagi menguji
keimanannya untuk menyembelih putranya tersebut,” tutur Muhajir.
Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah surat Ash-Shoffat [37]
ayat 99-111 :
99. Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku,
dan Dia akan memberi petunjuk
kepadaku.
100. Ya Tuhanku,
anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka Kami beri dia
kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar
102. Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
103. Tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya ).
104. Dan Kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar
108. Kami abadikan untuk
Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,
109.
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya ia
termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Keikhlasan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, itulah yang kemudian diabadikan dalam bentuk perintah berkurban (dalam bentuk hewan) pada Idul Adha.
Kedua, kata Muhajir, Nabi Ibrahim selalu yakin kepada Allah dan tidak
pernah khawatir terhadap hal-hal yang sudah ditanggung oleh Allah. “Ibrahim
berkata, ‘Aku tidak merisaukan sesuatu yang telah ditanggung Allah SWT
kepadaku. (Yakni, tidak bersikukuh dengan sesuatu urusan yang telah ditanggung
oleh Allah untukku dari rezeki-Nya),” ujar Muhajir.
Ketiga, Nabi Ibrahim orang yang selalu bersedekah setiap hari. “Nabi
Ibrahim mengatakan, ‘Aku tidak makan, baik di waktu sore maupun pagi kecuali
bersama tamu.’ (Diriwiyatkan bahwasannya Nabi Ibrahim as, selalu berjalan
sejauh 1 mil atau 2 mil untuk mencari orang yang akan makan bersama Nabi
Ibrahim ‘Alaihissalam),” papar Muhajir.
https://republika.co.id/berita/ou38k1374/mengapa-nabi-ibrahim-dijuluki-kekasih-allah
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.