Total Pageviews

Sunday, 5 January 2020

Senjata Biologi ?




Alasan-alasan Virus Corona Berasal dari Lab Senjata Biologi China di Wuhan yang Bocor




Terkini.id, Jakarta – Sebuah kabar menyebutkan bahwa virus Corona yang mematikan itu terkait dengan pengembangan senjata biologi yang tengah dikembangkan oleh China.

Laporan-laporan menyebutkan, China memang telah membangun sebuah laboratorium tercanggih, yakni Wuhan National Biosafety Laboratory. Lab tersebut dibuka pada Januari 2018.

Demi mewujudkan tujuannya, Laboratorium itu disebut sebagai satu-satunya lab yang yang dibolehkan oleh pemerintah China untuk bekerja memanfaatkan virus-virus paling mematikan di dunia.

Mantan intelijen militer Israel, Dany Shoham, mengungkapkan bahwa institut tersebut berkaitan dengan program pembuatan senjata biologi oleh Beijing.

“Laboratorium tertentu di institut tersebut mungkin telah berkaitan dengan pengembangan senjata biologi.”

Ahli yang mempelajari senjata biologi China tersebut juga mengatakan proyek tersebut termasuk bagian dari riset militer dan tentunya sangat ditutupi.

Sebelumnya di tahun 2017, ilmuwan telah memperingatkan jika virus mirip SARS dapat melarikan diri dari laboratorium tersebut.

Kini, sepertinya ketakutan ilmuwan tersebut telah menjadi kenyataan.

Berjumlah 5-7 biolabs, laboratorium tersebut dirancang untuk membuat keamanan maksimum di Wuhan pada tahun 2017, dengan tujuan mempelajari virus paling mematikan di dunia, termasuk di antaranya Ebola hingga SARS.

Lokasi laboratorium senjata biologis tempat virus SARS dipelajari tersebut berdekatan dengan pasar hewan Wuahan
Dilansir dari Daily Mail, Tim Trevan, konsultan keamanan biologis Maryland mengatakan, ia khawatir kebudayaan China dapat menyebabkan institut tersebut menjadi tidak aman.

Hal ini karena China selalu terkesan menutupi informasi milik mereka, dan hal tersebut dapat menyebabkan kerugian.

Laboratorium ini dirancang dengan standar biosafety level 4 (BSL 4) yang pertama di China.

Laboratorium ini terletak 32 km dari Pasar Seafood Huanan, tempat perpindahan inang hewan ke inang manusia terjadi pertama kali.

Beberapa pihak bertanya-tanya jika pusat merebaknya kasus tersebut muncul secara kebetulan, tetapi komunitas ilmuwan yakin jika virus tersebut bermutasi dan berpindah ke inang manusia saat terjadi kontak hewan dan manusia.

SARS tercatat merupakan virus level BSL -3.

Namun mikrobiologis Universitas Rutgers, Dr Richard Ebright katakan jika saat ini tidak ada alasan untuk memulai kecurigaan jika fasilitas tersebut memiliki kaitan dengan merebaknya kasus ini.


Prediksi Bill Gates

Sementara itu Bill Gates sebelumnya telah meramalkan pandemi virus yang muncul di China dan dapat membunuh 33 juta orang di seluruh dunia dalam waktu enam bulan pertama.

Dilansir dari The Sun, Bill Gates telah memperingatkan bahwa dunia tengah berada dalam risiko dari patogen super yang menyebar dengan cepat di planet kita.

Tak hanya itu, dia juga mengingatkan bahwa kita harus bersiap untuk ini sebagaimana kita bersiap akan berperang.

Berbicara di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Massachusetts Medical Society, Gates mengatakan dia optimis tetapi ada satu area di dunia yang tidak “membuat banyak kemajuan”.

Dia berkata: “Dan itu kesiapan pandemi.

“Dalam kasus ancaman biologis, rasa urgensi itu kurang.”

“Dunia perlu mempersiapkan pandemi dengan cara yang sama seriusnya seperti mempersiapkan perang.”

Selama konferensi tersebut, miliarder filantropis itu juga meluncurkan sebuah studi mendalam oleh Institute for Disease Modeling yang mengungkapkan seberapa cepat suatu penyakit baru dapat menyebar.

Tak hanya itu, dia juga mengingatkan bahwa kita harus bersiap untuk ini sebagaimana kita bersiap akan berperang.

Video time lapse menjelaskan bagaimana wabah potensial di China kemudian dapat dengan cepat menyebar ke seluruh planet ini, yang akhirnya menewaskan 33 juta orang.

Tahukah Anda bahwa jumlah sebesar 33 juta orang setara dengan seperlima penduduk Jawa.

Menurut proyeksi penduduk Indonesia (2015-2045) dengan dasar hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, jumlah penduduk Indonesia pada 2019 sebanyak 266,91 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, sekitar 150 juta jiwa atau lebih dari 56% berada di Pulau Jawa.



Prediksi Menjadi Kenyataan?

Sekarang satu tahun kemudian, setelah muncul di kota Wuhan di China, dunia dihadapkan dengan virus corona mematikan yang nyata.

Kasus yang dikonfirmasi telah meroket hingga lebih dari 800 di China saja, kata para pejabat.

Vietnam, Singapura, Arab Saudi dan Hong Kong semuanya sekarang telah mengkonfirmasi kasus – bersama dengan AS, Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand.

Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia tadi malam menolak untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat global, dan mengatakan bahwa itu masih ‘terlalu dini.’

Namun, para pejabat mengakui komite itu terbelah hampir 50-50.

Empat kota besar Tiongkok dikurung dengan 20 juta orang di karantina, dengan bukti penularan dari manusia ke manusia.

Para pejabat telah membatasi perjalanan di pusat gempa virus Wuhan, yang merupakan rumah bagi 11 juta, serta tetangga Huanggang, Ezhou dan Lichuan.

Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus korona diturunkan ke manusia dari ular di pasar makanan laut Wuhan.

Michael Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan hampir tiga perempat dari kasus yang dikonfirmasi terjadi pada orang berusia di atas 40, dengan empat dari sepuluh memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.


.






..

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.