kekejaman pada Etnis Aborigin
Gbr
1
Merdeka.com - Sebelum kembali memicu ketegangan diplomatik
dengan Indonesia akibat isu hukuman mati WN Australia, Perdana Menteri Tony Abbott pernah membuat blunder di dalam negeri.
Bahkan, selip kata-kata ini dampaknya lebih
merusak popularitas pemimpin Partai Liberal itu karena berkaitan dengan isu
sensitif Aborign.
Jelang
hari jadi Australia pada 2014, ucapan Abbott memicu kemarahan suku Aborigin.
Dia mengatakan pendaratan kapal inggris merupakan "momen
bersejarah yang menentukan bagi benua ini," seperti dilansir The
Australian.
Sekadar informasi, kedatangan kapal pada 1788 adalah permulaan
pendudukan Australia oleh narapidana buangan Inggris. Britania Raya mengklaim
kepemilikan atas benua itu ketika Kapal James Cook mendarat pertama kali pada
1770.
Pernyataan Abbott dianggap menafikan eksistensi suku pribumi
sebelum Inggris datang. Dia pun secara tidak langsung mendukung penjajahan dan
pembantaian Aborigin selama 120 tahun.
Dewan Adat Pribumi Australia memprotes keras pernyataan Abbott
tersebut. Blunder ucapannya segera menjadi tajuk surat kabar dunia.
Skandal Australia menghebohkan dunia, setelah Surat kabar
Independent edisi 24 Mei 1997 menurunkan laporan panjang mengenai bukti
kekejaman kolonialis Inggris terhadap Suku Aborigin. Laporan setebal 700
halaman ini disusun oleh mantan Hakim Agung Sir Ronald Wilson.
Setelah
beberapa tambang emas ditemukan di kawasan Barat Australia
pada 1851, semakin banyak imigran Inggris datang. Pemerintah kolonial
mengkapling tanah untuk pemukiman pendatang. Kebijakan ini kerap bersinggungan
dengan tanah adat Aborigin. Pecahlah konflik berdarah.
Kasus pembantaian pertama, berdasarkan data Ronald, terjadi di
Tasmania pada 1806. Ratusan penduduk pribumi ditembak atau dikeroyok dengan
benda tajam sampai tewas.
Tercatat
pula kasus-kasus pemerkosaan wanita Aborigin yang berdampak pada penularan
penyakit seksual. Jenis-jenis penyakit yang biasa diidap ras kulit putih, tapi mematikan
bagi Aborigin seperti influenza, bisa memicu wabah.
Arsip Kolonial Australia membenarkan sepanjang 1824 hingga 1908,
setidaknya 10 ribu Aborigin tewas terbunuh. Itu di luar kematian wajar atau
sebab-sebab lain. Arsip ini pun mencantumkan, beberapa korban tewas karena
menjadi 'bahan mainan.
..
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.