Total Pageviews

Wednesday, 14 August 2019

Filipina dulu Islam



Filipina Dahulu, Negara Islam Lalu Dimurtadkan



Islam pernah berjaya di Filipina. Azan berkumandang hampir di seluruh penjuru kota. 98 persen penduduknya muslim.

Lontar.id — Hukum-hukum syariat ditegakkan. Amanilah menjadi pusat ibu kotanya yang kini dikenal dengan sebutan Manila. Amanila sendiri diambil dari nama bahasa Arab “Fi Amannilah” yang memiliki arti “di bawah perlindungan Allah SWT”. 
Muslim di Filipina juga mampu menjadikan kawasannya sebagai pusat perdagangan. Hasil pertanian dan laut kala itu begitu memikat para bangsa lain untuk menjalin hubungan bisnis. 
Pengaruh khilafah Islam di timur tengah juga amat begitu kuat. Hal itu yang membuat koneksi perdagangan di Filipina juga menjadi kuat. Mereka pun bertekad menjadikan Filipina sebagai wilayah dengan umat muslim terbesar kala itu. 
Hingga semua berubah sejak kedatangan pasukan Katolik Spanyol. Mereka diperkirakan tiba pada medio 1565 Masehi dengan mengusung misi Gold, Glory dan Gospel.
Hanya dalam kurun empat tahun, kota Amanila berhasil direbut oleh pasukan Katolik Spanyol. Mereka lalu menggunakan cara penindasan dan kekerasan untuk memaksa warga muslim di kota itu untuk berpindah keyakinan. 
Gerakan kristenisasi dilakukan secara massal dan masif, terutama di wilayah Filipina Utara dan Tengah. Akibatnya secara perlahan jumlah umat muslim terus mengalami penurunan secara signifikan.
Muslim Filipina yang tidak mau memeluk Kristen Katolik ketika itu melarikan diri ke bagian wilayah selatan Filipina. Di sana mereka berhasil menciptakan pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya. Dari sini umat muslim Filipina disebut Moro oleh para penjajah.

Kemudian Spanyol tidak tinggal diam. Mereka merekrut Indo Kristen atau orang Filipina yang sudah masuk Kristen untuk memerangi kaum muslim yang sebenarnya saudara sebangsa mereka.
Perjuangan kaum muslim memerangi Spanyol dan orang Indo Kristen berlanjut hingga 1898. Akibat penindasan itu, Filipina pun kini menjadi negara dengan penduduk pemeluk Kristen. Nama Amanila juga diubah menjadi Manila. 

Sisa Kejayaan Itu Masih Ada
Islam sudah berjaya sebelum kedatangan pasukan katolik Spanyol. Pada abad ke-14 pedagang muslim di Filipina mampu menyebarkan Islam dari bagian selatan hingga di utara Manila. 
Filipina kini dikenal sebagai negara sekuler dan mayoritas beragama Kristen. Meski begitu, beberapa jejak peninggalan Islam masih dapat ditemui hingga kini. 


1. Masjid Syekh Karim al-Makdum
Masjid yang terletak di Tubig Indangan, Simunul, ini didaulat sebagai masjid tertua di Filipina. Masjid yang berdiri pada 1380 M ini dibangun oleh Syekh Karim al-Makdum, saudagar Arab yang datang dan berdakwah di daerah tersebut.
Masjid ini merupakan pusat penyebaran Islam pertama di tanah Filipina. Beberapa tiangnya yang asli, masih tegak berdiri, berada di dalam bangunan masjid. Pusat Arkeologi Nasional menobatkan situs ini sebagai warisan bersejarah. Sedangkan, oleh Museum Nasional Filipina, masjid ini dicatat sebagai kekayaan budaya berupa benda.   




2. Intramorus Walle City
Dalam bahasa latin, intramorus berarti dinding. Dinding yang dibangun pada abad ke-16 di atas lahan seluas 64 hektare ini merupakan cikal bakal Kota Manila. Bangunan yang semula berada di timur Kota Manila ini difungsikan sebagai pusat pemerintahan Spanyol dan diperuntukkan sebagai benteng pertahanan.
Di sekitar dinding raksasa ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah, salah satunya Fort Santiago. Bangunan yang digunakan sebagai penjara ini dibangun oleh penguasa Islam, yakni Raja Sulaiman, pemimpin masyarakat Melayu.
3. Distrik Quiapo
Quiapo merupakan kota lama dan tempat permukiman Islam di Manila. Di daerah tersebut sudah banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit. Di sinilah tempat pusat transaksi ekonomi cara Islam.
Cahaya dari Selatan Filipina
Perjuangan Islam di Filipina belum usai. Di wilayah selatan secercah harapan masih ada. Cahaya Islam masih terang benderang. Pada sebuah wilayah yang dinamakan bangsamoro. 
Bangsamoro merupakan etnoreligius Muslim yang terdiri atas 13 suku Austronesia yang mendiami Filipina bagian selatan. Front Pembebasan Islam Moro atau dalam bahasa Inggris disebut Moro Islamic Liberation Front (MILF), adalah kelompok militan Islam yang didirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan pusat Filipina yang dianggap diskriminatif terhadap komunitas Moro di Filipina selatan. 
Daerah tempat kelompok ini aktif dinamai Bangsamoro oleh MILF dan meliputi bagian selatan Mindanao, kepulauan Sulu, Basilan, Tawi-Tawi dan beberapa pulau yang bersebelahan. Pemimpin Filipina saat ini Rodrigo Duterte memilih untuk merangkul mereka. Bahkan kedaulatan mereka kini diakui melalui referendum otonomi khusus. 
Tak hanya itu Duterte juga melantik pemimpin MILF, Murad Ibrahim, sebagai menteri daerah otonomi Islam Mindanao. Dilansir dari AFP pelantikan dan pengambilan sumpah terhadap Ibrahim dilakukan di Manila. Duterte berharap Ibrahim mampu merawat perdamaian di bagian selatan Filipina.



.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.