Total Pageviews

Friday 1 March 2019

Sejarah Melayu Hilang disembunyikan






- aahea = kapan?
- aha = apa? /- (batak toba=aha)
- ahi = api
- ao = hari
- ara = jalan / jalur
- arero = lidah
- ate = hati /- (batak toba=ate, sunda=hate)
- atu = lain
- au = aku, saya /- (batak toba=au, ahu)
- au|ahi = merokok
- haamama(mama) = menguap
- haere mai = datang./- (tetun=mai, flores=mai)
- haere-a-waewae = berjalan
- hakahaka = pendek
- hau = angin
- heeki = telur
- hei = di
- herehere = mengikat, kencangkan
- hoki = dan
- hoko = membeli
- hongi = mengendus, mencium
- hoou = baru /- (dayak maanyan=hau)
- hua = buah
- hua = meniup
- hua manu = telur (ayam/telur burung)
- huaki = membuka, mengungkap
- huna = menyembunyikan
- huri = mengubah arah, belok
- huru-manu = bulu (ayam/burung)
- i = di /- (batak karo=i)
- i raro = di bawah /- (batak toba=di toru)
- i roto = dalam, di dalam
- i runga = di atas
- ia = dia /- (batak karo=ia)
- ihu = hidung
- ika = ikan
- ingoa = nama
- inu = minum
- iti = kecil
- iwi = tulang
- kaahore = tidak
- kaakaariki = hijau
- kai = makan
- kapua = awan
- karaaihe = rumput
- kata = tertawa
- katau = kanan
- katikati = mengunyah
- katoa = semua
- kauhoe = berenang
- kei = di
- kere- = bumi / tanah
- keri = menggali
- kiko = daging
- kino = buruk, jahat
- kiore = tikus
- kiri = kulit
- kite = melihat
- koe = engkau /- (jawa=koe, kowe)
- kohu = kabut
- koi(koi) = tajam
- koorero = mengatakan
- koorua = anda
- koowhai = kuning
- koowhatu = batu
- kotee = menekan
- koutou = anda /- (medan=kou tu)
- kurii = anjing /- (sunda=kirik)
- kutu = kutu /- (melayu=kutu)
- maa = putih
- maakuu = basah
- maatou = kita
- maaua = kita
- maauiui = menyakitkan, sakit
- mahana = hangat
- mahi = bekerja
- makariri = dingin
- makawe = rambut
- makere = jatuh
- manga = cabang
- mangu = hitam
- manu = burung, ayam
- marama = bulan
- maroke = kering
- mata = mata /- (melayu=mata)
- mataku = takut /- (toraja=matakku)
- matau = kanan
- mate = mati /- (batak toba=mate, jawa=matek)
- matotoru = tebal
- matua = ayah
- mauii = kiri
- me = dan
- me (hemea) = jika
- moana = laut
- moe = tidur
- moemoeaa = bermimpi
- moohio = tahu, mengetahui
- naakahi = ular
- ngahere = kayu / hutan
- ngako = lemak / minyak
- ngau = menggigit
- ngira = jarum
- ngote = mengisap
- niho = gigi
- noho = duduk
- noke = cacing (cacing tanah)
- nui = besar
- oka = menusuk, menembus
- one = pasir
- oneone = bumi / tanah
- ora = hidup
- pai = baik
- pakeke = tua
- paki|aka = akar
- pakihiwi = bahu
- panga = membuang
- parirau = sayap
- paru = kotor
- patu = memukul
- patu = membunuh
- peehea = bagaimana?
- piki = mendaki
- pirau = busuk
- poo = malam
- poto = pendek
- pu|ehu = debu
- puaawai = bunga
- puehu = debu
- puku = perut
- puku = membengkak
- pungaawerewere = laba-laba
- pungarehu = abu
- pupuhi = meniup
- pupuri = mengadakan
- puuhuki = kusam, tumpul
- raa = hari
- raa|kau = tongkat / kayu
- raatou = mereka
- raaua = mereka
- rahirahi = tipis
- rakuraku = menggaruk
- rangi = langit
- rau = daun
- raurau = ilalang / atap
- repo = bumi / tanah
- rere = terbang
- ringa(ringa) = tangan
- roa = panjang
- rongo = mendengar
- roto = danau
- ruaki = muntah
- taa = memotong
- taahae = mencuri
- taane = pria / laki-laki
- taane = suami
- taatou = kita
- taaua = kita
- tahu = membakar
- tai = laut
- taimaha = berat
- takoto = berbaring
- tamaiti = anak
- tangata = orang / manusia
- tangi = menangis /- (melayu=tangis)
- tao = memasak
- taringa = telinga /- (melayu=telinga, sunda=talinga)
- tata = dekat
- tatau = menghitung
- tau = tahun
- taura = tali
- tawhiti = jauh
- teenaa = bahwa
- teenei = ini
- teeraa = bahwa
- tere = mengalir
- tika = benar
- too = menanam
- tote = garam
- toto = darah
- tuaraa = belakang
- tuha = meludah
- tui = menjahit
- tuki = mengalahkan
- tupu = tumbuh
- tuu = berdiri
- ua = leher
- ua = hujan
- uira = petir
- upoko = kepala
- uu = susu, payudara
- waawaahi = membagi
- waeroa = nyamuk
- waewae = kaki
- waha = mulut
- wahine = wanita
- wahine = istri
- wai = air /- (toraja=we, lampung=way)
- wai = siapa?
- whaaiti = sempit
- whaanui = luas
- whaea = ibu
- whaiwhai = berburu
- whaka|maa = malu
- whakaaro = berpikir
- whakataa = bernapas
- whana = menembak
- whare = rumah
- whatitiri = guntur
- whea = mana?
- wheekau = usus
- whero = merah
- whetuu = bintang
- whiore = ekor
- whiri = memilih

Bilangan
- tahi = Satu
- rua = Dua
- toru = Tiga
- whaa = Empat
- rima = Lima
- ono = Enam
- whitu = Tujuh
- waru = Delapan
- iwa = Sembilan
- ngahuru = Sepuluh
- hangahuru = Sepuluh
- tekau = Sepuluh
- rua tekau = Duapuluh
- rima tekau = Limapuluh
- rau = Seratus
- mano = Seribu





SEJARAH MELAYU YANG HILANG DI SEMBUNYIKAN






Salam para pembaca semua, seperti yang telah saya janjikan, kali ini saya akan memaparkan sebuah artikel berkenaan binaan kota Melaka pada zaman kegemilangannya.

Sebahagian besar daripada lakaran ini belum pernah diterbitkan oleh mana-mana pihak di negara kita kerana ianya boleh dikatakan fresh dari sumber utama yang diperolehi dari Belanda dan Portugal.

Oleh itu anda bertuah kerana dapat menatapnya disini.


Namun ini hanya sebahagian kecil sahaja daripada banyak lakaran yang berjaya dibawa pulang oleh team Pengkaji Universiti.

Diharapkan artikel saya kali ini dapat membuka kotak pemikiran kita dengan lebih luas tentang ketamadunan bangsa Melayu pada zaman silam.

Sebenarnya para pembaca sekalian, semasa seorang pengembara Itali yang bernama Ludovico Vertema melawat Melaka antara tahun 1506 hingga 1510 pihak Portugis sering menghantar pengintip mareka ke Melaka untuk mencari maklumat tentang kemajuan perdagangan, masyarakat dan kerajaan Melaka.


Antara maklumat penting yang dibawa oleh portugis yang datang ke Melaka pada tahun 1506 dan 1508 ialah tentang strategi pertahanan Melaka. Beberapa lakaran tentang rupa bentuk dan binaan kota, istana dan kedudukan Bandar pelabuhan Melaka berjaya direkodkan.


Antara lakaran tersebut ada menunjukkan bentuk tembok kota Melaka dan pintu gerbangnya yang kukuh dan dibina daripada bahan binaan tempatan seperti batu laterit. Bahan binaan ini sememangnya banyak terdapat di Melaka.


Kedua dua pengembara tersebut iaitu Jorge Mello yang datang pada tahun 1507 dan Jorge De Aguilar yang datang pada tahun 1508, telah menghantar maklumat kepada sejarawan kerajaan Portugal iaitu Joan De Barros.


Dari lakaran yang dibuat, ia membuktikan tentang teknologi Melayu pada zaman tersebut.


Pembangunan fizikal dan infrastruktur Melaka ternyata mempunyai ciri-ciri keselamatan yang mantap dan setanding dengan keujudkan kota di Negara Asia lain.


Dalam hal ini kemungkinan juga kerajaan Melaka mendapat tenaga buruh daripada orang gujerat yang memang terkenal bukan sahaja sebagai pedagang tetapi juga sebagai tukang pembina rumah dan bangunan.


Hal ini juga menggambarkan wujudnya semangat kerjasama yang erat diantara tukang-tukang Melayu dan India Islam di Melaka dari aspek pembangunan kota dan pelabuhan yang pentadbiranya berpandukan hukum Islam.


Maklumat yang diperolehi daripada lakaran yang diterbitkan di Belanda pada tahun 1508 itu juga menunjukkan bahawa pintu gerbang ke kota Melaka yang ada sekarang sebenarnya bukanlah dari bahan binaan asal portugis.


Berdasarkan lakaran yang ditemui melalui penelitian yang telah dibuat, mendapati asal binaan Melayu Melaka yang dimusnahkan Portugis telah diganti serta diubahsuai mengikut senibina Portugis. Senibina yang sama dilihat di Goa, Macao dan Ternate.


Maklumat ini cukup membanggakan orang melayu khasnya dan Nusantara amnya kerana lakaran ini menjadi bukti nyata tentang ketamadunan Melaka pada waktu tersebut.


Bermakna bahawa lakaran tersebut melambangkan betapa keupayaan orang Melayu mempamerkan kemampuan yang menjadi kemegahan bangsa dan negerinya yang setanding dengan bangsa lain.


Dalam hal ini maklumat yang dicatat dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah mampu merakamkan pencapaian peradaban dan Tamadun Melayu pada ketika itu.


Lakaran portugis juga turut merakamkan peristiwa peperangan yang berlaku diantara armada Portugis dengan Melaka.


Dari lakaran tersebut diperlihatkan bahawa meriam-meriam daripada kapal Portugis dapat merosakkan benteng-benteng pertahanan orang Melaka dan juga kapal-kapal yang dimiliki oleh saudagar Islam.


Dalam lakaran tersebut juga terlihat di kejauhan bangunan –bangunan yang terdapat di dalam kota Melaka dan di pelabuhan Melaka.


Jelas daripada lakaran tersebut terdapatnya sebuah banggunan yang mempunyai kubah dan menara yang berkemungkinan adalah masjid Melaka atau mungkin juga istana.


Terdapat juga beberapa buah lagi bangunan yang berderet-deret yang kelihatan diperbuat daripada batu atau konkrit dan mempunyai lebih daripada dua tingkat, bangunan ini berkemungkinan adalah istana sultan atau sebuah bangunan yang terpadat di dalam kompleks kota pelabuhan Melaka.

Peristiwa peperangan Melaka juga ada dirakam dengan lakaran yang dibuat oleh orang Portugis. Lakaran tersebut menunjukkan strategi serangan orang Portugis terhadap Bandar Melaka dan juga bagaimana strategi orang Melaka mempertahankan bandar mereka yang memperlihatkan barisan pejuang dan hulubalang malahan gajah-gajah perang.

Dalam konteks ini, suatu alat berupa carriage diikat pada gajah-gajah tersebut dan ditempatkan hulubalang-hulubalang untuk melakukan serangan terhadap askar-askar Portugis yang sedang bersedia untuk menghadapi serangan orang Melaka.

Lakaran ini juga memperlihatkan bagaimana perbezaan strategi serangan yang digunakan oleh Portugis dan orang Melaka.

Pihak Portugis kelihatan menggunakan taktik serangan manakala orang Melayu lebih bersifat bertahan.

Berdasarkan lakaran tersebut juga kita dapat lihat persenjataan yang digunakan oleh kedua-dua pihak.

Portugis menggunakan lembing panjang yang lazimnya digunakan di Eropah, manakala orang Melayu mengunakan lembing atau tombak yang lebih pendek.

Apa yang menarik ialah kelihatan tembok kota Melaka yang telah dibina dengan bahan-bahan tempatan seperti batu bata dan laterit.

Reka bentuk tembok tersebut juga menunjukkan struktur pembinaan yang dilengkapi dengan tempat-tempat peninjau pada sudut-sudut tertentu. Manakala bahagian dalam kota kelihatan senibina rumah-rumah Melayu yang dimiliki oleh para pentadbir dan saudagar. 

Terdapat sebuah lagi lakaran yang berjaya diperolehi oleh mahaguru saya dari arkib dan peprustakaan di Lisbon dan Belanda.

Kunjungan wakil pedagang Portugis iaitu Lopez De Sequeiraa pada 1509 ke kota Melaka disambut menurut adat kebesaran tetamu kenamaan dari negeri luar ada dilakarkan.

Dalam lakaran ini beliau telah diberi penghormatan untuk menunggang gajah yang menjadi salah satu pengangkutan resmi kerajaan Melayu. Dalam perarakan menuju ke istana Melaka, De Sequera diiringi rombongan Portugis.

Lakaran ini juga memperlihatkan senibina tembok kota dan pintu gerbang istana sultan Melaka yang diperbuat daripada bahan-bahan binaan yang kukuh. Berdasarkan kepada lakaran ini, bahan binaan tembok adalah daripada batu putih tempatan. Manakala Istana Sultan Melaka juga diperbuat daripada bahan binaan yang sama.


Oleh itu istana Melaka yang terdapat di Melaka sekarang tidak menepati senibina istana asal yang diperbuat hampir keseluruhan dari batubata.

Perarakan tersebut menarik perhatian sebilangan penduduk Melaka yang hairan dengan kedatangan Portugis.

Dalam lakaran tersenut juga memperlihatkan pengawal-pengawal dan hulubalang yang berada di luar pagar Melaka membawa tombak dan busur panah yang amat besar. Mereka juga memakai pakaian yang melebihi separas lutu dan melilit pinggang dengan lain bercorak. Pakaian mereka tak ubah seperti pakaian zaman Rom.

Istana Melaka yang dilakarkan tersebut mempunyai balkoni atau berandah yang menghadap ke arah pelabuhan dan sultan dilihat sedang duduk di atas balcony sambil menunggu kedatangan utusan Portugis bersama para menteri dan hulubalang. Istana ini juga bertingkat-tingkat seperti yang dikatakan dalam Sejarah Melayu.




.
.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.