Sengketa
Kashmir : Pakistan 'turunkan' hubungan diplomatik dengan India
Wilayah
Kashmir-India berada dalam kondisi 'terisolasi' sejak pemerintah India
memutuskan menghapus status konstitusional khusus kawasan tersebut, Senin lalu.
Di kawasan itu,
jaringan telepon dan internet telah diputus sejak Minggu malam.
Puluhan tentara
berpatroli di jalanan di daerah tersebut.
Sejumlah aksi
unjuk rasa dan pelemparan batu dilaporkan terjadi meski saluran komunikasi
lumpuh dan diberlakukannya jam malam.
- Pakistan bersumpah batalkan pencabutan status daerah istimewa Kashmir oleh India
- Mengapa pencabutan status daerah istimewa Kashmir oleh India dianggap kontroversial?
- Status khusus Jammu dan Kashmir dicabut, politikus sebut 'hari paling kelam'
Sementara penduduk
Kashmir-Pakistan mengatakan bahwa mereka tidak bisa menghubungi keluarga
mereka. Para pemimpin setempat juga telah ditahan.
India dan Pakistan
- keduanya negara memiliki fasilitas senjata nuklir - telah dua kali berperang
memperebutkan Kashmir, di mana yang terbaru melibatkan sejumlah serangan udara
di kawasan tersebut pada Februari lalu.
Mengapa Kashmir diperebutkan?
Wilayah Himalaya
di Kashmir seluruhnya diklaim oleh kedua negara, India dan Pakistan, namun
masing-masing sebenarnya hanya menguasai sebagiannya saja.
Ada aksi
pemberontakan separatis yang telah lama berlangsung di sisi India, yang telah
menyebabkan kematian ribuan orang selama tiga dekade terakhir.
India menuduh
Pakistan menyokong para pemberontak, sebuah tuduhan yang disangkal. Pakistan
mengatakan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi
penduduk Kashmir yang ingin menentukan nasib mereka sendiri.
Berdasarkan Pasal
370 undang-undang India, negara bagian Jammu dan Kashmir memiliki dispensasi
khusus untuk membuat undang-undang sendiri - hal yang menjadi dasar hubungan
kompleks India dengan kawasan tersebut selama 70 tahun.
Namun, pemerintah
India kini mencabut sebagian besar isi pasal tersebut.
Apa yang dilakukan Pakistan?
Pakistan
menangguhkan semua aktivitas perdagangan dengan India.
Pemerintahnya juga
mengusir komisioner tinggi India (setara dengan duta besar) dari ibu kota,
Islamabad. Sementara itu, utusan Pakistan untuk India yang baru ditunjuk,
Moin-ul-Haq - yang baru akan memulai tugasnya - kini tidak akan jadi dikirim ke
Delhi.
Perdana Menteri
Pakistan, Imran Khan, telah "memerintahkan agar semua jalur diplomatik
diaktifkan untuk mengekspos kekejaman rezim, desain dan pelanggaran hak asasi
manusia yang terjadi di India yang rasis," menurut sebuah pernyataan
pemerintah Pakistan.
Khan juga
memerintahkan pasukan bersenjata untuk tetap waspada.
Selain itu,
Pakistan juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk membahas perselisihan tersebut.
Seberapa serius masalah ini?
India dan Pakistan
telah berperang dua kali memperebutkan Kashmir sejak merdeka dari penjajahan
Inggris tahun 1947.
Banyak warga
Kashmir-India yang tidak ingin daerah itu diperintah India, dan lebih memilih
untuk berdaulat sendiri atau bergabung dengan Pakistan.
- Kashmir: Mengapa kekerasan terbaru membuat dunia sangat khawatir?
- Konflik India-Pakistan: Pilot India 'lepaskan tembakan' sebelum ditangkap penduduk desa Pakistan
Populasi negara
bagian Jammu dan Kashmir yang berada di bawah pemerintahan India terdiri dari
60% warga muslim yang membuatnya menjadi satu-satunya negara bagian India
dengan mayoritas penduduk beragama Islam.
Banyak penduduk
Kashmir menduga penghapusan status istimewa Kahsmir merupakan upaya pemerintah
untuk mengubah karakter demografi kawasan tersebut, dengan cara memperbolehkan
orang non-Kashmir membeli tanah di sana.
Sebelumnya, warga
India dari luar negara bagian tersebut dilarang menetap atau membeli properti
di sana.
Sementara
pemberontakan yang kini masih berlangsung dimulai sejak tahun 1989, aksi
kekerasan muncul kembali tahun 2016 lalu dengan kematian seorang pemimpin
militan muda, Burhan Wani.
Tahun lalu, lebih
dari 500 orang tewas - termasuk warga sipil, pasukan keamanan dan militan -
angka kematian tertinggi dalam aksi pemberontakan selama satu dekade terakhir.
Perdana Menteri
India, Narendra Modi, dan partai nasionalis Hindu-nya, Bharatiya Janata, telah
lama ingin menghapus pasal 370 konstitusi negaranya - sebuah janji yang
termasuk ke dalam kampanye pemilunya awal tahun ini.
Mereka beralasan
bahwa Kashmir perlu diposisikan setara dengan daerah India lainnya.
Ketika ia kembali
berkuasa setelah mendapat suara mayoritas Mei lalu, pemerintah bergerak cepat
untuk memenuhi janjinya tersebut.
Apa reaksi dunia?
Negara tetangga,
China, sangat menentang langkah India untuk mencabut pasal tersebut dan
menyebutnya "tidak dapat diterima".
Menteri Luar
Negeri Inggris, Dominic Raab, dikabarkan telah berbicara dengan menteri luar
negeri India dan "menyampaikan sejumlah kekhawatiran kami atas situasi
yang terjadi dan menyerukan agar tenang".
Sementara itu,
seorang pejabat kementerian luar negeri AS membantah kabar bahwa AS telah
diberitahu terkait rencana India itu.
"Berkebalikan
dengan laporan awak pers, pemerintah India tidak berkonsultasi atau memberitahu
pemerintah AS sebelum mengambil langkah untuk mencabut status konstitusi khusus
Jammu dan Kashmir," ujar kementerian luar negeri AS.
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.