Saat ini
boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding
ummat-ummat beragama lainnya.
Ummat Yahudi meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai
ekonomi dan politik dunia. Mereka bisa menguasai masjidil Aqsha tanpa
perlawanan berarti dari ummat Islam yang katanya berjumlah 1,2 milyar atau 30
kali lipat lebih banyak dari kaum Yahudi.
Ummat Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang
teknologi dan menguasai negara-negara Islam secara ekonomi dan politik. Mereka
mampu membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal
terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi, bahkan
bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga melewati planet
Saturnus.
Bahkan Amerika Serikat dan
sekutunya mampu menyerang dan menjajah dan membunuh ummat Islam di Afghanistan
dan Irak tanpa perlawanan dari seluruh ummat Islam. Sebagian ummat Islam dengan
semangat “Toleransi” justru bekerjasama dengan AS dan Sekutunya yang sebenarnya
merupakan kafir harbi.
Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh,
dan paling suka bertengkar dengan sesama.
Padahal zaman Nabi, sahabat, dan beberapa generasi sesudahnya
selama 700 tahun ummat Islam begitu maju menguasai dunia. Islam berkibar dari
Ternate, India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania, Bulgaria, Yunani, bahkan
hingga Spanyol.
Ummat Islam mampu mengalahkan orang-orang kafir, Yahudi, bahkan 2
kerajaan Super Power saat itu yaitu Romawi dan Persia. Bahkan ibukota kedua
negara tersebut, yaitu Constantinople (Istambul) dan Baghdad saat ini tetap
berada di tangan Islam yaitu di negara Turki dan Irak.
Semangat jihad ummat Islam begitu tinggi sehingga 200 ribu pasukan Romawi tidak mampu mengalahkan pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid yang berjumlah hanya 3 ribu orang. Bukannya tentara Islam yang mundur, justru pasukan Romawilah yang mundur ketakutan akibat strategi Khalid bin Walid.
Dalam Perang Salib antara ummat Kristen dengan Ummat Islam yang
terjadi beberapa kali dari tahun 1096 hingga 1291 untuk memperebutkan
Palestina, hanya perang Salib pertama yang dimenangkan ummat Kristen. Setelah
itu ummat Islam yang menang dan berkuasa hingga abad 20 sebelum akhirnya jatuh
ke tangan Israel.
Dalam bidang ilmu pengetahuan juga begitu. Ibnu Sina (Avicenna)
dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia. Ketika perang Salib dan Raja Richard
the Lion Heart sakit, tak ada satu dokter Eropa pun yang mampu mengobatinya.
Justru Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang menyelinap ke tenda Richard yang bisa
mengobatinya. Itulah keunggulan ilmu kedokteran Islam saat itu.
Ilmuwan Islam Al Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika
seperti Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga
sekarang. Bahkan angka yang kita pakai sekarang pun merupakan hasil penemuan
ilmuwan Islam yang disebut dengan ”ARABIC NUMERAL” yang menggantikan Sistem
Bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel. Pada saat munculnya Islam, bangsa
Barat belum mengenal angka 0 (Nol). Islamlah yang mengenalkan angka itu pada
mereka.
Mengapa ini semua bisa terjadi?
Syekh Amir Syakib Arsalan menulis satu buku yang mengungkap hal
ini dengan judul ”Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selainnya Maju?”
Sebab pertama kenapa ummat Islam mundur adalah karena ummat Islam
sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits.Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan
akhirat.
Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu
berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu
kitab Allah dan Sunnah Rasul(hadits)”. Ditambah lagi Qur’an sendiri
menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku,
sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Barang siapa yang tidak
membaca Qur’an maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang siapa yang membaca
tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang
siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkan nya
maka dia telah menjauhi qur’an pula”. Tapi hal iniditujukan kepada orang yang
berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Qur”an.
Dalam Islam begitu banyak ajaran yang jika dilaksanakan akan
bermanfaat bagi ummat Islam sendiri.
Sebagai contoh, Nabi berkata bahwa menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap Muslim lelaki dan perempuan [Ibnu Majah). Artinya jika
kita mempelajari ilmu yang bermanfaat kita akan mendapat pahala, sedang jika
tidak belajar kita akan berdosa.
Namun kenyataannya banyak ummat Islam yang malas belajar. Bahkan
ada yang beranggapan wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya juga
tinggal di dapur.
Akibatnya ummat Islam jadi bodoh dan terbelakang.
Sebaiknya ummat Non Muslim begitu rajin belajar. Tidak hanya S1,
tapi juga S2, bahkan S3 dan banyak juga yang tetap belajar meski tidak melalui
pendidikan formal seperti Bill Gates yang meski tidak lulus kuliah tapi tetap
terus belajar sehingga bisa membuat sistem operasi komputer yang dipakai luas
di seluruh dunia.
Ummat Non Muslim begitu cerdas hingga mereka bisa membuat pesawat
terbang, kapal induk, peluru kendali, mobil, komputer, dan sebagainya, sementara
ummat Islam karena bodoh nyaris tidak bisa apa-apa.
Nabi juga berkata: ”Kebersihan sebagian dari iman.” Namun ternyata
ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan
tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi
WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk
berwudlu di pesantren.
Sebaliknya, ummat Non Muslim hidup begitu bersih. Untuk kamar
kecil saja, airnya begitu bersih dan jernih. Bahkan mereka bisa mencari nafkah dengan
menjadikan kebersihan sebagai usaha/bisnis mereka. Sebagai contoh perusahaan
Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum
Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan
Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampo
(pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan
menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.
Kedua adalah ummat Islam tidak bersatu, tapi
berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.
Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran : 103.Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Akan terpecah belah umatku seperti
terpecah-belahnya Yahudi dan Nasrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka
kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan sahabat-sahabatku”.
Pada zaman Nabi, ummat Islam juga berusaha untuk dipecah-belah dan
diadu-domba baik oleh orang kafir Mekkah, mau pun kaum Yahudi misalnya dengan
berusaha menimbulkan fanatisme suku antara kelompok Muhajirin dan Anshar. Tapi
Nabi berhasil mendamaikan dan mempersatukan mereka. Seharusnya para ulama yang
merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang
terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.
Bahkan ummat Islam juga disusupi oleh kaum munafik yang dipimpin
Abdullah bin Ubay bin Salul untuk memecah-belah ummat Islam dari dalam. Kaum
munafik ini bahkan membangun masjid guna memecah-belah ummat Islam.
”Di antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid
untuk menimbulkan kemudharatan pada orang-orang mukmin, untuk kekafiran dan
untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan
orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.
Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih. [At Taubah:107-108]
Ummat Islam bukan hanya tidak sholat di masjid itu (Masjid
Dliror), bahkan membakarnya sehingga orang-orang munafik tidak bisa
memecah-belah ummat Islam.
”Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi
orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran,
disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada
orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah,
sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk kepadanya.
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka. Maka
janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka
berhijrah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di
mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka
menjadi pelindung, dan jangan pula
menjadi penolong” [An Nisaa’:88-89]
Surat Al Baqoroh ayat 1-20 menjelaskan Muslim yang lurus, orang
yang kafir, dan orang yang munafik. Ini agar ummat Islam bisa bersatu
dengan Muslim yang lurus dan terhindar dari pecah-belah / adu domba kaum kafir
dan munafik.
Dengan persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Tidak hanya kaum
kafir Quraisy yang gagal mengalahkan ummat Islam, tapi juga kaum Yahudi,
Persia, dan Romawi. Mereka akhirnya takluk di tangan pejuang Islam.
Negara-negara Barat maju karena mereka bersatu. Di bawah
kepemimpinan Amerika Serikat dan kelompoknya yang disebut NATO, mereka bersatu
menyerang ummat Islam di Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh
pada Israel yang menjajah Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.
Presiden AS, George W Bush mengatakan: ”Either with us or against
us!”. Berjuang bersama kami. Jika tidak berarti melawan kami!” Jika tidak turut
berjuang bersama George W Bush, berarti jadi musuh Bush cs.
Ummat Islam dulu juga begitu. Ketika bin Malik, Hilal bin
Umayyah dan Mararah bin Rabi’ tidak ikut berperang, mereka dikucilkan sehingga
merasa berdosa:
”dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat)
mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu
luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka
telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan
kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap
dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” [At Taubah:118]
Ummat Islam gagal membebaskan masjid Al Aqsha karena politik adu
domba dan pecah belah yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.
Jika ummat Islam bersatu, tidak mungkin orang-orang kafir mampu
memerangi ummat Islam dan menang:
”Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu,
kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan
antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang
hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah
kaum yang tidak mengerti.” [Al Hasyr:14]
Sering ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah
furu’iyah/cabang sehingga akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh.
Sebab Ketiga adalah ummat Islam Cinta Dunia dan Takut Mati.
Nabi Muhammad SAW berkata: ”Kamu akan diperebutkan oleh
bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok
makanan. Para sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak
sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit
wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
Saat ini mayoritas ummat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati.
Kebanyakan ummat Islam boleh dikata alergi terhadap perang. Apalagi ada
beberapa boneka kelompok Barat yang berusaha melenyapkan ajaran jihad dengan
perang dan menggantinya dengan ajaran Damai dan Cinta meski pada saat ini ummat
Islam diserang dan dibunuh di Afghanistan, Iraq, dan Palestina. Ajaran
Jihad pun berusaha untuk dipersempit sehingga perang tidak termasuk di situ.
Allah mewajibkan ummat Islam untuk berperang membela diri dan
orang-orang yang dizalimi:
”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang
semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang
zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa’:75]
”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu”
[Al Baqoroh:190]
”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al Baqarah:216]
Dalam Islam kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan siap
untuk berperang, sehingga ketika musuh menyerang, kita tidak terbantai dan
terjajah:
”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al Anfaal:60]
Negara-negara Barat paham mengenai hal ini. Mereka punya semboyan:
”Si Vis Pacem Para Bellum”. Agar bisa damai, kita harus menyiapkan perang.
Artinya jika kita kuat dan siap perang, maka musuh tidak berani menyerang dan
memerangi kita sehingga kita bisa hidup damai.
Negara-negara Barat maju karena banyak melakukan peperangan. Dari
Eropa, mereka berperang menyerang penduduk-penduduk di benua Asia, Afrika,
Australia, dan Amerika. Akibatnya saat ini Kanada, Amerika Serikat, Australia,
serta negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil boleh dikata
mayoritas penduduknya dan pemimpinnya berasal dari Eropa.
Negara-negara Barat juga melakukan peperangan baik dalam perang
Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Afghanistan,
Perang Iraq, dan sebagainya. Puluhan juta tentara mereka mati karenanya. Tapi
musuh yang mereka bunuh (di antaranya ummat Islam) lebih banyak lagi dan mereka
berhasil menguasai sumber daya dan kekayaan negara lain sehingga bisa maju dan
kaya.
Seharusnya ummat Islam harus berani berperang untuk membela diri.
Para ulama dan pemuda Islam yang sadar juga harus semangat untuk berperang
membela orang-orang yang dijajah:
”Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika
ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar
diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir,
disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” [Al Anfaal:65]
Saat ini kebanyakan ummat Islam takut untuk mati di dalam
peperangan. Sebaliknya mati ketika tawuran sekolah, tawuran antar warga, perang
Supporter bola, atau mati terinjak dalam konser jadi hal yang biasa ketimbang
mati syahid di dalam peperangan.
Sebab Keempat mundurnya ummat Islam adalah hilangnya semangat
Jihad. Jihad adalah satu
kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.
Ada hadits dloif yang berusaha memperkecil makna Jihad sebagai
hanya perang melawan hawa nafsu dan bukan berperang. Padahal jihad adalah
perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga bukan hanya harta saja yang dikorbankan,
tapi juga nyawa.
Ayat di bawah menjelaskan orang yang berjihad dengan harta dan
nyawa jauh lebih tinggi derajadnya ketimbang orang yang tidak ikut berperang:
”Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut
berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan
Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat.
Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan
Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala
yang besar” [An Nisaa’:95]
Ummat Islam ketika perang dulu tidak takut mati. Justru mereka
berperang dengan sengit agar bisa mati syahid dan mendapatkan surga:
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” [At Taubah:111]
Orang-orang kafir heran, ummat Islam bukannya berusaha menghindari
mati, tapi justru berusaha mati di dalam peperangan. Sehingga mereka begitu
fokus menyerang musuh dan sulit untuk dikalahkan.
Dalam Perang Mu’tah, 3.000 pasukan Muslim dengan sabar melawan
200.000 pasukan Romawi. Mereka tidak mundur ketakutan. Justru pasukan Romawi
yang mundur ketakutan karena strategi Panglima Muslim, Khalid bin Walid. Ketika
ada yang mengusulkan untuk minta bantuan pasukan kepada Nabi, Abdullah bin
Rawahah (salah satu syuhada) berkata: ”Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya
justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah,
kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah
memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang
atau Mati Syahid!” (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).
Zaid bin Harits, Ja’far bin Abu Thalib, Abdullah bin Rawahah mati
syahid. Total hanya 12 pasukan Muslim yang mati syahid. Sementara jumlah
tentara Romawi yang gugur lebih banyak lagi.
Ibnu ’Umar yang melihat jasad Ja’far mengatakan bahwa ada 70 luka
karena tikaman dan sabetan di tubuh Ja’far. Semua di tubuh bagian depan.
Itulah kehebatan semangat Jihad yang dimiliki ummat Islam. Meski
kalah jumlah dan menghadapi Superpower dunia saat itu, mereka tidak gentar dan
menang.
Sesungguhnya Jihad adalah semangat yang membuat ummat Islam
menjadi kuat dan sulit untuk dizalimi, dijajah, atau dikalahkan. Orang-orang
kafir membenci ini dan berusaha menghapusnya dengan memasukkan berbagai
ajaran/paham sehingga ummat Islam jauh dari jihad. Misalnya dengan tasawuf,
ummat Islam diasyikkan dengan ”mujahadah” sehingga lebih asyik menyepi dan
”berzikir” ketimbang berjihad.
Padahal jihad adalah satu kewajiban:
”Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya..” [Al Hajj:78]
Jihad adalah pintu atau syarat untuk masuk surga:
”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata
orang-orang yang sabar.” [Ali ’Imran:142]
”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah
terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” [Al Furqon:52]
Hanya orang yang munafik/tidak beriman yang tidak mau berperang
dan berjihad:
”Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak
akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri
mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At Taubah:44]
”Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) merasa gembira
dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah
kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api
neraka jahannam itu lebih sangat panasnya” jika mereka mengetahui.” [At
Taubah:81]
Sebab Kelima kemunduran Ummat Islam adalah karena tidak mandiri di
bidang ekonomi. Saat ini secara ekonomi
ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen
atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir
mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.
Sumber daya dan kekayaan alam negara-negara Islam saat ini
dikuasai oleh orang-orang kafir. Minyak, gas, emas, tembaga, perak, boleh
dikata dikelola oleh Multi National Company (MNC) dari negara-negara Barat yang
perekonomiannya didominasi Yahudi bekerjasama dengan segelintir pemimpin Muslim
yang korup.
Ummat Islam hanya mendapat persentase yang amat kecil. Akibatnya
ummat Islam jadi miskin, sementara orang-orang kafir bertambah kaya. Ummat
Islam sering kesulitan dana untuk membangun masjid, sekolah-sekolah Islam dan
tidak mampu menyantuni fakir miskin dan anak Yatim. Banyak anak-anak miskin
yang berkeliaran di jalan mencari makan.
Nabi Muhammad bukan hanya mengadakan boikot terhadap produk asing.
Tapi bahkan melarang orang-orang kafir masuk ke kota Mekkah. Padahal saat itu
perekonomian masih dikuasai oleh orang-orang kafir. Ketika sebagian orang Islam
ada yang khawatir nanti bisa susah/miskin, Allah menghibur mereka:
”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun
ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu
kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]
Justru dengan melarang orang-orang kafir masuk, ummat Islam malah
mandiri di bidang ekonomi dan menjadi lebih makmur.
Sebagai contoh, jika minyak, gas, emas, tembaga, perak, dan
sebagainya dikelola oleh ummat Islam sendiri, maka semua keuntungan masuk ke
tangan ummat Islam. Bukan recehan kecil yang hanya nol sekian persen yang
diberikan oleh orang-orang kafir tersebut.
Dengan begitu ummat Islam bisa makmur dan kuat. Kemiskinan bisa
dikurangi.
Sebab Keenam kemunduran ummat Islam adalah ummat Islam tidak bisa
menentukan prioritas (Tertib/urutan kepentingan) bersama yang harus dikerjakan
bersama.
Sering ummat Islam mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan
tidak segera ketimbang hal yang sangat penting dan mendesak.
Padahal berbagai ajaran Islam seperti sholat, haji, wudlu, dan
sebagainya merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu menurut urutan yang
benar/tertib. Ummat Islam harus bisa menentukan mana pekerjaan yang harus
diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.
Ummat Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang
harus dilawan sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian. Sering ummat
Islam perang sesama mereka sementara lawan yang harus diserang seperti Israel
yang menjajah Palestina atau AS yang menjajah Iraq dan Afghanistan justru aman
dari mulut dan tangan ummat Islam.
Sebagai contoh kita menyaksikan perang Iraq melawan Iran yang
menewaskan 2 juta ummat Islam, kemudian Iraq melawan Kuwait dan Saudi yang juga
menewaskan banyak korban. Di saat yang sama negara-negara yang berperang dan
mengorbankan nyawa jutaan rakyatnya ini tidak ada satu pun yang menyerang
Israel untuk membebaskan Masjidil Aqsha.
Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah ribut apalagi perang
dengan sesama. Bahkan ketika kelompok munafik Abdullah bin Ubay memecah-belah
ummat Islam sehingga dari 1.000 pasukan Muslim, 300 membelot ke Abdullah bin
Ubay, Nabi tidak memeranginya. Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang
akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani
perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk
menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi
memerangi mereka.
Jadi Nabi Muhammad SAW bertindak cerdas untuk menentukan lawan
yang harus diserang dan mana yang diajak bekerjasama. Bukan memerangi seluruh
dunia.
Sebab Ketujuh mundurnya ummat Islam adalah ummat Islam gagal
menemukan hal yang bermanfaat.
Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang
ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan,
diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
”Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu” [Muslim]
Negara Barat maju karena banyak menemukan dan membuat hal yang
berguna baik untuk orang lain mau pun diri mereka sendiri. Mereka membuat mobil
dan kapal terbang sehingga orang bisa bepergian dengan cepat dan nyaman. Mereka
membuat handphone dan telepon sehingga orang bisa berbicara dengan saudara dan
temannya meski terpisah jauh sekali. Mereka membuat berbagai peralatan yang
bermanfaat bagi kita semua seperti vacuum cleaner dan sebagainya.
Dengan menggemari hal yang bermanfaat, mereka memberikan manfaat
bagi orang lain dan diri mereka sendiri.
Sebab kedelapan adalah
ummat Islam tidak menguasai media massa. Akibatnya ketika Islam dicitrakan
sebagai teroris dan hukum Islam dilecehkan, ummat Islam tidak bisa berbuat
apa-apa. Bahkan tidak jarang ummat Islam diadu-domba dengan berbagai
pemberitaan di media massa.
Memang ummat Islam punya media cetak dan
radio meski pembacanya tidak sebanyak media yang dimiliki oleh kelompok non
Muslim dan sekuler. Contohnya di Indonesia oplah majalah Islam hanya 100 ribu
atau kurang dengan pembaca kurang dari 500 ribu orang. Kurang dari 0,3% dari
total penduduk Indonesia.
Bahkan untuk TV Nasional yang dapat
menjangkau 200 juta penduduk Indonesia, tidak ada TV yang dimiliki oleh ummat
Islam. Semuanya dimiliki kelompok Non Muslim atau sekuler. Bahkan 2 di antara
TV Nasional di Indonesia dikuasai oleh Konglomerat Media Yahudi: Rupert
Murdoch.
Di dunia boleh dikata media massa dikuasai
oleh Non Muslim. Media massa terkemuka seperti TV CNN, majalah Time, New York
Time dikuasai oleh mereka. Begitu pula dengan Hollywood yang film-filmnya
ditonton jutaan orang. Tak jarang di film tersebut selain dipropagandakan gaya
hidup sex bebas juga ummat Islam digambarkan sebagai teroris.
Padahal media massa sangat penting untuk
menyampaikan berita. Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al Qur’an yang
artinya ”Bacaan” atau informasi. Salah satu tugas utama Nabi adalah
menyampaikan berita:
”Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang
besar dari Allah.” [Al Ahzab:47]
”Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan” [Al Baqarah:119]
”Sesungguhnya Kami
mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan” [Al
Fath:8]
Tentu saja untuk menyampaikan berita itu
kepada masyarakat luas diperlukan berbagai media. Nabi melakukannya dengan
berpidato ke masyarakat luas, dakwah dari mulut ke mulut, menyampaikan utusan,
dan juga mengirim surat.
Tak jarang banyak berita yang memojokkan
ummat Islam dan justru membela aliran-aliran sesat. Ini karena media massa
dikuasai kelompok yang tidak senang dengan Islam. Oleh karena itu ummat Islam
harus menguasai media massa agar ummat Islam bisa mendapatkan berita dari
sumber yang benar. Bukan berita dari orang-orang fasik yang memojokkan Islam:
”Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [Al
Hujuraat:6]
Tentu saja kekurangan dana menyebabkan ummat
Islam tidak dapat menguasai media massa. Tapi dengan media massa juga ummat
Islam sebetulnya bisa menggalang dana.
Untuk itu Islamic Broadcasting Forum (www.islamicbroadcasting.wordpress.com) dengan
keterbatasan dana yang dimiliki berusaha mengembangkan TV Komunitas yang
biayanya berkisar Rp 50-500 juta per TV agar dakwah Islam bisa lebih luas.
Tentunya ini tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara berjama’ah oleh
seluruh ummat Islam.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.