Total Pageviews

Sunday 5 January 2020

Kisah pemuda Istimewa Uwais Al Qarni

Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda Istimewa




Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang.

Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh.

Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar.

Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.

“Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang.

Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu.

Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.


“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan. Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.” Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta.

Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.

Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Itulah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais. Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.” “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)

Uwais Al Qarni pergi ke Madinah Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya.

Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya. Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas pulang.”

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi.

Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi.

Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu.

Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada orang ibunya, adalah penghuni langit.

Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para sahabat terpegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat.

Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib.

Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari?

Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia? Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka.

Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota.

Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al Qarni. Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit.

Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu.

Akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar.

Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah.

Anehnya, pada saat dia akan di mandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin memandikannya.

Dan ketika di bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu untuk mengafaninya.

Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai.

Ketika usungan dibawa ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.   

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.

Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta?

Tapi, ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.

Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.” Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar kemana-mana.

Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni.

Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia.

Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi, bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit. Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).


M. Haromain, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri; Berdomisili di Pondok Pesantren Nurun ala Nur Bogangan Utara Wonosobo












_______________________________________________________________




Maka amatlah merugi mereka mereka yang telah menghinanya dengan mengatakannya gila, busuk, miskin hina, hitam, rimas dengannya, merugi juga wanita wanita yang tidak mau berkahwin dengannya, juga pada kalangan mereka mereka yang tidak senang dengannya, lebih buruk lagi apabila mereka membencinya atau memfitnahnya atau melakukan apa apa yang menyinggung hati dan perasaannya, kerana Hussein tergolong dalam manusia yang dicintai Allah dan penduduk langit dan juga kerana kamu jelas tidak beriman malah kamu melanggar  49:11 Hai orang orang yang beriman, janganlah kaum laki laki menghinakan kaum laki laki (yang lain), kerana boleh jadi kaum yang dihinakan itu, lebih baik dari kaum yang menghinakan dan jangan pula kaum perempuan (menghinakan) kaum perempuan (yang lain), kerana boleh jadi perempuan yang dihinakan itu, lebih baik dari perempuan yang menghinakan. Janganlah kamu cela mencela sesama kamu dan jangan pula panggil memanggil dengan gelaran (yang tidak baik). Seburuk buruk nama ialah pasik sesudah beriman. Barang siapa yang tiada bertaubat, maka mereka itulah orang yang aniaya.

 

Drama 'Insan Terpilih', Husein jadi sebutan... “kutip beras bagi semut makan, cuci tandas surau guna berus gigi...!”

Khamis, 12 September 2019

 

https://www.mstar.com.my/xpose/addin/2019/09/12/husein-orang-gila

 

BARU-BARU ini sebuah telefilem berjudul Insan Terpilih disiarkan di TV3 yang mengisahkan mengenai seorang lelaki bernama Firdaus lakonan Syazwan Zulkifly cukup menyentuh perasaan penonton sehingga menjadi bualan hangat dalam kalangan warganet.

Ramai terkesan dengan lakonan Syazwan sebagai seorang lelaki kurang siuman, selain berasa kasihan dengan kisah hidup lelaki itu yang sering dihina penduduk kampung kerana fizikalnya yang kotor dan berbau busuk.

Bagaimanapun watak tersebut dikatakan berdasarkan kisah sebenar mengenai seorang lelaki bernama Husein atau lebih dikenali sebagai Husein Si Orang Gila yang menjadi sering diperkatakan dalam kalangan penduduk di Klang, Selangor.

Sehingga ke hari ini jemaah tetap mendoakan Husein dan merindui kehadirannya di surau. 

Kematian yang dicemburui, ketika dimandikan sifat sebenar Husein ditunjukkan Allah

Sehingga hari ini nama Husein menjadi sebutan walaupun lelaki itu sudah meninggal dunia dan kematiannya sangat dirasai.

Malah ketika jenazahnya dimandikan, tiga tukang mandi jenazah bertukar kerana tidak sanggup akibat menggigil, menangis serta sebak melihat Allahyarham.

Bukan kerana rasa geli atau takut, sebaliknya terpukau dengan wajahnya yang dulu hitam berdaki kini berseri-seri, gigi yang berkarat jadi putih bersinar, bau busuk hilang begitu sahaja.

"Wanginya jenazah Husein sehingga kalah bau haruman atar jemaah pakai. Allahuakbar! Kalian nak tahu, dari zahirnya kita nampak dia kurang siuman, tapi hakikatnya dia bijak, kita lihat dia berdaki, kotor, busuk.

"Zahirnya bila dimandikan kelihatan sifat sebenar Allahyarham. Seminggu surau sunyi sepi, sebulan juga silih berganti imam bertukar-tukar sebab nak mendoakan Husein.

Bayangkan 30 hari setiap kali lepas solat, mesti mendoakan kesejahteraan Husein sampai menitis air mata imam dan jemaah rindukan Husein," cerita jemaah surau.

Husein cuci lantai guna berus gigi, kutip butiran nasi untuk semut

Siapa sebenarnya Husein? Seperti diceritakan oleh salah seorang jemaah sebuah surau, Husein sering ada di surau itu bagi membantu mengutip sampah di atas karpet dan menyimpannya dalam poketnya.

Walaupun pernah diberikan penyapu untuk memudahkan kerjanya, namun Husein tetap mahu mengutip sampah menggunakan tangan kerana ingin mengutip pahala berganda daripada Allah.

"Katanya rugilah dirinya sekiranya pakai penyapu kerana kalau kutip guna tangan 10 kali ganda Allah beri pahala kepadanya," ujarnya.

Kehadiran Husein sangat dirasai oleh jemaah surau berkenaan sehingga kehilangannya secara tiba-tiba menimbulkan pertanyaan.

"Patutlah dah lama tak nampak Husein, rupa-rupanya di dah pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Dia digelar Husein Gila sebab dari zahirnya kita lihat di tak seperti orang biasa atau normal.

Tidak hanya mengutip sampah, Husein juga ringan tulang mencuci bilik air surau menggunakan berus giginya sendiri.

Kata jemaah itu, Husein akan memberus lantai, dinding bilik air dengan bersungguh-sungguh sehinggakan satu bilik air tidak siap dicuci kerana dia menggunakan berus gigi.

Tidak cukup dengan itu, jemaah itu memberitahu antara sikap mulia Husein apabila dia sering mengutip butiran nasi sebelum diletakkan di  lantai untuk memberi makan kepada semut.

"Jika kami berikan dia berus menyental dia tetap tidak mahu dan ingin menggunakan berus giginya sendiri.

"Apabila ditanya, katanya rugilah kalau dia pakai berus lantai sebab sekejap dah siap. Kalau pakai berus gigi malam baru siap dan setiap waktu yang berlalu mencuci bilik air Allah akan berinya hadiah yang banyak.

"Astaghfirullahalazim. Orang bagi duit dia tidak mahu kerana katanya dia ada tangan, ada kaki boleh jalan cari makanan orang buang, membazir berdosa. Dia tak perlukan duit. Dia beritahu hanya makan untuk hidup dan bersihkan surau... Subhanallah!," cerita jemaah itu.

Terpegun kemerduan Husein laung azan, pernah belajar di sekolah pondok 

Pernah suatu hari, muazin surau lambat tiba untuk azan solat Maghrib dan Husein menawarkan diri untuk mengalunkan azan dan saat itu imam serta jemaah menitiskan air mata.

Mana tidaknya, azan yang dialunkan Husein cukup sempurna sehingga menimbulkan keinsafan dalam diri jemaah yang mendengarnya.

"Imam bertanya pada Husein "Pandai kau azan ya?" Jawabnya, "Memanglah pandai dah hari-hari aku kat sini, solat je tak wajib. Aku solat tapi cara aku la. Allah tak wajibkan aku. Korang pun tak suka aku, semua duduk jauh-jauh"... kemudian dia ketawa," imbaunya lagi.

Menyingkap kisah sebenar tentang Husein, jemaah itu memberitahu lelaki itu sebenarnya seorang pelajar di sebuah sekolah pondok namun menjadi mangsa dera ibu tiri dan bapanya sehingga dia tertekan dan mula merayau tidak tentu arah.

Tambah jemaah itu lagi, kisah Husein boleh dijadikan iktibar kepada kita yang masih hidup dan mencari kesempurnaan di dunia persinggahan sementara ini.

"Allah pandang nawaitu kita, hati kita, ketulusan dan keikhlasan serta keimanan, ketaqwaan, keislaman, ketaatan dan kesetiaan kita... Bukan pada rupa, warna kulit, status, harta, pangkat, darjat dan kepuraan zahir dan batin.

"Kisah Husein ini boleh kita ambil untuk muhasabah diri sendiri agar segera sedar daripada khayalan yang samar dan kembali kepada janji kita yang nyata kepada Allah yang Haq," katanya.

 

https://www.mstar.com.my/xpose/addin/2019/09/12/husein-orang-gila

 

..







No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.