Kisah Dracula Sebenar
Kisah Dracula dan Muhammad Al Fatih ini Akan Membuka
Mata Dunia Tentang Sosok Vampir Tersebut
Dracula yang kita kenal lewat
film-film selalu digambarkan sebagai pria ganteng yang dikelilingi wanita
cantik dan doyan menghisap darah. Ia juga sangat kuat dan bisa bertransformasi
menjadi kelelawar untuk berburu mangsa di malam gelap. Air suci, peluru perak
dan bawang putih adalah hal yang paling dibencinya. Selama ini, Dracula
dianggap hanya sebagai cerita karangan saja yang didramatisir dengan
kepentingan komersil. Namun, fakta sebenarnya sosok Drakula ini sebenarnya
memang ada.
Dracula
adalah nama seorang pria bernama asli Vlad III asal Rumania. Pria ini merupakan
putra dari pemimpin sebuah daerah bernama Wallachia, Rumania, yang bernama Vlad
II. Julukan Dracula milik Vladd III sendiri berasal dari kata Draco-ae. Draco
adalah nama klannya dan sebutan “ae” adalah prefiks yang memiliki maksud “putra
dari”. Nama ini kemudian diserapkan menjadi Dracula.
Kisah Dracula banyak diplintir,
termasuk dalam film Hollywood berjudul Dracula Untold. Di Film tersebut, sosok
Mehmet II atau Muhammad Al Fatih digambarkan sangat bengis. Padahal menurut
sejarah justru Dracula yang kejamnya luar biasa. Berikut adalah kisah
pertempuran keduanya yang akan membuka mata dunia tentang sosok Dracula.
1.
Wallachia Dikuasai
Kesultanan Turki Ustmani
Penaklukkan Konstantinopel
adalah raihan prestasi besar umat Islam di masa lampau. Sudah berabad-abad
sejak pertama kali perang merebut kota penting ini di zaman Khalifah Muawiyah
di tahun 44 Hijriah. Baru pada masa Muhammad Al Fatih, kota ini berhasil
dikuasai sepenuhnya di tahun sekitar 824 Hijriah.
Penaklukkan
ini pun berimbas luas, hingga menyentuh daratan Eropa, termasuk Wallachia yang
ada di Rumania. Menurut sejarah, Wallachia tidak pernah diserang, namun antara
kedua pemimpin, Vlad II dan Sultan Al Fatih sepakat untuk membuat sebuah
perjanjian. Intinya tempat ini masuk dalam kekuasaan Islam, dan Wallachia harus
memberikan jizyah atau semacam pajak.
2.
Perjanjian Vlad II dan
Sultan Al Fatih
Selain soal jizyah, Sultan Al
Fatih membuat sebuah kesepakatan cerdas agar daerah ini tidak bisa mudah lepas
atau memberontak. Ya, sultan meminta dua anak Vlad II untuk dikirim ke
Konstantinopel untuk belajar Islam. Kedua anak Vlad II ini bernama Vlad III
atau Dracula dan Radu Cel Frumos.
Kedua
pemuda ini pun dikirim ke Konstantinopel dan jadi orang hebat. Radu bahkan
menjadi seorang Muslim yang kemudian diangkat sebagai panglima perang. Vlad III
masih tetap pada agama aslinya. Bahkan ia makin membenci Islam dan Kesultanan
Turki seperti yang didoktrinkan ayahnya sejak kecil.
3.
Rencana Busuk Dracula
Dracula memiliki impian, suatu
ketika ia akan jadi pemimpin tertinggi di Wallachia dan ganti menyerang Islam.
Siapa yang menyangka jika cita-cita ini menunjukkan titik terang. Diceritakan
jika Vlad II dikudeta dan mati. Untuk mengisi kekosongan pemimpin, maka
dikirimlah Vladd III atau Dracula untuk menggantikan posisi ayahnya.
Sebelum
hal tersebut terjadi, pasukan Turki Ustmani berjibaku dengan pihak pengkudeta.
Hingga pada akhirnya berhasil ditumpas dan Dracula pun menjabat. Alih-alih
berterima kasih, Vlad III pun justru merencanakan untuk menghancurkan balik
umat Islam.
4.
Penghinaan Dracula
Menyebabkan Kemarahan Sultan
Setelah Vlad III menjabat,
seperti yang seharusnya, Sultan mengirim utusan untuk menagih jizyah atau
pajak. Alih-alih dibayar, Dracula justru membunuh utusan ini dengan sangat
kejam. Ia memaku kepala sang utusan gara-gara ia tak mau melepas surbannya.
Berita ini diketahui sultan dan membuatnya khawatir.
Sultan
pun mengutus sekitar seribu orang untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tak
disangka, kesemuanya justru berakhir tragis. Dracula yang sebelumnya belajar
tentang militer Islam, memanfaatkan kemampuan tersebut untuk menumpas pasukan
yang dikirim Sultan Muhammad Al Fatih. Ngerinya, semuanya dibantai dengan cara
paling sadis. Para pasukan Muslim ini ditusuk dengan kayu besar dari belakang
sampai tembus ke atas. Gara-gara kekejaman ini Dracula mendapatkan sebutan The
Impaler atau Sang Penyula.
5.
Strategi Sultan Menaklukkan
Drakula
Butuh srigala untuk menaklukkan
srigala, Sultan Al Fatih yang masih shock dengan kematian seribu pasukannya,
merencanakan penyerangan sekali lagi untuk menumpas Dracula. Akhirnya
dikirimlah Radu yang merupakan saudara dari Vlad III. Peperangan ini sangat tidak
mudah, namun Radu setidaknya sangat memahami daerah kelahirannya tersebut.
Sang panglima yang
sudah Muslim ini pun melakukan penyerangan ke benteng Catate Poenari, tempat
Dracula bersembunyi. Tempatnya yang tinggi sangat menyulitkan Radu. Namun, pada
akhirnya penyerangan ini berhasil. Dracula kabur ke Hungaria dan berlindung di
bawah ketiak pria yang sebelumnya telah melakukan kudeta dan membunuh ayahnya.
Namun, pada akhirnya kepala Dracula berhasil ditebas oleh pasukan Turki Ustmani
pada suatu perang.
Demikianlah sejarah asli dari Dracula
yang populer itu. Sosok ini memang ada dan juga menghisap darah. Ya, darah kaum
Muslim yang dibantainya dengan cara yang sangat-sangat jahanam. Meskipun sangat
kejam, namun di negara asalnya sosok Dracula atau Vlad III ini justru disanjung
dan dipuji bak pahlawan negara. Deretan film-film juga seakan memelintir
kebenaran ini dan membuat dunia terkecoh akan sosok Dracula sebenarnya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.