Total Pageviews

Saturday, 3 March 2018

Minyak Keruing


Minyak Keruing




Jenis Pemanfaatan yang Bisa Dikembangkan        

Keruing yang merupakan pohon dominan dalam hutan alam hujan tropis basah, selain menghasilkan kayu yang laku diperdagangkan di pasar nasional maupun internasional juga menghasilkan produk non kayu berupa minyak keruing, damar, lemak tengkawang, kapur barus dan tannin.



A. Kayu

Keruing menghasilkan kayu bangunan umum, baik untuk konstruksi menengah maupun berat. Hampir semua jenis kayu keruing mempunyai struktur, warna, kekuatan dan keawetan yang serupa. Oleh sebab itu, semuanya digolongkan ke dalam kelompok kayu perdagangan yang sama, yakni keruing. Meskipun demikian, karena variasi yang tinggi dalam kerapatan kayunya, kadang-kadang keruing dibedakan lagi atas subkelompok keruing ringan, menengah-berat, dan berat. Kayu keruing termasuk kuat (kelas kuat I-II) dan cukup awet (kelas awet III) Jika tidak diawetkan, kayu ini kurang tahan untuk pemakaian yang berhubungan dengan tanah, sehingga umumnya digunakan untuk keperluan interior seperti kusen pintu dan jendela, tiang, tangga, dan panel kayu lainnya. Di samping penggunaannya sebagai panel kayu, keruing juga secara luas dimanfaatkan untuk membuat venir dan kayu lapis. Kayu ini juga cukup baik untuk membuat papan partikel, harbol serta sebagai bahan bubur kayu untuk pembuatan kertas.

Pada pengolahan keseluruhan kayu kruing menjadi kusen pintu sangat baik, dalam pengerjaannya pun sangat mudah dikerjakan dan tidak banyak penyusutan atau pengembangan kayu dalam keadaan kering.Walau bagaimanapun kayu kruing menjadikan alternatif bagi kayu kamper samarinda yang akir-akhir ini harganya cenderung naik Penjelasan yang sedikit tentang kayu kruing membantu bagi yang menggunakan kayu kruing untuk bahan bangunan rumah.


B. Minyak dan Resin

Menurut Boer dan Ella (2001) Dipterocarpus spp. terdiri dari 70 jenis, tersebar dari Srilanka, India, Burma, Thailand, Indo-china, Cina Selatan, Philipina, Malaysia dan lndonesia. Selanjutnya dari jumlah tersebut hanya 20 jenis yang menghasilkan minyak.


Tabel 1  :   Daftar jenis pohon penghasil minyak keruing dari Dipterocarpaceae


No. Nama botanis         Nama local

1.   Dipterocarpus cornutus Keruing gajah
2.   D. crinitus               Keruing bulan
3.   D. haseltii               Keruing bunga
4.   D. kerri                         Keruing gondola
5.   D. grandiflorus        Keruing belimbing
6.   D. turbinatus -
7.   D. tuberculatus -
8.   D. alatus -
9.   D. baudii                 Lagan senduk
10.  D. caudatus            Keruing gasing
11.  D. confertus           Keruing tempurung
12.  D. costatus                   Keruing bukit
13.  D. dyeri                  Keruing daun lebar
14.  D. gracilis               Keruing keladan
15.  D. kunstleri Keruing lagan
16.  D. Palembanicus    Lagan torop
17.  D. sublamellatus     Lagan buih
18.  D. retusus              Keruing gunung
19.  D. validos               Keladan
20.  D. verrucosus         Keruing beras

Sumber : Soerianegara dan Lemmens (1997) keruing (Tabel 1).

Minyak keruing merupakan resin cair dengan nama ilmiah Oleoresin, nama lain adalah balsam, damar minyak atau minyak lagan. Minyak keruing

berbau harum, lengket dan berminyak. Minyak keruing digunakan oleh masyarakat sekitar hutan untuk lampu penerangan (obor), dempul pada kapal kayu dan pelapis untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap air. Selain itu minyak keruing digunakan pula sebagai pernis ruangan dan bahan obat-obatan antara lain sebagai dis-infectant, laxative, diuretic, stimulant ringan dan analgesic liniments.

Minyak keruing diperoleh melalui penyadapan yaitu dengan cara membuat lubang sadap berbentuk segitiga pada batang pohon keruing berdiameter minimal 50 cm dan berada pada ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah. Lubang di buat mengarah pada pusat batang. Pengumpulan minyak dilakukan di dalam lubang pada saat musim hujan (Nopember – Januari), dimana minyak banyak dihasilkan. Sisa minyak yang terdapat di dalam lubang harus dihilangkan dengan cara membakar, sehingga tidak terjadi penyumbatan dan aliran minyak dapat terus berlangsung.


Kesimpulan
1.       Potensi ekonomi keruing tidak hanya terbatas sebagai penghasil kayu, tetapi juga sebagai penghasil minyak keruing.
2.       Keruing pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam produk yang bernilai cukup tinggi dipasaran, oleh industri-industri dibuat menjadi  beraneka macam furniture, kusen, pimtu dan aneka macam kerajinan kayu yang lainnya.
3.       Keruing dibedakan atas subkelompok keruing ringan, menengah-berat,
4.       Minyak keruing merupakan resin cair dengan nama ilmiah Oleoresin,
nama lain adalah balsam, damar minyak atau minyak lagan.
5.       Minyak keruing digunakan oleh masyarakat sekitar hutan untuk lampu penerangan (obor), dempul pada kapal kayu dan pelapis untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap air.




No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.