Total Pageviews

Sunday, 31 December 2017

Merdeka dengan darah






Merdeka dengan darah






Perang Kemerdekaan Indonesia adalah perang yang paling mengejutkan dunia setelah Perang Dunia ke 2. Dengan hanya bermodal senjata peninggalan Jepang, TNI sukses meladeni Inggris.

Perang 10 November di Surabaya adalah bukti kesolidan TNI. Secara dzohir Inggris memang menang berhasil menguasai Surabaya. Tapi faktanya mereka tetap mengaku kalah.

Hanya untuk menguasai kota Surabaya yang hanya dipertahankan 20.000 tentara dan milisi yang bersenjatakan peninggalan Jepang. Inggris butuh 30.000 prajurit tempur termasuk Prajurit Gurkha, yang didukung artileri Tank, pesawat dan meriam kapal laut.

Inggris boleh jumawa menang menguasai kota, tapi nama pasukan Inggris tercoreng luar biasa. Sebagai pemenang PD II, hanya untuk menaklukkan kota kecil mereka kehilangan 2 Jenderal dan 2.000 pasukan.

Saat Soekarno melantik Sudirman menjadi Panglima TKR/TNI, Media Belanda mempropagandakan bahwa perjuangan rakyat Indonesia telah kehabisan tentara pejuang sehingga seorang guru SD dipaksa untuk menjadi panglima perang. Tapi buktinya Sudirman sukses membuka mata dunia tentang betapa bahwa Rakyat Indonesia siap untuk perang jangka panjang. Palagan Ambarawa adalah bukti kejeniusan sang Jenderal Besar.

Pertempuran besar lainya seperti Medan Area, Bandung lautan api, Perang Jong Celebes Westerling dll telah membuat Inggris malu dan menarik diri dari perang di Indonesia pada akhir 1947.


Belanda Menyerah kalah tahun 1949

Agresi Militer kedua tahun 1949 adalah kejadian paling memalukan dalam sejarah Belanda. Dengan kekuatan penuh di darat dan udara, serta restu dari negara sekutu dengan dalih sebagai aksi polisional. Bahwa Republik Indonesia telah runtuh, bangkrut dan tanpa pemerintahan yg sah dan kuat, karena konflik interen gonta ganti Perdana Menteri.

Bahwa hanya dengan serangan singkat cukup untuk membuat Republik Indonesia bubar. 20 Desember 1949 serangan dilancarkan ke pusat pemerintahan NKRI di Jogja, para pemimpin pucuk Republik ditangkap. Belanda menyiarkan ke seluruh dunia bahwa NKRI telah tamat.

2 bulan berselang, 1 Maret 1949, Jenderal Sudirman berserta seluruh pasukan Gerilya sukses merebut kembali Jogjakarta. Dan dunia pun sadar tentang kekuatan militer Indonesia, tanpa bantuan dari negara asing, TNI siap untuk terus berperang dalam jangka panjang. Mau gerilya atau perang kota pun siap dilayani.

Walhasil Belanda sukses dipaksa meletakkan senjata dan mengakui kedaulatan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar. Tanpa kemenangan di medan perang, mustahil menyeret dan memaksa Belanda di KMB untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.






No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.