Sejarah Saddam Hussein
yang digelapkan
Pada era 80-90-an, sukar untuk difahami mengapa
Saddam Hussein membunuh sebahagian rakyat Iraq di negeranya sendiri.
Berjuta-juta orang mengecam dan mengutuk Saddam. Dia dilabel sebagai seorang
pembunuh kejam.
Dua puluh tahun kemudian, akhirnya
diketahui bahawa orang-orang yang dihukum oleh Saddam tersebut adalah penganut
Syiah. Lebih dari dua dekade, kenyataan ini dilindungi dan disembunyikan oleh
akhbar Barat.
Sejak sekian lama Saddam Hussein sudah tahu
akan bahayanya Syiah. Pada zamannya, sudah ramai penganut Syiah dari Iran masuk
ke negeranya. Jika hanya sekadar tinggal, mungkin Saddam Hussien tidak akan
begitu peduli. Tapi para penganut agama Syiah ini merosakkan semua urutan
kehidupan yang ada, terutama dengan konsep kawint mut'ah-nya yang memang tidak
ada bezanya dengan pelacuran.
Di wilayah Timur Tengah sendiri, satu-satunya
negara yang menyedari kewujudan Iran sebagai negara Syiah adalah Iraq. Saddam
Hussien memerintah Iraq sezaman dengan era Khomeini pada tahun 1979 dan sudah
melihat pengaruh besar Iran ke Iraq dan negara-negara Arab yang lain.
Sejarah juga menunjukkan bahawa Iran lah
yang mendesak PBB untuk memerangi Saddam Hussien. Iran juga yang menyediakan
pengkalan tentera ketika Amerika menyerang Iraq dari laut, udara dan darat.
Beberapa ulama di tanah Arab mengambil
kesimpulan bahawa Saddam Hussien mati dalam
keadaan khusnul khatimah.
*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber
islampos.com
Ini Pesan Saddam Hussein Sebelum Meninggal Dunia
Dulu sebelum Teknologi secanggih sekarang,
nonton berita hanya di TV hitam putih. Perang di Irak berkecamuk diikuti
berita-berita bohong, sampai Semua orang terpedaya dan ikutan menghujat Saddam
Hussein dan mendukung Amerika. Ternyata beliau adalah seorang
"Pejuang".
Inilah salah satu perkataan beliau :
"Jika Ada Sedikit
Saja Syiah Di Jariku, Maka Aku Akan Memotongnya Dan Memberikannya Kepada
Anjing"
Sebelum dilaksanakan ekskusi hukum gantung,
seorang tentara Amerika bertanya kepada Saddam Husein tentang permintaan
terkahirnya.
Saddam : “Saya ingin Mantel yang biasa saya
pakai?
Tentara : “Keinginan kamu akan dipenuhi,
tapi beritahu kenapa ?
Saddam : Üdara di Irak dingin ketika fajar,
dan aku tidak ingin gemetaran karenanya, sehingga rakyatku menyangka bahwa aku
gemetar karena takut mati”Kepada pemimpin-pemimpin Arab ia sampaikan ucapannya
yang menggemparkan :
“Äku dihabisi oleh Amerika, adapun kalian
akan dihancurkan oleh rakyat kalian sendiri..!!”
"MasyaAllah,
Laa haula wa laa quwwata illaa billah.
Apapun itu, yang jelas saya selalu kagum
mendapati saudara muslim yang luar biasa setangguh Saddam Hussein..!!
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala berkenan
menempatkan ditempat yang layak di sisi-Nya, Aamin, Allahumma Aamiin"
Eksekutor Saddam Hussein: Dia Tetap Tegar
Meski Akan Digantung
Mantan penasihat keamanan nasional Irak,
Mowaffak Al-Rubaie yang mengawasi eksekusi Saddam Hussein tahun 2006
menceritakan menit-menit terakhir eksekusi Saddam, mengatakan diktator Irak itu tetap tegar sampai akhir hayatnya, dan
tidak pernah mengungkapkan penyesalan untuk pembunuhan warga Syi'ah di Dujail
tahun 80-an.
"Seorang kriminal? Benar. Seorang
pembunuh? Benar. Seorang tukang jagal? Benar. Tapi dia tegar sampai akhir.
"Saya menerima dia (Saddam) di pintu.
Tidak ada satupun yang masuk dengan kami. Tidak ada orang asing, dan tidak ada
orang Amerika," kata Rubaie, salah satu pria bertopeng penggantung Saddam
Hussein, dalam sebuah wawancara dengan AFP di kantornya di daerah Kadhimiyah utara
Baghdad, dekat penjara di mana eksekusi tersebut terjadi tujuh tahun yang lalu.
Berbeda dengan para eksekutornya yang
nampak ketakutan dan mengenakan topeng saat melakukan eksekusi tersebut, tidak tampak rasa ketakutan di wajah Saddam Hussein meski dia akan
menghadapi kematian.
"Dia mengenakan jaket dan kemeja
putih, normal dan santai, dan saya tidak melihat tanda-tanda ketakutan.
"Tentu saja, beberapa orang ingin saya
untuk mengatakan bahwa ia pingsan atau bahwa ia dibius, namun fakta-fakta ini
adalah sejarah," kata Rubaie.
"(Saat itu) Aku tidak mendengar penyesalan
darinya, aku tidak mendengar permintaan ampun kepada Allah darinya, atau
permintaan maaf.
"Seseorang yang hampir mati biasanya
mengatakan, 'Yaa Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Aku datang untuk-Mu, Tapi dia
tidak pernah mengatakan semua itu," kata Rubaie kepada AFP.
"(Tiang gantungan) ini untuk laki-laki"
"Ketika saya membawanya, dia diborgol dan
memegang Al-Qur'an,"kata Rubaie.
"Saya membawanya ke kamar hakim, di mana
ia membacakan daftar dakwaan, ketika Saddam mengulang-ulang teriakan: Matilah Amerika, Matilah Israel. Hidup
Palestina, Matilah Majusi Persia!"
Rubaie kemudian membawa Saddam ke ruang di mana
ia akhirnya tewas digantung.
"Dia berhenti, memandang tiang gantungan,
maka ia melihat dari atas ke bawah ... dan berkata: . "Dokter, ini (tiang gantungan-Red) adalah
untuk laki-laki."
Ketika tiba waktunya untuk Saddam untuk
memasang tiang gantungan, kakinya masih terikat, sehingga Rubaie dan yang lain
harus menyeret dia menaiki tangga.
Tepat sebelum ia digantung, para saksi
mengejeknya dengan teriakan "Hidup Imam Mohammed Baqr Al-Sadr!" dan
"Moqtada! Moqtada! " - Referensi untuk lawan Saddam yang tewas selama
pemerintahannya, dan keluarga orang tersebut yang bangkit untuk memimpin milisi
kuat setelah tahun 2003.
Saddam menjawab: "Inikah lelaki
jantan?"
Rubaie mengatakan ia menarik tuas untuk
menggantung Saddam, tetapi tidak berhasil. Orang lain yang tidak ia sebutkan
namanya kemudian menariknya untuk kedua kalinya, membunuh dia.
Tepat sebelum ia digantung, Saddam mulai
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bukti keimanan seorang Muslim. (syahid, Insya Allah)
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad ...," ia mulai mengatakan, tetapi ia kemudian
menghembuskan nafas terakhir di tiang gantungan, sebelum ia bisa mengucapkan
kata-kata terakhir, "adalah utusan Allah."
Rubaie pergi di bawah tiang gantungan untuk
mengambil jenazahnya, yang katanya dimasukkan ke dalam kantong putih dan
ditempatkan di atas tandu.
Jenazah itu kemudian diangkut dalam sebuah
helikopter Amerika dari penjara di mana ia digantung ke kediaman Perdana
Menteri Nuri al-Maliki di Zona Hijau yang dijaga ketat.
Helikopter itu penuh sesak dengan orang-orang,
kata Rubaie, sehingga jenazah Saddam harus diletakkan di lantai, dan pintu
helikopter dibiarkan terbuka selama penerbangan.
"Saya ingat dengan jelas bahwa matahari
mulai naik" saat helikopter terbang di atas Baghdad, kata Rubaie.
"Ruangan itu penuh dengan kematian'
Di kediamannya, perdana menteri menjabat tangan
kami dan mengatakan: ' Tuhan memberkati Anda.' Aku berkata padanya, 'Pergilah
ke depan dan lihat dia. "Jadi dia menemukan wajahnya, dan melihat Saddam
Hussein," kata Rubaie, yang masih sekutu dekat Perdana Menteri.
"Saya tidak pernah memiliki perasaan yang
sangat aneh seperti itu," Rubaie, yang tiga kali dipenjara selama
pemerintahan Saddam, mengatakan tentang partisipasinya dalam eksekusi tersebut.
"Dia melakukan kejahatan yang tak
terhitung jumlahnya, dan ia layak untuk digantung ribuan kali, hidup lagi, dan
digantung lagi. Tapi perasaan itu, perasaan itu adalah perasaan aneh,"
katanya." Ruangan itu penuh dengan kematian."
Rubaie mengatakan eksekusi Saddam dilakukan
setelah konferensi video antara Maliki dan Presiden AS George Bush, yang
menanyakan perdana menteri Irak tersebut: "Apa yang akan kamu lakukan
dengan kriminal (Saddam Hussein-Red) ini?"
Maliki menjawab: "Kami
menggantungnya."
Bush memberinya acungan jempol, sinyal
persetujuannya. ( Iblis
bushuk )
Berdasar kepentingan politik dan
dendam
Saddam Hussein, yang memerintah Irak selama
lebih dari dua dekade yang ditandai dengan represi brutal, bencana perang dan
sanksi internasional, digantung setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan
terhadap kemanusiaan untuk pembunuhan 148 warga Syi'ah di
Dujail tahun 1982. ( syiah penghianat, wajar dibunuh ! lamurkha)
Dia adalah presiden Irak sejak Juli 1979
hingga invasi pimpinan AS ke negara itu pada Maret 2003. Dia ditangkap oleh
pasukan Amerika saat bersembunyi di sebuah lubang di sebuah pertanian di bulan
Desember tahun yang sama.
Saddam dieksekusi tiga tahun kemudian pada
tanggal 30 Desember 2006 setelah pengadilan ringkas yang menurut mantan jaksa
agung AS, Ramsey Clark, keputusan pengadilan Iraq terhadap Saddam, bukanlah keputusan pengadilan yang adil, tetapi lebih berdasar
kepentingan politik dan dendam, yang ingin menghabisi seluruh penguasa Iraq di
masa lalu, termasuk Saddam Husien. Terlebih
yang mengusai Irak sejak dia digulingkan hingga kini adalah kelompok Syi'ah
yang terpinggirkan semasa pemerintahan Saddam Hussein.
Beberapa warga Irak, terutama Arab Sunni,
menengok kebelakang dengan penuh harapan pada saat pemerintahan Saddam, terutama periode stabilitas internal yang berganti kontras
dengan kekerasan brutal yang telah menjangkiti negara itu sejak penggulingan
dirinya.
Saddam juga dijunjung tinggi oleh beberapa
orang Arab untuk perang 1980-1988 dengan Iran, konfrontasi dengan Amerika
Serikat, serangan melawan Israel, dan ketenangannya selama eksekusi dirinya, yang
direkam pada video ponsel.
http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/12/31/28430/eksekutor-saddam-hussein-dia-tetap-tegar-meski-akan-digantung/;#sthash.nLtLByf8.dpbs
http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/12/31/28430/eksekutor-saddam-hussein-dia-tetap-tegar-meski-akan-digantung/;#sthash.nLtLByf8.dpbs
9 Fakta Saddam Hussein Yang Tidak Banyak
Diketahui Banyak Orang
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak
runtuhnya kekuasaan mantan Presiden Saddam Hussein petinggi partai sosialis
Baath Irak pada tahun 2003 lalu, kondisi keamanan di Irak terus mengalami
pasang surut.
Konflik bersenjata antar suku, antar sekte,
dan terlebih antara Sunni-Syiah menghiasi perjalanan sejarah panjang pasca
agresi Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak dengan alasan senjata kimia yang
dimiliki oleh mendiang Saddam Hussein.
Akan tetapi ada sejumlah fakta menarik
mengenai orang no 1 di Irak yang tewas ditiang gantungan pada 30 Desember 2006
lalu.
Berikut fakta-fakta tersebut:
1. Saddam Hussein merupakan satu-satunya
orang di dunia yang mendapat pangkat militer tertinggi di dunia “مهيب الركن”
melebihi pangkat Generalissimo yang diraih oleh Jenderal Sudirman, Soeharto dan
A.H.Nasution.
2. Saddam
Hussein merupakan penguasa Arab pertama yang membombardir ibukota Tel Aviv dan
kota Haifa serta kota-kota Palestina yang diduduki oleh Israel dengan 39 rudal
Scud buatan Rusia, selama Perang Teluk kedua pada tahun 1991.
3. Saddam Hussein merupakan pemimpin Arab
pertama yang memperhatikan perkembangan energi nuklir. Akan tetapi barat
menuding penguasa Irak ingin memiliki senjata pemusnah massal.
Perlu diketahui bahwa Irak sebenarnya telah
memiliki reaktor nuklir sebelum perang teluk pertama tahun 1990 an, dan hancur
dalam serangan bom Israel selama berlangsungnya perang teluk pertama.
4. Merupakan penguasa Irak pertama yang
ikut dalam perang terpanjang dalam sejarah Irak yaitu pada tahun 1980-1988
melawan Republik Syiah Iran.
5. Tahun 1998, Saddam Hussein membombardir
wilayah Kurdistan Irak dengan senjata kimia, sedikitnya 50 ribu orang tewas.
Penyerangan ini dipicu
pengkhianatan suku Kurdi Irak yang membantu Syiah Iran dalam perang melawan
Irak, atau yang dikenal dengan nama “Anfal”.
6. Semenjak
tahun 1994, Saddam Hussein memulai penerapan hukum Islam secara bertahap dengan
melakukan hukuman potong tangan terhadap kasus pencurian.
Sedangkan untuk kasus Homoseksual, Saddam
pernah memutuskan melempar 3 prajuritnya dari sebuah gedung tinggi di kota
Basra, setelah terbukti malakukan perbuatan terkutuk tersebut.
7. Saddam Hussein juga pernah melakukan
eksekusi massal terhadap para pelacur di Irak, setelah mewabahnya profesi
wanita tuna susila di Irak.
Selain itu untuk pertama kalinya Saddam
Hussein juga membuka pintu partisipasi perempuan dalam militer, akan tetapi
dengan dua kondisi: 1. Pakaiannya menutupi aurat 2. Memakai kerudung kepala.
8. Di
tahun 90 an, Saddam Hussein memutuskan mencegah pembukaan bar baru di Irak,
serta menutup kegiatan usaha haram tersebut.
9. Saddam Hussein merupakan penguasa Arab
pertama yang meninggal diatas tiang gantungan (Rassd/Ram)
Setelah 8 Tahun, Prediksi Saddam Hussein Terbukti
Dalam pemerintahan Irak
yang baru pasca tumbangnya Saddam Hussein, Hakim Abdul Rauf Abdul Rahman, hakim
keturunan Kurdi yang menggantikan Rizgar Amin yang sebelumnya telah
mengundurkan diri, menjatuhkan hukuman mati (gantung) kepada mantan presiden
Irak Saddam Hussein, dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan terhadap 148
orang Syiah di wilayah Dujail. Keputusan ini pun disambut dengan teriakan
takbir oleh Saddam Hussein, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Hidup
rakyat Irak, hidup umat Islam, hancurlah para penjajah, hancurlah para
pengkhianat.”
Saat ia berada di tiang gantungan, ia masih
sempat mengirimkan pesan kepada para pemimpin Arab, “Amerika akan menggantung
saya, dan kalian akan digantung oleh rakyat kalian sendiri. Saya hanya ingin
umat ini dapat mengangkat kepalanya dan tidak tertunduk kepada Zionis. Untuk
dapat menjadi pemimpin maka rakyat yang anda pimpin harus percaya bahwa anda
adalah orang yang adil meskipun anda bersikap keras jika memang kondisi
mengharuskan demikian. Jagalah rahasia orang, jangan ceritakan kepada orang
lain, atau menggunakan rahasia seorang sahabat untuk menjatuhkannya. Percayalah
kepada mereka yang tidak ragu untuk melakukan tugas-tugas berat yang seakan
tampak di luar batas kemampuan mereka. Jangan memilih mereka yang hanya mau
menjalankan tugas-tugas ringan di bawah kemampuan asli mereka.”
Kemudian Saddam Hussein melanjutkan, “Saya benar-benar menentang Zionis dan Amerika. Akan
tetapi kesalahan saya adalah karena tidak begitu memahami pergerakan Islam dan
persatuan antar kelompok-kelompok Islam, sebagaimana umat Islam juga tidak
begitu memahami saya dan keinginan saya untuk merealisasikan proyek Islam yang
sangat besar. Namun saat ini saya telah memahami hal itu, meskipun sudah
terlambat, bahwa merekalah (umat Islam) satu-satunya yang mampu membungkam
proyek Zionis, seandainya mereka benar-benar diberi kesempatan dan infrastruktur
pendukungnya. Penyesalan selalu datang di akhir.”
Pernyataan Saddam Hussein bahwa para
pemimpin Arab akan digantung (dibunuh, diperangi) oleh rakyatnya sendiri telah
terbukti sejak tahun 2011, 8 tahun setelah invansi Amerika ke Irak tahun 2003.
Api revolusi yang terjadi di Timur Tengah (Arab) yang lebih dikenal dengan
sebutan ‘ar-Rabi’ al-Arabi’ (Arab Spring) telah berhasil menumbangkan para
pemimpin Arab yang dianggap diktator, sebagaimana terjadi di Tunisia, Libya,
Mesir, dan terakhir Suriah yang tidak kunjung usai. Saddam mengerti betul
bagaimana siasat dan konspirasi Amerika dalam memecah-belah dunia Arab
khususnya, dan dunia Islam secara umum, demi mengamankan hegemoninya di bidang
politik, sosial, dan ekonomi. (Syaifuddin
Detik-detik Sebelum Saddam Hussein
Digantung Mati
HAKIM Abdul Rauf Abdul Rahman memutuskan hukuman
gantung bagi mantan Presiden Iraq, Saddam Husien, karena terbukti secara sah
melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail.
Keputusan hukuman gantung itu disambut
denggan teriakan takbir oleh Saddam : “Hidup Iraq, Hidup rakyat Iraq, Allah Akbar, Allah Akbar, matilah
para pengkhianat,” teriaknya. Keputusan Hakim Abdul Rahman itu, pasti berdampak bagi masa depan
Iraq, dan akan semakin dalamnya konflik antara minoritas Sunni dengan mayoritas
Syiah di Iraq. ( terbukti )
Keputusan Hakim Abdul Rahman yang
menjatuhkan hukuman mati terhadap Saddam itu, mendapatkan kecaman dari mantan mantan Jaksa Agung AS, Ramsey Clark, yang pernah
menjadi pengacara Saddam, terang-terangan mengkritik keputusan yang dituduh
tidak adil. “Keputusan ini tidak rasional, yang hanya berdasarkan dendam, dan
akan semakin membawa Iraq ke lembah perang saudara,” tukasnya ketika.
Bisa jadi pernyataan Clark itu benar.
Sebab, Abdul Rauf Abdul Rahman, yang menjadi pengganti Rizgar Amin, yang
mengundurkan diri itu, adalah keturunan Kurdi, yang berasal dari wilayah
Halabjah, yang pernah di bom Saddam, yang menggunakan gas saraf, yang
mengakibatkan ribuan orang tewas, termasuk keluarga Abdul Rahman.
Dilihat dari keputusan itu sudah dapat
menggambarkan hanyalah sebuah lampiasan dendam politik, yang dilakukan para
penentang Saddam, dan dikendalikan oleh fihak musuh Iraq, yang kemudian
menginvasi negeri l001 malam, yaitu Amerika. Hakim Abdul Rahman yang
menggantikan Rizgar Amir adalah veteran Kurdi. Di mana kelompok Kurdi sepanjang
sejarah memusuhi pemerintahan Saddam. Bahkan, mereka memiliki dendam sejarah,
karena Saddam pernah melakukan pemboman dengan menggunakan gas saraf, yang
mengakibatkan ribuan orang Kurdi, yang tinggal di wilayah Halabjah, tewas.
Abdul Rahman yang lahir tahun l941 dari
wilayah Halabjah, dan termasuk saudara- saudaranya, memang menjadi korban gas
saraf.Saddam menentang keras terhadap usaha-usaha
yang dilakukan suku Kurdi yang ingin memisahkan wilayah mereka dari Iraq, dan
membentuk negara sendiri. Jalal Talabani, yang sekarang terpilih menjadi
presiden Iraq adalah salah satu dari pemimpin Kurdi, yang secara gigih ingin
memisahkan Kurdi dari Iraq.
Keputusan hukuman gantung yang dijatuhkan
Hakikm Abdul Rahman kepada Saddam, sesuatu yang tak dapat dihindari. Karena, waktu terjadi perang antara Iraq – Iran. Di mana kelompok
Syiah, yang tergabung dalam Partai Da’wah, berkomplot dengan Iran, berusaha
membunuh Saddam Hussen. Artinya, mereka berkomplot dengan musuh Iraq, dan
melakukan kerjasama untuk membunuh pemimpin Iraq, Saddam Husien. Maka, di
manapun tindakan yang diambil oleh negara terhadap para kelompok pengkhianat,
apalagi berusaha melakukan pembunuhan, seperti yang dilakukan kelompok Syiah di
Dujail itu, tindakan Saddam sebagai penguasa, dan dalam kondisi darurat
(perang), dipandang sebagai tindakan yang dapat dipahami.
Maka, seperti yang dikatakan mantan Jaksa Agung
AS, Ramsey Clark, bahwa keputusan pengadilan Iraq terhadap Saddam, bukanlah
keputusan pengadilan, yang adil, tetapi lebih berdasar kepentingan politik,
yang ingin menghabisi seluruh penguasa Iraq di masa lalu, termasuk Saddam
Husien.
Kolaborasi kelompok Kurdi, Syiah, dan Amerika,
yang menguasai dan penentu di Iraq, berkomplot menghabisi seluruh akar kekuatan
Saddam dan Baath, yang masih ada di Iraq. Kelompok Syiah yang merupakan
kelompok mayoritas di Iraq, yang kini menjadi pemain baru dalam era politik di
Iraq, pasca Saddam, secara bertahap menancapkan kekuatannya di angkatan
bersenjata Iraq.
Melalui dukungan Amerika kelompok Syiah
melakukan rekrutmen anggota baru, yang memenuhi jajaran angkatan bersenjata dan
polisi Iraq. Kelompok Syiah terus mendapatkan latihan militer dari Amerika, dan
dukungan dari Garda Revolusi Iran, dan sejumlah anggota intelejen Iran, terus
mengembangkan kekuatan militernya. Kebijakan ini diambil PM.Nur Maliki, yang
memiliki hubungan sangat dekat dengan Teheran. Karena, Nur Maliki, yang
terpilih menjadi perdana menteri, yang menggantikan pejabat perdana menteri
sebelumnya, Ibrahim Ja’fari, adalah orang yang pernah tinggal lama di Iran.
Berdasarkan konstitusi yang baru di Iraq,
memang memberikan keuntungan politik bagi kelompok Syiah. Konstitusi ini
dirancang fihak Amerika, yang ingin membagi-bagi Iraq, berdasarkan etnis. Dan,
faktanya Iraq sekarang, terkapling-kapling dalam kelompok etnis dan sekte
aliran. Tiga kekuatan politik di Iraq, yaitu Kurdi yang di wilayah utara,
kelompok Sunni di wilayah tengah, dan mayoritas Syiah di wilayah Selatan.
Secara politik sekarang kelompok Syiah mendo- minasi politik di Iraq. Parlemen
Iraq, mayoritas dikuasai kelompok Syiah. Demikian pula, dalam pemerintahan
dikuasai kelompok Syiah.
Dan, yang paling menentukan adalah militer
dan polisi Iraq, yang sudah direstrukturisasi mayoritas di isi oleh kelompok
Syiah. Sejauh ini, para pemimpin Syiah termasuk Aya- tollah Ali Sistani,
memberikan du- kungan dan bersikap moderat terhadap Amerika. Kelompok Syiah
yang melakukan perlawanan, seperti kelompok milisi al-Mahdi, yang dipimpin
Mohtada al-Sadr telah diminta untuk menghentikan perlawanan terhadap tentara
pendudukan. Bahkan, secara bersama-sama dengan tentara pendudukan, tentara
pemerintah, dan milisi al-Mahdi, sekarang ini memburu para pejuang Iraq, yang
berasal dari kelompok Sunni untuk dihancurkan.
WILAYAH Falujjah yang menjadi pusat
perlawanan kelompok Sunni telah diratakan dengan tanah. Tak tersisa. Sehingga,
sekarang ini penyerangan terhadap kekuatan pen- dudukan asing menjadi bersifat
sporadis. Apalagi, sesudah terjadinya pemboman terhadap masjid tua Syiah, di
kota Samarra, arah penghancuran terhadap kelompok Sunni, semakin tak
terkendali.
Meskipun, sampai hari ini belum jelas,
siapa yang menjadi pelaku pemboman terhadap masjid Syiah di Samarra, tapi mesin
perang yang dimiliki kelompok Syiah telah diarahkan kepada kelompok Sunni.
‘Triangle power’ di Iraq, yaitu Syiah, Kurdi, dan Amerika, yang ketiganya
memiliki dendam dan permusuhan yang sangat kental, nampaknya tak mem- berikan
toleransi terhadap unsur- unsur Sunni, termasuk Saddam Husien, yang pernah
berkuasa dan dianggap melakukan kejahatan ke- manusiaan.
Bahkan, sebelumnya tokoh yang pernah
bersama Saddam telah dijatuhi hukuman gantung, seperti Barzan At-Trikiti (53),
yang merupakan saudara tiri Saddam. Barzan di masa pemerintahan Saddam menjadi
kepala intelejen. Awad Ahmad al-Bander, juga dijatuhi hukuman gantung, yang
menjadi kepala hakim di Iraq. Ia dituduh terlibat dalam kasus di Dujail, karena
Awad dituduh ikut merestui pembunuhan terhadap kelompok Syiah. Sementara,
mantan Wapres Thaha Yassin Ramadhan (68) dijatuhi hukuman seumur hidup.
Amerika menggunakan kelompok Kurdi dan
Syiah untuk menghancurkan unsur-unsur yang menjadi ancaman bagi kepentingan
Amerika di wilayah itu. Secara rahasia Amerika melakukan perjanjian dengan
kelompok Kurdi dan Syiah, khususnya dalam pembagian kekuasaan. Hal ini,
tercermin dengan adanya konstitusi yang ada di Iraq, yang membuka peluang,
kelompok Kurdi dan Syiah menapaki jalan kekuasaan.
Kesepakatan itu, sebelumnya telah
ditetapkan sejak Amerika menunjuk Paul Bremmer, yang hanya beberapa waktu
menjadi penguasa di Iraq, tapi berhasil meneguhkan perjanjian dengan kelompok
Kurdi dan Syiah. Kepentingan Amerika hanyalah bagaimana agar kelompok Kurdi yang
menguasai wilayah utara termasuk Kirkuk, yang kaya minyak, dan kelompok Syiah,
yang ada di selatan, termasuk menguasai wilayah Basrah, yang kaya minyak, tetap
memberikan dukungan pasokan minyak bagi negeri Paman Sam.
Menurut pejabat UNHCR di Iraq, Ron Redmon,
setiap bulan puluhan ribu orang yang meninggalkan Iraq, mencari tempat yang
lebih aman. Pada bulan pertama, awal Agustus, 2006, tak kurang 50.000 orang
yang meninggalkan Iraq. Sekarang sudah lebih 2 juta orang Iraq yang
meninggalkan negaranya menuju Suriah, Mesir, Jordan, dan Lebanon.
Mereka umumnya adalah warga kelompok Sunni,
yang menjadi target dari kelompok Syiah maupun tentara pendudukan. Karena,
kelompok Sunni dituduh sebagai ‘biang kerok’ kekacauan di Iraq, dan bekerjasama
dengan jaringan al-Qaidah. Apalagi, tokoh al-Qaidah di Iraq, yang telah
terbunuh Abu Musa al-Zarqowi, berasal dari Jordan, yang berasal dari Sunni.
Dan, berita-berita yang beredar, pengganti
Zarqowi adalah Abu Misr, yang jelas-jelas berasal dari Mesir, yang tentu
diasosiasikan sebagai kelompok Sunni. Perang sektarian yang kian gawat adalah
cara yang paling murah untuk menguasai Iraq, yang dilakukan Amerika. Kelompok
Syiah yang baru bangkit dari keterpurukan, semenjak ditindas oleh Saddam
Husien, sekarang mereka melakukan konsolidasi kekuasaan dan kekuatan militer
dengan beker- jasama dengan kekuatan pendudukan Amerika.
Adnan Dulaimi, pemimpin 44 anggota parlemen
dari kelompok Sunni, yang melakukan kunjungan ke kamp penjara di Buka, di mana
di dalam kamp itu terdapat 17,000 warga Iraq, yang disekap di dalam nya. Tanpa
melalui proses pengadilan dan tidak ada tuduhan yang jelas. Umumnya, mereka
warga Sunni, yang diciduk oleh tentara pendudukan Amerika dan pemerintah Iraq,
di mana mereka dianggap memiliki hubungan dengan al-Qaidah.
Salah satu dari anggota parlemen Iraq, yang
berkunjung ke Buka, Dr.Dhafir Al-Amin menyatakan : “Tentara Amerika membuta
terhadap fakta yang ada, bahwa mereka sama sekali tidak ada kaitannya dengan
al- Qaidah”, tegas Dhafir. Namun, nasib mereka tak menentu, dan mereka telah
mendekam di penjara bertahun- tahun.
Mungkin, jumlah mereka lebih banyak lagi,
mereka yang dipenjara dan disekap di berbagai kamp yang dilakukan oleh tentara
pendudukan, yang bekerjasama dengan tentara pendudukan. Bila dibandingkan de- ngan
tindakan Saddam yang dituduh membantai penduduk Dujail, yang jumlahnya 148
orang, tak sebanding dengan jumlah pembantaian yang dilakukan oleh tentara p
endudukan di Falujjah dan tempat-tempat lainnya, termasuk penyiksaan yang
dilakukan di penjara Abu Ghuraib.
Dalam pernyataannya yang dibacakan salah
satu juru bicara Hamas, Fawzi Barhum, menegaskan Hamas mengutuk keputusan hakim
yang menghukum Saddam dengan hukuman gantung. “Tindakan hukuman gantung
terhadap Saddam adalah tindakan yang sangat tidak adil”, tegasnya. Saddam
Husien pernah memberikan bantuan dana yag cukup besar kepada rakyat Palestina,
ketika mereka menghadapi agresi militer Israel, akibat melakukan intifadah.
“Rakyat Palestina dan Saddam Hu- sien adalah satu tubuh”, tambah Fauzi.
Sementara itu, Louise Arbour ̧ pejabat UN
Human Right, keputusan pengadilan Iraq, yang memutuskan hukuman gantung
terhadap Saddam Husien, sebagai kejahatan, yang tidak dapat diterima oleh
moral. “Kami tidak dapat menerima keputusan pengadilan yang sangat bertentangan
dengan nilai keadilan”, tegasnya.
Iraq menuju kehancuran total. Akibat
persekongkolan antara kekuatan lokal dengan penguasa pendudukan, yang berencana
menghancur-leburkan Iraq, dan menjadikan wilayah itu sebagai jajahan mereka
dengan cara mengadu domba di antara mereka. Tapi, mereka seakan tidak
menyadari, dan bersedia menjadi alat penjajah yang sangat kejam.Wallahu ‘alam. [Mashadi]
Pengakuan tentara amerika menjelang detik-detik
eksekusi saddam husein
( presiden irak )
Pemirsa sekalian, jika kita flashback
beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun 2003, tentunya kita akan tahu sebuah
kekuatan besar di timur tengah.
Adalah negara Irak, sebuah negara kaya
minyak dan dipimpin oleh seorang presiden yang bisa dibilang otoriter , dialah
Saddam Husein.
Kekuasaan rezim Saddam Husein harus
berakhir tatkala tentara Amerika dan sekutunya menginvasi negara 1001 malam
tersebut.
Tentara terkuat dan sebagai backing
pemerintah Garda Republik harus kocar-kacir dibombardir tentara sekutu yang
dipimpin Amerika.
Mereka dipaksa menyerah dan harus mengakui
kedigdayaan Amerika.
Saddam pun harus melarikan diri dan menjadi
buron internasional.
Setelah Saddam diburu berbulan-bulan ,
akhirnya Saddam tertangkap dekat kampung kelahirannya.
Saddam pun harus menjalani hukuman , karena
ditetapkan sebagai penjahat perang oleh dunia Internasional.
Oleh karena itu Saddam pun dihadiahi tiang
gantungan untuk menebus kejahatan perang yang telah dilakukannya.
Ternyata , tidak banyak yang diketahui
publik tentang eksekusi mati tersebut.
Kini anda akan segera tahu cerita tentang
detik-detik sebelum Saddam Husein dieksekusi.
Dari pengakuan seorang tentara Amerika yang
juga tergabung sebagai tim eksekutor ada pengakuan yang mengejutkan dari sang
penguasa timur tengah ini.
Adalah sebuah surat kabar Iris Yordania
yang melaporkan pertama kali berita tersebut.Diberitakan surat kabar
tersebut seorang tentara Amerika membenarkan bahwa mantan presiden Saddam
Hussein terlihat tersenyum sebelum pelaksanaan hukuman mati terhadapnya
dilakukan.
Surat kabar Iris Yordan telah mendapatkan
sejumlah pesan media AS yang dikirimkan
oleh seorang tentara AS kepada istrinya yang menggambarkan saat-saat terakhir
dalam kehidupan mantan Presiden Irak Saddam Hussein.
Tentara AS tersebut menggambarkan , pada
saat akan dilakukan pelaksanaan eksekusi mati terhadap Presiden Saddam Hussein,
tentara Amerika itu melihat Saddam lebih dekat dengan keajaiban dan tersenyum
dalam menghadapi kematiannya.
Surat kabar itu menambahkan, mengutip
perkataan tentara Amerika tersebut yang
mengatakan:
“Saddam
tersenyum setelah pengucapan kesaksiannya sebelum eksekusi, terus tersenyum
sampai dia meninggal, hal ini
menunjukkan
bahwa Saddam seperti sedang melihat sesuatu yang membuat hatinya senang dan
karena itu mengulang pengucapan kalimat syahadatnya lebih dari sekali sampai
dia meninggal.”
Sebagian dari apa yang
dinyatakan dalam surat itu, menurut surat kabar Yordania adalah:
“Saddam
terlihat tegar, sementara para
eksekutornya
terlihat takut, beberapa dari mereka gemetar ketakutan dan yang lainnya untuk
menutupi ketakutan menutup wajahnya dengan penutup wajah menyembunyikan
kepanikan mereka. Saya hampir keluar dari ruang eksekusi,
ketika saya
melihat Saddam tersenyum setelah dia mengatakan simbol kaum muslimin (Laa Ilaha
Illallah Muhammad Rasulullah/tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah
utusan Allah)
” Saya berkata
pada diriku sendiri, tampaknya tempat ini penuh dengan bahan peledak yang
terkunci dalam eksekusi. Ini adalah kesimpulan yang normal. Hal ini tidak
terbayangkan bahwa seseorang tertawa beberapa detik sebelum eksekusi
terhadapnyadilakukan.Saya yakinkan Anda bahwa dia (Saddam) tersenyum
seperti ia melihat sesuatu yang tiba- tiba muncul di depan matanya .. kemudian
ia mengulangi simbol kekuatan umat Islam dan sejenisnya mungkin kejadian ini
mempunyai pesan moral yang kuat .. Percayalah, aku telah
melihat
sesuatu!” tegas tentara AS tersebut.
Sekilas tentang Saddam Husein,
Saddam Hussein Abd al-Majid al-Tikriti (
Arab :
ﺻﺪﺍﻡ ﺣﺴﻴﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﺍﻟﺘﻜﺮﻳﺘﻲ Saddām
Husayn Aabdu-Al-majīd al-tikrītī[1]; lahir
di Al-Awja, Irak , 28 April 1937 – meninggal di
Kadhimiya , Irak , 30 Desember 2006 pada
umur 69 tahun) adalah Presiden Irak pada periode 16 Juli 1979 hingga 9 April
2003 , ketika tertangkap oleh pasukan koalisi saat
menginvasi Irak pada tahun 2003.
Sebagai pemimpin Irak dan ketua Partai
Ba’ath , ia mengambil kebijakan pan-Arabisme sekuler, modernisasi ekonomi, dan
sosialisme Arab.
Saddam memainkan peranan penting dalam
kudeta 1968 yang membuat partainya lama berkuasa di negara itu.
Sebagai wakil presiden di bawah sepupunya,
Jenderal Ahmed Hassan al-Bakr yang lemah, Saddam memegang kekuasaan penuh
terhadap konflik antara pemerintah dan angkatan bersenjata dengan membentuk
pasukan keamanan yang menindas dan mengukuhkan wibawanya terhadap aparat
pemerintahan.
Sebagai presiden, Saddam menciptakan
pemerintahan yang otoriter dan
mempertahankan kekuasaannya melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang
Teluk (1991). Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan
hak asasi manusia . Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang
dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok
etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom .
Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang
populer di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika
Serikat, sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan
perasaan curiga,
khususnya setelah Perang Teluk 1991.
Saddam digulingkan dalam invasi Irak 2003
yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan
ditangkap oleh pasukan-pasukan AS pada 13
Desember 2003.
Pada 5 November 2006 Hakim Ketua Rauf
Rasheed Abdel Rahman menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung kepadanya
atas kejahatan terhadap
umat manusia .
Pada 26 Desember 2006 , Mahkamah Agung
Irak menyatakan untuk segera melaksanakan
vonis yang telah dijatuhkan. Pada 30 Desember 2006, Saddam dieksekusi.
Kini, kondisi Irak justru lebih parah
karena ada perang saudara antara pemerintah yang sah ( boneka Amerika ) dengan
pemberontak yang menamakan dirinya ISIS yang ingin menjadikan negara Irak
sebagai pusat kekhalifahan.
Library : voa-islam
Sekarang
Jelas Sudah, Mantan Wakil Pm Inggris Akui Invasi Oleh George W Bush Dan
Blair
Ke Irak Ilegal !
11 Minggu, 10 Juli 2016
Mantan wakil perdana menteri Inggris John
Prescott mengakui bahwa invasi Irak oleh tentara mereka tahun 2003 merupakan
pelanggaran hukum internasional. Prescott mengecam PM Inggris saat itu, Tony
Blair, yang hanya manut pada Presiden Amerika Serikat George W Bush.
Diberitakan Reuters, Sabtu (9/6), komentar
Prescott ini disampaikan menyusul hasil penyelidikan selama tujuh tahun pada
Rabu lalu yang menunjukkan bahwa seluruh pembenaran, perencanaan dan penanganan
perang Irak oleh Blair penuh kesalahan.
Blair dan Bush saat itu mengatakan invasi
dilakukan demi mencegah ambisi Saddam Hussein mengembangkan senjata pemusnah
massal dan menghancurkan pemerintahannya yang pro-teroris. Usai invasi
tersebut, tidak ditemukan sama sekali senjata pemusnah massal di Irak.
Sebelumnya, AS juga menginvasi Afghanistan, menyusul serangan 9/11.
Delapan bulan sebelum invasi 2003, Blair
mengatakan kepada Bush "Saya bersama Anda, apa pun itu". Menurut
hasil penyelidikan, Blair mengirim 45 ribu tentara Inggris ke pertempuran tanpa
sama sekali melalui opsi perdamaian terlebih dulu.
Prescott dalam tulisannya di koran Sunday
Mirror, mengatakan saat ini dia mengubah pandangannya soal legalitas perang
tersebut. Dia juga mengkritik Blair karena mencegah menteri-menterinya
mendiskusikan sebelumnya apakah perang itu layak dilakukan.
"Tahun 2004, Sekretaris Jenderal Kofi
Annan mengatakan karena perubahan rezim sebagai tujuan utama perang Irak, maka
tindakan itu ilegal. Dengan kesedihan dan kemarahan besar, saya sekarang
percaya dia benar," kata Prescott.
"Saya kini hidup dengan ikut
menanggung beban membuat keputusan berperang dan konsekuensinya yang membuat
malapetaka," kata Prescott.
Banyak warga Inggris ingin Blair diadili
secara kriminal akibat tindakannya tersebut. Perang Irak telah menewaskan 179
tentara Inggris dan lebih dari 150 ribu warga sipil Irak selama enam
tahun.(dtk)
Keluarga Korban Perang Irak di Inggris
Caci-maki Tony Balir
FAREHAM – Ibu dari korban perang Irak
menuntut mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, disidang atas
kesalahannya. Perempuan asal Fareham di Hampshire, Kerajaan Inggris, itu bahkan
menyebut Tony Blair sebagai ular, belut licin, dan penipu ulung.
“Saya tidak percaya satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia hanya seekor ular, belut licin,” tuturnya, seperti dilansir Portsmouth, Sabtu (9/7/2016).
Rasa tidak percaya Sally Veck kepada sang politikus sudah lama terpendam sejak kematian putrinya, Private Eleanor Dlugosz, di usia 19 tahun akibat ledakan di Irak. Dlugosz berprofesi sebagai tentara Inggris, dan itulah cita-citanya.
“Saya tidak percaya satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia hanya seekor ular, belut licin,” tuturnya, seperti dilansir Portsmouth, Sabtu (9/7/2016).
Rasa tidak percaya Sally Veck kepada sang politikus sudah lama terpendam sejak kematian putrinya, Private Eleanor Dlugosz, di usia 19 tahun akibat ledakan di Irak. Dlugosz berprofesi sebagai tentara Inggris, dan itulah cita-citanya.
Namun perasaan
tersebut akhirnya baru bisa diluapkan setelah laporan Chilcot tentang kecacatan
informasi intelijen Inggris terkuak ke publik. Laporan itu menyalahkan
keputusan Blair dalam menginvasi Irak.
“Dia (Tony Blair) bukan siapa-siapa. Dia pikir ini negaranya dan dia yang berkuasa di sini. Dia menolak saran dari orang lain dan melakukan semaunya. Harga yang harus dia bayar terlalu tinggi,” ucap Veck menanggapi permohonan maaf Blair kepada publik.
Sebelumnya, Blair mengadakan konferensi pers terkait laporan Chilcot. Dia mengaku menyesal atas invasinya ke Irak. Di samping itu, Blair meminta publik untuk memahami situasinya saat itu dan menghargai keputusannya.
“Saya bisa menyesali kekeliruan saya, dan saya menyesali banyak hal terkait (invasi ke Irak) itu. Tapi saya percaya, tidak hanya saat itu kami bertindak dengan maksud yang baik. Tapi saat itu, saya yakin invasi adalah jalan terbaik. Berlaku sebaliknya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Saya bisa jadi salah soal itu,” ujar Blair menyatakan pembelaannya kepada BBC.
Ia melanjutkan, “Saya mengerti orang-orang masih tidak setuju dengan saya, tapi setidaknya tolong hormati argumen yang saya bacakan, seperti saya juga menghormati posisi Anda.”
“Dia (Tony Blair) bukan siapa-siapa. Dia pikir ini negaranya dan dia yang berkuasa di sini. Dia menolak saran dari orang lain dan melakukan semaunya. Harga yang harus dia bayar terlalu tinggi,” ucap Veck menanggapi permohonan maaf Blair kepada publik.
Sebelumnya, Blair mengadakan konferensi pers terkait laporan Chilcot. Dia mengaku menyesal atas invasinya ke Irak. Di samping itu, Blair meminta publik untuk memahami situasinya saat itu dan menghargai keputusannya.
“Saya bisa menyesali kekeliruan saya, dan saya menyesali banyak hal terkait (invasi ke Irak) itu. Tapi saya percaya, tidak hanya saat itu kami bertindak dengan maksud yang baik. Tapi saat itu, saya yakin invasi adalah jalan terbaik. Berlaku sebaliknya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Saya bisa jadi salah soal itu,” ujar Blair menyatakan pembelaannya kepada BBC.
Ia melanjutkan, “Saya mengerti orang-orang masih tidak setuju dengan saya, tapi setidaknya tolong hormati argumen yang saya bacakan, seperti saya juga menghormati posisi Anda.”
Eksklusif: Putin Mengintruksikan Militer
Rusia Agar Bersiap Untuk “Perang Dunia 3”. Jenderal
US: Sekarang Kita Mengerti Apa Maksud Ucapan Saddam Hussein, “Anda Akan Membuka
Gerbang Neraka”
Mantan Direktur CIA Sebut Perang Di Irak
Dan Suriah Akan Berlangsung Hingga 20
Tahun Kedepan
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.