Amerika
Negeri Muslim Yang Hilang
Beberapa kepala suku Indian juga selalu
mengenakan sorban, di antaranya Kepala Suku Sioux, Chippewa, Yuchi, Iowa, Sauk,
Creek, Kansas, Miami, Potawatomi, Fox, Seminole, dan Winnebago. Sampai
sekarang, foto-foto yang berasal dari tahun 1835 dan 1870 tersebut masih
disimpan dengan rapi di sejumlah museum di Amerika dan juga di arsip nasional.
Columbus sendiri mengetahui bahawa
orang-orang Carib (Caribbean) adalah pengikut Nabi Muhammad Saw. Penduduk asli
benuan besar itu sudah memeluk Islam jauh sebelumColombus menjejakkan kakinya
di sana. Orang-orang Islam dari Pantai Barat Afrika, dan juga armada Cheng Ho,
datang ke benua besar tersebut untuk berdagang, bersosialisasi, dan
berasimilasi dengan penduduk asli. Beda dengan Colombus yang menginjakkan kaki
untuk merampok kekayaan benua besar tersebut.
Para Penjelajah Muslim di Amerika
Catatan yang ada tentang siapa “orang
asing” yang pertama kali menjejakkan kakinya di benya besar ini merujuk kepada
Khashshah bin Said bin Aswad, yang pada tahun 889 masehi telah mendarat di
benua itu. Khashshah merupakan seorang navigator muslim dari Cordoba, Spanyol.
Spanyol di masa itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, bagian dari
Khilafah Bani Umayah II. Dia menyeberangi lautan Atlantik dan mensyiarkan
penduduk asli di benua besar itu hanya terpaut 200-an tahun setelah Rasulullah
SAW wafat.
Selain Khashshah, ada banyak pelaut Muslim
yang juga mencatatkan perjalananya ke benua besar ini antara lain: Abul-Hassan
Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun
1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan Ibn
Battuta (meninggal tahun 1369). Mereka semuanya terlebih dahulu tiba di benua
besar ketimbang Colombus yang baru tiba pada abad ke-15 Masehi.
Dalam bukunya, “The Meadows of Gold and
Quarries of Jewels”, Al-Masudi melaporkan bahawa semasa pemerintahan Khalifah
Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888-912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad
berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik hingga
menemui wilayah yang asing dan disebutnya sebagai Ard-Majhoola. Kemudian beliau
kembali dengan membawa pelbagai barangan yang menakjubkan. Selepas penemuan itu,
banyak pelayaran menuju daratan di seberang Lautan Atlantik dilakukan. Al
Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari
pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga mencatat,
pada masa kekuasaan n Khalifah Abdul Rahman III dari Dinasti Umayyah (929-961
M), ada sejumlah ekspedisi orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar dari
pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol menuju ke barat lautan yang gelap dan
berkabut, yakni Lautan Atlantik. Setelah itu mereka kembali dengan selamat di
Palos dengan membawa banyak barang bernilai hasil berdagang.
Dalam catatan sejarawan Abu Bakr Ibn Umar,
pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang pelaut
dari Granada, Ibn Farrukh, meninggalkan pelabuhan Kadesh pada Februari tahun
999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Canary Island). Ibn
Farrukh mengunjungi Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan pelayarannya ke
barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn
Farrukh kembali ke Sepanyol pada Mei 999.
Pelayaran melintasi Lautan Atlantik yang
berasal dari Maghribi juga dicatat oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali
bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya bertolak dari Tarfayadi Maghribi pada zaman
Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286-1307) raja keenam dalam Dinasti Marinid.
Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Caribbean pada tahun 1291. Menurut Dr.
Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan rujukan oleh para saintis
Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika
barat yang beribukota di Timbuktu juga pernah melakukan pelayaran sehingga ke
benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari
(1300-1384) telah memerincikan eksplorasi geografi ini. Timbuktu yang berada di
tengah-tengah Afrika kini seolah terlupakan, padahal lokasi ini dahulunya
merupakan pusat peradaban, perpustakaan, dan pusat keilmuan yang maju di
Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan baik menuju ke
Timbuktu ataupun bermula dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat akan eksplorasinya
hingga ke benua baru waktu itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285-1312), yakni
saudara Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337), yang telah melakukan dua kali
ekspedisi melintasi Lautan Atlantik sehingga ke Amerika dan menyusuri sungai
Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di
Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi di antara tahun
1309-1312, satu abad sebelum Colombus. Para eksplorasi ini berbahasa Arab. Dua
abad kemudian, penemuan benua Amerika dilukiskan di dalam peta berwarna Piri
Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan
Selim I (1517).
Laksamana Ceng Ho
Laksamana Ceng Ho, seorang pendakwah Islam,
tiba di benua besar ini 70 tahun lebih awal dari Colombus. Armada Ceng Ho
sangat besar, bahkan jika armada Colombus dan Vasco da Gama jika digabungkan
maka mereka semua muat dalam sebagian buritan kapal Ceng Ho.
Mari kita bandingkan, Bartholomeus Diaz,
orang pertama yang melintasi ujung selatan Benua Afrika (Tanjung Harapan),
hanya menggunakan tiga kapal jenis Caravel yang bermuatan 170 orang.
Christopher Columbus, yang memulai pelayarannya 3 Agustus 1492, juga
menggunakan tiga kapal. Total jumlah awak kapalnya cuma 104 orang.
Sedangkan armada Cheng Ho mencapai 357 kapal dengan 27.800 awak. Dari
kesemua kapal, sebanyak 62 di antaranya berukuran raksasa yang disebut jung,
dengan panjang 132 meter dan lebar 54 meter. Luas geladak utama jung yang
berbobot 2.700 metrik ton itu mencapai 4.600 meter persegi. Cukup untuk
menampung seluruh armada kapal Columbus plus Vasco da Gama.
Cheng Ho sendiri memiliki nama arab, yaitu
Haji Mahmud Shams. Beliau lahir tahun 1371 dan wafat tahun 1433. Ceng Ho
melakukan penjelajahan dan dakwah keliling dunia selama 28 tahun, dari tahun
1405 hingga 1433. Kebesaran Ceng Ho merupakan fakta sejarah, namun jika sejarah
resmi dunia hari ini malah membesarkan nama Colombus dan Vasco Da Gama, maka
itu merupakan suatu penggelapan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak menyukai
kegemilangan sejarah Islam.
Colombus, Pembantai Muslim Indian dan Penggunaan Senjata Biologi
Pertama
Colombus merupakan salah seorang penerus
cita-cita Knight Templar. Sejarahnya bisa dirunut dari kisah Grand Master
Biarawan Sion, induk dari Knights of Templar, yang juga sering disebut sebagai
Nautonnier atau The Navigator (Juru Mudi).
Istilah ini terus dipelihara oleh
organisasi-organisasi pewaris Templar selama berabad abad setelah Knights of
Templar dibasmi oleh King Philip le Bell dan Paus Clement V (1307-1314). Walau Grand
Master Templar kala itu, Jacques de Mollay, dihukum mati dengan cara dibakar
hidup-hidup, sesuatu yang lazim dimasa tersebut terhadap seseorang yang dituduh
Gereja telah melakukan heresy (bidah), namun banyak pemerhati sejarah Eropa
abad pertengahan yang meyakini bahwa tidak semua pemimpin atau Raja Eropa
melakukan pembasmian Templar secara serius.
Walau tidak lagi mengenakan jubah Templar,
kelompok ini masih terus bertahan di Eropa dan meluaskan pengaruhnya ke seluruh
dunia hingga sekarang. Pada tahun 1418-1480, René d’Anjou (René dari Anjou,
Rene Sang Budiman) menjadi Grand Master Italia. Bangsawan Yahudi Italia ini
meneruskan kepemimpinan Grand Master sebelumnya, Nicholas Flamel, wafat di
tahun 1418. Dalam tradisi ordo, sebelum seorang Grand Master meninggal maka dia
harus menunjuk penggantinya.
Saat sakit keras, Flamel telah menunjuk
René sebagai penggantinya. luar istana dan berpotensi menjadi sosok pahlawan.
Ia adalah seorang lelaki yang hidupnya diperuntukan bagi masa mendatang,
mengatisipasi pangeran-pangeran Italia di zaman pencerahan (Renaissance). Ia
juga seorang yang rajin menulis, bukunya mencerahkan. Ia merangkai puisi dan
alegori mistis… René juga mendalami tradisi esoteris, dan di istananya ada
seorang ahli astrologi Yahudi, Kabalis, dan ahli fisika bernama Jean de Saint
Rémy, kakek dari Nostradamus.” (Holy Blood Holy Grail, 1982).
Di masa kepemimpinan René inilah, pada
tahun 1451, Cristoforo Colombo atau dalam lidah Inggris disebut sebagai
Christopher Columbus dilahirkan dari pasangan Katolik bernama Dominico Colombo
dan Suzanna Fontanarossa. Columbus lahir di Genoa, sebuah kota pelabuhan Italia
yang cukup ramai.(Bersambung/Rizki Ridyasmara)
.
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.