Sejarah
Amerika Yang Disembunyikan
Sejalan dengan kemajuan temuan sejarah
kebudayaan manusia didunia, sepertinya tulisan sejarah di buku, maupun otak
kita sejak kecil banyak sekali berubah. Makin banyak sempalan berbagai fakta
baru yang bisa terhubung dengan bermacam-macam kesimpulan sejarah lama,
sehingga perlu banyak sekali perbaikan demi kejujuran… Jadi sedemikian serukah
Sejarah dunia ? Waktu memang senjata ampuh membuka kejujuran di masa lalu.
Sejarah
Budaya Islam di Amerika Tentang Suku Indian Muslim Sebelum Columbus Ternyata
sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu
benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta
yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan
luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus
yang meng-klaim sebagai penemu Amerika.
Fakta yang paling gampang ditemui nama serupa dengan kota suci
umat Islam seperti Mecca di Indiana,
Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina
di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk
26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan
Arva di Ontario Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph Haronia),
Alabama (Alah Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T Allah
Hassee (Tallahassee) , Alhambra, Islamorada dan sekitar 500 nama kota lainnya
berasal dari kata Arab. Masih penasaran?
Distorsi Sejarah Islam Amerika
Sejarah
resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher Columbus-lah yang
menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata tidak
benar. Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di amerika, daratan
yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan
berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat
telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan
penduduk lokal di sana.
Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka
menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian
dari local-genius Amerika.
Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam
sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya
yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh,
dari Preparatory Commitee for
International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to
the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America“.
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan
bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya
lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu
pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 - 961M), kaum
Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra
(Palos) di Spanyol, menembus ’samudra yang gelap dan berkabut’. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang
‘tak dikenal dan aneh’. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru
itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Granada,
benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada
pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam
terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik,
yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition.
Pada
masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan,
karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh
inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam
dalam menghadapi inkusisi itu:
·
Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa
kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
·
Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi
pula apakah memang berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang
Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut
kelompok Marrano.
·
Ketiga, melarikan diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang
dahulunya dinamakan Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran
gelombang kedua di negeri baru itu. Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V (1585-1590).
Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang
menyangkut inkusisi ini :
·
Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539
melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang
dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula itu.
·
Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan disertai
perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut
Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua
sebelum tahun 1543 (dekrit kedua).
Ada banyak literatur yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin
gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu
antara lain:
·
Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan
geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu
Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar
dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan
mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya
dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385]
·
Leo Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang
Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada.
Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang
Indian dari suku Iroquois dan Algonquin. dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu
Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara
berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal)
dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu, betapa luasnya dan
di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan
telah mempergunakan bahasa Arab.
·
Columbus dan
para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra
Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan informasi geografis
dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk
informasi dari buku tulisan Abul
Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak
banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda
Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang trans-atlantik.Kedua kapten Muslim itu adalah
dua bersaudara Martin
Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang
menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk
perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan
perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki
ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan
Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid
(1196-1465). (Thacher, John
Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
·
Para antropologis telah
menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari
prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari
Afrika. (Winters, Clyde
Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
·
Columbus menulis bahwa pada hari
Senin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara
pantai Cuba, Columbus menyaksikan masjid di
atas puncak bukit yang indah. Reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta
tulisan ayat Al Quran telah didapatkan di berbagai tempat seperti Cuba, Mexico,
Texas, dan Nevada. (Thacher,
John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950)
·
Dr. Barry Fell dari Harvard
University menulis bahwa fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan
bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di Benua Baru
dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam
di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan
Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New
Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800. (FellL, Barry: Saga America, New York,
1980] dan GYR,DONALD:
Exploring Rock Art, Santa Barbara, 1989).
Jejak Peninggalan Muslim Amerika
Di
sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam
gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta
Amerika hari ini buatan Rand
McNallydan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di
tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El
Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla,
Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure,
dan La Habra.
Di
bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota
Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington
misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan
Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?)
dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados,
Bahama, dan Nassau.
Di
Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di
Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian
(Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota
besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama
Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia,
Spanyol.
Menurut Dr. Youssef Mroueh,
sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik
di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama
Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika
Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam
telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan
menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari
kata Allah-bamya,
dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse
dari kata Tanasuh.
Dr. Mroueh juga
menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita
seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen
di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang
paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di
Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.
Ketika
Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah
dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang
merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk
asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih
banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara,
berasal dari kata Ikhwana yang
berarti ’saudara’ dalam bahasa Arab.
Guanahani
berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya
menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu
atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21
Oktober 1492 dia melihat reruntuhan masjid dan menaranya lengkap dengan tulisan
ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico, Texas, dan
Nevada.
Perlayaran
melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel
Al-Mazandarani. Kapalnya berangkat dari Tarfay di Maroko pada
zamanSultan Abu-Yacoub
Sidi Youssef (1286 - 1307), penguasa keenam dalam dinasti
Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291.
Menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh
ilmuwan Islam.
Sultan-sultan
dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga
melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab
Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 - 1384) mencatat
berbagai ekpedisi ini dengan cermat. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan
dan keilmuan yang maju di Afrika.
Ekpedisi
perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal
dari Timbuktu. Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat
itu adalah Sultan
Abu Bakari I (1285 - 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312
- 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik
hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan
menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini
berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta
berwarna Piri Re’isi yang
dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I (1517).
Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan
benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara akurat.
Indian dan Umat Islam
Beberapa
nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa
Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah,
Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian
Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang
nama aslinya Sikwoya,
merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel
huruf-huruf (Cherokee
Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan
sebagai nama pohon Redwood yang
tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di
utara San Francisco.
Sequoyah berlainan dengan gambaran
stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung
warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat
selama ini, Sequoyah (lihat gambar) selalu
mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang
mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa,
Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan
Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab
seperti ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.
Orang-orang
Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan
yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh
panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh
Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala
suku Ohiyesa: “In the life
of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily
recognition of the Unseen and the Eternal“.
Di
dalam AlQur’an,
kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata
demi untuk beribadah kepada Allah SWT. Ahli sejarah seni Jerman, Alexander
Von Wuthenau, dalam buku klasiknya “Unexpected
Faces in Ancient America” (1975); serta Ivan Van Sertima dengan
buku “They Came Before
Columbus” (1976) dan juga mengedit buku “African Presence In Early America”
di mana intelektual Perancis abad ke-19 Brasseur de Bourboug di
situ mengungkapkan keberadaan orang-orang Islam di Amerika tengah, yang juga
didukung essei dari P.V. Ramos dalam buku yang sama tentang
keberadaan “Mohemmedans”
di Karibia (Carib) yang dijumpai Columbus.
Beberapa
literature lainnya yang bisa ditelusuri tentang hal yang sama antara lain dari
ahli arkeologi dan linguis Howard Barraclough (Barry) Fell berjudul
“Saga America”
(1980); Colin Taylor(editor) “The
Native Americans” (1991); dan orientalis Inggris De Lacy
O’Leary yang menulis “Arabic
Thought and It’s Place In Western History” (1992).
Salah
satu buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karya Gavin
Menzies, seorang bekas pelaut & mantan komandan kapal
selam Kerajaan Laut Inggris, yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan
adanya peta empat buah pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan
ditandatangani oleh Zuane
Pissigano, kartografer dari Venesia. Peta ini berarti dibuat 68
tahun sebelum Columbus mendarat di Amerika.
Dua
pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puerto Rico dan
Guadalupe. Menzies juga
mengemukakan bahwa Laksamana
Zheng He (Ceng Ho), seorang Pejabat Kekaisaran Cina Muslim,
telah mendarat di Amerika pada tahun 1421, 71 tahun lebih awal ketimbang
Columbus. Lima abad sebelumnya, Khaskhas
Ibn Saeed Ibn Aswad pun telah menjejakkan kaki di Amerika.
Jelas, penemu Amerika sama sekali bukan Colombus, tetapi para pionir pelayaran
dunia, yakni pelaut-pelaut Islam yang ulung.
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.