BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN (POPs)
Bahan-bahan
pencemar organik persisten adalah sejumlah bahan pencemar kimia beracun. Tanpa
disadari, bahan-bahan itu kemungkinan berada disekitar kita. Sifatnya tidak
mudah terurai (persisten) melalui proses kimia, fisika dan biologi, dan
cenderung berakumulasi pada jaringan lemak manusia, hewan dan tumbuhan hingga
bertahun-tahun. Bahan-bahan tersebut memang bukan produk alamiah, melainkan
tercipta sebagai produk sampingan dan aktivitas industri, [...]
Bahan-bahan
pencemar organik persisten adalah sejumlah bahan pencemar kimia beracun. Tanpa
disadari, bahan-bahan itu kemungkinan berada disekitar kita. Sifatnya tidak
mudah terurai (persisten) melalui proses kimia, fisika dan biologi, dan
cenderung berakumulasi pada jaringan lemak manusia, hewan dan tumbuhan hingga
bertahun-tahun. Bahan-bahan tersebut memang bukan produk alamiah, melainkan
tercipta sebagai produk sampingan dan aktivitas
industri, pertanian dan sebagainya. Selain itu, bahan-bahan ini mudah menyebar
sehingga udara, air bersih tanah, pangan dan minuman bahkan tubuh manusia
terkontaminasi.
Ada 12 bahan pencemar organik yang presisten yang disadari atau
tidak akrab dengan kehidupan sehari-hari, yakni:
- Aldrin, berupa pestisida yang dipakai
untuk membunuh rayap, belalang, cacing, serta hama serangga lainnya.
- Chlordane yakni pestisida yang dipakai
secara luas untuk mengendalikan rayap dan serangga dengan spektrum luas
terutama di bidang pertanian.
- DDT yakni pestisida yang
paling terkenal karena banyak dipakai untuk melindungi masyarakat
dan hewan penyebab penyakit malaria dan penyakit lainnya.
- Dieldrin, berupa pestisida yang dipakai
untuk mengendalikan rayap dan hama tekstil. Tapi juga kerap dipakai untuk
mengendalikan serangga penyebab penyakit dan untuk pertanian.
- Endrin, yakni pestisida untuk
serangga yang disemprotkan pada dawn tanaman Werti kapas dan butir padi.
Racun ini juga dipakai untuk membunuh tikus dan hewan pengerat lainnya.
- Heptachlor yakni pestisida yang dipakai
untuk membunuh serangga tanah, rayap, serangga kapas, belalang, hama
tanaman lainnya, nyamuk penyebab malaria.
- Mirex yakni pestisida membunuh
serangga terutama jenis semut, rayap. Tapi juga dipakai untuk bahan
pemadam api.
- Toxphene, atau disebut juga
"Camphechlor" adalah pestisida yang dipakai untuk melindungi
tanaman kapas, padi, buah, kacang dan sayuran dan serangan hama kutu dan
tungau.
- HCB (Hexachlorbenzene), yakni
bahan pembasmi jamur yang mempengaruhi makanan hasil pertanian. Bahan ini
juga merupakan hasil samping dari produksi bahan kimia tertentu dan dari
proses yang menghasilkan dioksin dan furans.
- PCB (Polychlorinated
Biphenyl), dalam industri bahan ini dipakai sebagai penyangga panas
seperti pada trafo, bahan tambahan pada cat, kertas carbon, penutup
(sealants) dan plastik
- Dioxins yakni bahan kimia yang
dihasilkan tanpa sengaja dalam pembakaran yang tidak sempurna dalam proses
pembuatan pestisida atau bahan kimia lain seperti pada industri kertas,
plastik, bubur kayu, bahan pemutih, Senyawa ini juga dihasilkan pula dari
asap, mobil, tembakau, kayu, dan sebagainya.
- Furans, yakni bahan kimia yang dihasilkan tanpa sengaja dad proses yang sama dengan yang mengeluarkan fioksin. Bahan ini ditemukan dalam campuran PCB yang diperdagangkan.
Bahayanya
Dari beberapa studi tentang residu dan dampak bahan kimia
POPs bagi makhluk hidup ditemukan indikasi bahaya yang dapat mengancam
kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Ancaman bagi manusia antara lain,
gangguan terhadap sistem reproduksi (kemandulan), penurunan kekebalan tubuh
pada bayi dan anak-anak, kelainan fisik dan mental, memicu kanker, gangguan
pada fungsi organ tubuh seperti hati, paru-paru, ginjal, tiroid, sistem hormon
endokrin, dan organ reproduksi. Kontaminasi POPs pada Ingkungan menyebabkan
punahnya species tertentu, penurunan populasi burung-burung dan sebagainya.
See more at:
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.