Penyakit
cacing
Berasal dari kata Yunani “helmins,” yang
berarti “cacing,” merupakan istilah kategoris yang luas mengacu pada berbagai
jenis parasit cacing yangbanyak terdapat dalam tubuh. Infeksi
cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti
lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia. Pada umumnya cacing jarang menimbulkan
penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang
merupakan suatu faktor ekonomis yang sangat penting. Infeksinya pun dapat
terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Diperkirakan bahwa lebih
dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing.
Parasit cacing ini mendapatkan makanan dari host, sehingga cacing pada host tersebut akan menyebabkan penyakit dan sakit. Cacing-cacing ini terus makan dari lingkungan mereka. Lain halnya dengan parasit seperti kutu-kutu yang tinggal di luar hostnya, cacing diklasifikasikan sebagai parasit eukariotik karena mereka hidup di dalam tubuh host.
Banyak infeksi cacing yang terjadi di negara
berkembang dan Negara miskin dikarenakan kondisi sanitasi yang kurang
baik, dan kelembaban lingkungan yang rendah. Cacing dapat hidup pada manusia
dan hewan dan biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi
oleh kotoran, tangan yang tidak bersih atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Infeksi cacing yang biasanya kita temukan pada ternak dapat
ditransfer dari hewan ke manusia yang disebut zoonosis dan kemudian dapat
menyebabkan peningkatan prevalensi di manusia. Ada beberapa infeksi
cacing yang mengakibatkan kematian, tapi kebanyakan dari infeksi tersebut hanya
menyebabkan gangguan fisik yang parah.
Helmints hidup dalam saluran usus, di mana
enzim pencernaan dapat melarutkan kulit telur dan melepaskan cacing.
Selanjutnya cacing mulai berkembang biak dan menghasilkan telur lebih banyak
lagi dang akhirnya menetas dan melanjutkan siklus. Meskipun enzim pencernaan
melarutkan kulit telur, enzim tersebut tidak merugikan cacing dewasa,
yang dilindungi oleh lapisan keratin di luar tubuh cacing. Cacing memiliki
struktur tubuh multiseluler dengan sistem organ. Besar kemungkinan obat-obat
tertentu dapat menghambat proses-proses pada tubuh, yang pada gilirannya
membunuh cacing dan mencegah reproduksi.
Penularan
Infeksi cacing umumnya terjadi melalui :
1.
Mulut
2.
Luka di kulit
3.
Telur atau larvanya
yang ada di mana-mana di atas tanah (Telur cacing keluar dari perut manusia
bersama feses, jika limbah ini dialirkan ke lingkungan maka akan membuat
penyebaran yang lebih luas.Contohnya jika tersebar di sungai, maka telur cacing
akan mengkontaminasi “ air sungai, makanan, angin”).
Diagnosis :
Pemeriksaan mikroskopis dari telur atau larvanya dalam tinja, urin, darah dan
jaringan. Penentuan ini adalah penting sekali karena daya kerja obat cacing
kebanyakan tergantung dari jenis parasitnya.
Pencegahan
Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah mentaati aturan higiene dengan tegas dan konsekuen, terutama pada anak-anak. Misalnya pencegahan yang dilakukan :
1.
Cucilah tangan dengan
sabun sebelum dan sesudah bangun tidur, setelah buang air besar dan sebelum
makan dan memotong kuku tangan serta jangan menggigit kuku.
2.
Kenakan alas kaki.
3.
Tidak jajan di
sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka
4.
Cucilah sayur dan
buah-buahan terlebih dahulu sebelum dimakan dengan air mengalir atau
mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih dan daging harus dimasak
sampai matah betul sebelum dimakan.
5.
Pakaian dan kamar:
berikan anak-anak celana dalam yang ketat untuk menghindari kontak antara jari
dan dubur, kamar tidur secara teratur dibersihkan.
6.
Pada saat bersamaan,
anak-anak yang menderita cacingan harus segera diobati. Namun, meski semua anak
sudah minum obat cacing, tak berarti masalah cacingan akan selesai saat itu
juga
7.
Jangan memakan sesuatu
yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya terlebih dahulu dengan bersih.
Dengan demikian infeksi melalui mulut yang
paling sering terjadi, dapat dihindarkan. Dalam pemberantasan infeksi cacing
perlu diambil tindakan higiene umum yang mencakup perbaikan perumahan,
lingkungan hidup dan socialekonomi.
JenisCacing
Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:
§ Plathelminthes (flatworms). Ciri-ciri : bentuk
pipih dan tidak memiliki rongga tubuh.
1.
Cacing pita (Cestoda)
: Taenia, Echinococcus, Hymenolepsis, dll. Echinococcus memiliki tuan rumah
tetap (anjing)
2.
Cacing pipih (Trematoda)
: Schistosoma, Fasciola, dll. Schistosoma ditulari oleh bentuk aktifnya
(cercariae). Fasciola (cacing hati) khusus terdapat pada domba dan menimbulkan
antara lain pembesaran hati, jarang sekali menulari manusia.
§ Nematoda (Roundworm) : Oxyuris (cacing kermi),
Ascaris (cacing gelang), Ancylostoma (cacing tambang), Strongyloides &
Trichuris (cacing cambuk). Infeksi dapat terjadi melalui telur, larva atau
cacingnya sendiri, melalui mulut atau melalui kulit.
Adapun Jenis-jenis cacing yang menyerang manusia
adalah :
1.
Cacing Kremi,
Penyebaran cacing kremi lebih banyak terjadi pada daerah hawa dingin. Cacing
kremi betina berukuran 8-13 mm x 0.44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedang
cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar. Daur hidup cacing
berrkisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Penularan cacing kremi dipengaruhi
oleh debu dan penularan dari mulut ke tangan. Penyakit akibat cacing kremi
dikenal dengan Enterobiasis. Akibatnya timbul peradangan di sekitar dubur dan
pada anak perempuan terjadi peradangan divagina. Pengenalan yaitu melalui
pemeriksaan kulit sekitar dubur.
2.
Cacing Gelang, Cacing
gelang mirip dengan cacing tanahpanjang 10-30 cm, hidup dironggo usus halus.
Cacing ini hinggap di anjing, telur dikeluarkan dengan tinja dapat tertular
anak-anak bila main di tanahdan dapat termakan oleh manusia melalui makanan
yang terkontamonasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang
menjadi larva menembus dinding usus lalu masuk ke dalam paru-paru. Setelah
dewasa cacing gelang akan mendiami usus manusia dan menyerang makanan disana
sehingga menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena makanan yang masuk
diserap oleh cacing gelang. Selain itu mengakibatkan penyumbatan usus dan
peradangan umbai usus buntu atau pankreas. Pengenalannya yaitu melalui
pemeriksaan tinja, dimana cacing dan telur telurnya kentara dengan nyata.
3.
Cacing Cambuk, Bentuk
seperti cambuk, panjang 3-5 cm. Infeksi terjadi melalui telur dalam air dan
makanan. Penyebaran terjadi apabila cacing cambuk tertelan telurnya. Pada
anak-anak cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh per4mukaan usus besar dan
rektum.Gejala yang dapat terjadi pada penyakit ini adalah anemia. Akibatnya
pada anak-anak mengakibatkan radang umbai usus buntu akut atau radang selaput.
Dalam tinja tidak terdapat cacing, hanya telurnya yang dapat dikenali dengan
mikroskop.
4.
Cacing Tambang,
Panjang cacing ini antara 6-12 mm. Memiliki 4 gigi yang mirip, 90% infeksi ini
diakibatkan oleh N. Americanus. Telur cacing tambang keluar bersamaan dengan
feces, dalam waktu 1 1,5 hari telur akan menetas menjadi larva yang disebut
larva rhabditiform. Tiga hari kemudian larva berubah menjadi larva filariform
dimana larva ini dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia. Di
tubuh manusia, cacing tambang bergerak mengikuti aliran darah, jantung,
paru-paru, tenggorokan, kemudiaan tertelan dan masuk ke dalam usus. Didalam
usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah sehingga berbahaya
karena dapat menyebabkan anemia pada manusia. Gejalanya adalah gatal-gatal di
kaki dan batuk dengan peningkatan suhu.
5.
Cacing Benang, Infeksi
Cacing Cacing ini hidup di tanah, infeksi terjadi melalui larva yang menembus
kaki. Gejalanya adalah gatal-gatal hebat di daerah dubur dan radang kulit.
Pengenalan yaitu infeksi cacing benang dapat dikenali dan larva-larva tinja
yang tidak mengandung telurnya. Pengenalannya dapat dikenali dari larvanyha
dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya.
6.
Cacing Pita, Cacing
ini panjangnya 60 cm pada T. Solium dan 2 m pada T. Saginata terdapat pada hati
sapi. Akibatnya berbahaya menembus dinding usus, peredaran darah dan ke
organ-organ lain misalnya otak, hati dan paru. Penularannya terjadi karena
makan daging yang belum dimasak cukup lama dan masih mengandung telur cacing.
Setelah menetas, larva tumbuh menjadi cacing di dalam rongga usus.
Pengenalannya dapat dikenali dari telur dan ruasnya (panjang 3 cm, lebar 1 cm)
yang terdapat dalam tinja.
Perkembangbiakan
Komunitas cacing di perut gampang meluas. Sebagai gambaran, seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Jika di dalam perut terdapat lima ekor saja, mereka sanggup memproduksi satu juta telur dalam sehari. Ukuran telurnya hanya dalam satuan mikron (1 mikron sama dengan seperseribu milimeter). Saking kecilnya, telur-telur itu hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Jenis Penyakit Cacing
§ Ascariasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol,
Piperazin. Ascaris lumbricoides (cacing gelang) panjangnya 10-15 cm dan
biasanya bermukim dalam usus halus. Penularan terjadi melalui makanan yang
terinfeksi oleh telur dan larvanya yang berkembang dalam usus halus. Larva ini
menembus dinding usus halus, melalui hati kemudian ke paru-paru. Setelah
mencapai tenggorokan, lalu larva ditelan dan berkembangbiak menjadi cacing
dewasa di usus halus. Terapinya : Mebendazol, Albendazol dan Pirantel merupakan
obat pilihan pertama. Kur seringkali harus diulang dengan kur kedua, karena
tidak semua cacing atau telurnya dapat dimusnahkan.
§ Oxyuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol,
Piperazin. Enterobius vermicularis (dahulu disebut oxyuris) atau cacing kermi
yang biasanya terdapat dalam coecum, menimbulkan gatal-gatal di sekitar dubur
dan kejang-kejang hebat pada anak-anak. Adakalanya infeksi ini mengakibatkan
radang umbai usus buntu akut (appendicitis). Penularan pada anak kecil sering
kali terjadi dengan jalan auto-reinfeksi, yakni melalui telur yang melekat pada
jari-jari sewaktu menggaruk daerah dubur, yang dirasakan sangat gatal dan
dengan demikian memungkinkan terjadi infeksi sekunder. Penyebabnya adalah
cacing betina yang panjangnya 8-13 mm, yang di antara jam 8-9 malam keluar dari
dubur untuk bertelur di kulit sekitar dubur. Infeksi cacing kermi adalah
infeksi cacing yang satu-satunya penularannya berlangsung dari orang ke orang,
sehingga semua anggota keluarga harus serentak diobati pula, walaupun mereka
tidak menunjukkan gejala apapun. Penyebabnya ialah cacing betina baru
meletakkan telurnya antara 3-6 minggu setelah infeksi.Terapi : Mebendazol,
Albendazol, dan Pirantel tidak mematikan telurnya sehingga setelah 2 minggu
cacing yang menetas harus dimatikan oleh kur kedua. Piperazin adalah obat
pilihan kedua.
§ Taeniasis : Praziquantel, Niklosamida. Cacing
pita yang paling umum terdapat adalah Taenia solium, T. Saginata yang banyak
terdapat pada babi/ sapi, juga ikan. Penularannya terjadi karena memakan daging
yang dimasak belum cukup lama dan masih mengandung larva. Taenia sulit sekali
dibasmi, karena kepalannya (scolenya) yang relatif kecil dibenamkan ke dalam
selaput lendir usus hingga tidak terkenan obat. Bagian-bagian cacing (segmen)
yang berkontak dengan obat dan telah dimatikan, dilepaskan dari scolex yang
kemudian membuat segmen-segmen baru (regenerasi). Segmen dan telurnya dapat
dikenali dalam tinja, tetapi scolexnya biasanya sudah dicernakan oleh getah
usus.Terapi : Obat pilihan pertama yaitu Niklosamida dan Praziquantel.
§ Ancylostomiasis : Mebendazol, Albendazol. Ada
2 jenis cacing Tambang yakni Necator americanis yang terutama terdapat di
Amerika dan Ancylostoma duodenale yang terdapat di daerah tropis/subtropis dan
panjangnya kira-kira 10 mm. Penularannya terjadi oleh larva yang memasuki kulit
yang terluka pada kaki dan menimbulkan reaksi lokal. Setelah memasuki vena,
larva menuju paru-paru dan bronchi akhirnya ke saluran cerna. Cacing tambang
juga mengaitkan diri pada mukosa usus dan menghisap darah tuan rumah hingga
terjadi anemia yang cukup serius. Pengobatannya diarahkan pada 2 tujuan, yakni
memperbaiki gambaran darah (makanan yang bergizi dan senyawa besi) dan memberantas
cacing. Mebendazol dan Pirantel merupakan obat cacing pilihan pertama yang
sekaligus juga dapat membasmi cacing gelang bila terjadi infeksi campuran.
§ Strongyloidiasis : tiabendazol, Ivermectin,
Albendazol. Strongyloides stercooralis (cacing benang) terdapat di daerah
tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk benang yang
menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja, yang tidak mengandung
telurnya. Berhubung terjadi auto-reinfeksi, maka cacing dapat bertahan puluhan
tahun lamanya di mukosa bagian atas usus halus. Di tempat ini, cacing
menimbulkan reaksi radang dan kerusakan. Gejalanya yang khas adalah gatal-gatal
hebat (urticaria) di bagian pantat, yang bersifat sementara, juga gangguan
perut dan iritasi saluran napas (batuk) akibat migrasi cacing. Pengobatan :
Tiabendazol dan Ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap cacing
benang. Albendazol juga efektif.
§ Trichiuriasis : Mebendazol, Pirantel,
Albendazol.Trichiuris trichiura (cacing cambuk) umumnya terdapat di negara
beriklim panas dan lembab. Terdapat dalam coecum (usus buntu) dan berdiam di
mukosa ileum dan colon, dengan menimbulkan kerusakan dan peradangan. Telurnya
dikeluarkan dalam tinja dan digunakan untuk diagnosis. Telur dapat berkembang
di tanah. Penularannya terjadi melalui makanan dan air yang terinfeksi.
Gejalanya pada anak kecil dapat mengakibatkan appendicitis akut. Akibat
kehilangan darah dapat juga terjadi anemia. Pengobatan dilakukan secara efektif
dengan Mebendazol, Pirantel, dan Albendazol.
§ Filariasis : Dietilkarbamazin (DEC) dan
Hetrazan. Wucheria bancrofti (cacing filaria) merupakan nematoda dari famili
Filaria, yang menimbulkan penyakit tropis elephantiasis (kaki gajah). Radang
pembuluh limfa disusul dengan penyumbatan oleh cacing dewasa (panjangnya 8-10
cm). Akibatnya ialah hipertrofi dari jaringan sel terutama di bagian kaki yang
dapat membesar sampai diameter 30 cm. Penularannya ke manusia terjadi melalui
nyamuk Culex fatigans, yang menyengat pada waktu malam. Pengobatan :
Dietilkarbamazin terutama bila diberikan pada waktu dini, kadangkala diperlukan
pembedahan untuk memperbaiki drainage getah bening dan membuang jaringan yang
berlebihan.
§ Schistosomiasis : Praziquantel. Schistosoma
haematobium (cacing pipih) yang tidak bersegmen dan cacing ini adalah penyebab
penyakit schistosomiasis yang ditularkan melalui sejenis keong pembawa
larvanya. Setelah berkembang, parasit ini menembus kulit manusia dan memasuki
peredaran darah. Penularannya terjadi oleh cercariae, bentuk khas yang
dilepaskan ke dalam air oleh tuan rumah antaranya (keong) yang kemudian
menembus kulit atau selaput lendir manusia. Siklus seksualnya terjadi di dalam
manusia dengan pembentukkan banyak telur yang dikeluarkan melalui tinja atau
urin. Di dalam air, larva keluar dari telur dan menulari keong, dimana
diproduksi puluhan ribu cercariae. Terapi : Obat pilihan pertama adalah
Praziquantel terhadap semua jenis schistosomiasis yang menyerang manusia.
Infeksi cacing dapat menyerang siapa
saja, anak-anak di negara berkembang adalah yang paling berisiko untuk infeksi
cacing. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 35 persen untuk tingkat infeksi
cacing gelang, yang merupakan cacing parasit yang paling umum dijumpai. Hal ini
dapat menyebabkan hambatan belajar di sekolah karena kekurangan gizi yang
tinggi dan muncul gejala anemia. Adanya infeksi cacing dalam tubuh
menimbulkan reaksi sistem kekebalan tubuh dan memaksa tubuh untuk bekerja
keras dari biasanya untuk melindungi tubuh dari racun yang dikeluarkan oleh
parasit cacing yang menghaslkan racun. Racun yang dilepaskan ke dalam aliran
darah dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
Meskipun cacing dapat menyebabkan infeksi
serius, beberapa ilmuwan sedang mempelajari penggunaan cacingan untuk
menghilangkan dan mengobati penyakit iritasi usus besar. Namun, pemberantasan
cacing di negara berkembang, khususnya pada anak-anak, tetap menjadi tugas
penting bagi organisasi kesehatan di seluruh dunia.
Cacing diklasifikasikan sebagai parasit.
Parasit adalah organisme penyebab penyakit yang hidup pada atau dalam
manusia atau hewan lain dan berasal makanan dari inangnya. Kutu adalah contoh
parasit yang hidup di manusia, bakteri dan virus adalah contoh parasit yang
hidup baik pada manusia,dan cacing adalah contoh parasit yang hidup pada
manusia.
Telur cacing mencemari makanan, air, udara,
kotoran, hewan peliharaan dan binatang liar, dan objek seperti kursi toilet dan
pegangan pintu. Telur memasuki tubuh manusia melalui mulut, hidung dan anus.
Begitu berada di dalam tubuh, telur cacing biasanya bertahan sampai menetas di
usus, tumbuh dan berkembang biak. kadang-kadang dapat dijumpai pada
bagian-bagian tubuh lainnya.
Diagnosis penyakit cacing pada manusia
biasanya membutuhkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik, analisis
laboratorium dan tes lain yang relevan. Pengobatan dalam banyak kasus
melibatkan penggunaan obat anti-cacing yang sangat efektif dikenal sebagai
vermifuges untuk membunuh cacing.
Pencegahan penyakit cacing biasanya yan paling
difokuskan adalah sanitasi dan hygiene personal dengan cara sering mencuci
tangan, membersihkan kamar mandi dan dapur, dan memasak makanan
yang diduga tercemar cacing terutama daging sapi, daging babi, sosis dan daging
beruang. persediaan air harus terklorinasi.
Jenis cacing parasit
cacing memliki istilah yang luas dan
mencakup beberapa parasit cacing, Jenis cacing berikut ini adalah secara
umum sama dalam bentuk, namun dapat menyebabkan berbagai penyakit dan
diperlakukan dengan obat-obatan yang berbeda.
1.
Roundworm
Roundworm biasanya berada di usus kecil dan memasuki tubuh melalui kontak dengan makanan atau air yang tercemar, tanganyang tidak dicuci bersih, dan juga kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Gejala klinis yang muncul adalah kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, dan diare.. Pengobatan biasanya menghilangkan telur parasit dalam waktu satu minggu , tetapi jika tidak dirawat dalam waktu yang tepat akan menyebabkan anemia.
Roundworm biasanya berada di usus kecil dan memasuki tubuh melalui kontak dengan makanan atau air yang tercemar, tanganyang tidak dicuci bersih, dan juga kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Gejala klinis yang muncul adalah kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, dan diare.. Pengobatan biasanya menghilangkan telur parasit dalam waktu satu minggu , tetapi jika tidak dirawat dalam waktu yang tepat akan menyebabkan anemia.
2.
Pinworm
(Keremi)
Telur keremi memasuki tubuh dengan menghirup
udara yang terkontaminasi oleh telur cacing melalui hidung atau mulut atau
dengan menyentuh mulut dengan jari-jari yang terkontaminasi. Telur juga dapat
masuk melalui vagina atau anus. Gejala klinis yang timbul gatal
anus (atau gatal vagina tergantung pada titik entry), ketidaknyamanan perut,
dan kulit pucat. Pengobatan menghilangkan telur dalam beberapa hari tanpa
komplikasi serius.
3.
Trichina
spiralis
Trichina spiralis terdapat di usus dan memasuki tubuh melalui daging babi mentah atau kurang matang atau sosis. Setelah di dalam usus, telur akan menetas, tumbuh, dan pindah ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah dan kelenjar getah bening. Gejalanya meliputi diare, kram perut, dan muntah dan dapat menyebabkan demam tinggi dan nyeri otot. Jika tidak diobati, trichina spiralis dapat menyebabkan Trichinosis, suatu penyakit yang dapat mengakibatkan masalah jantung dan otot. Antihelmint seperti thiabendazole bisa menyembuhkan Trichinosis, namun pemulihan dapat berlangsung hingga beberapa bulan.
4.
Tapeworm
(Cacing pita)
Cacing pita terdapat di usus dan masuk ke tubuh melalui makan daging sapi mentah atau kurang matang. Meskipun gejala tidak muncul dengan jelas, beberapa orang mungkin mengalami sakit perut dan kelelahan. Pengobatan dengan dosis single dose dari obat antihelminth ( niklosamid) biasanya menghilangkan semua gejala dalam beberapa hari.
Cacing pita terdapat di usus dan masuk ke tubuh melalui makan daging sapi mentah atau kurang matang. Meskipun gejala tidak muncul dengan jelas, beberapa orang mungkin mengalami sakit perut dan kelelahan. Pengobatan dengan dosis single dose dari obat antihelminth ( niklosamid) biasanya menghilangkan semua gejala dalam beberapa hari.
5.
Flukes
Flukes terdapat di kandung kemih, usus, rektum, hati, limpa, paru-paru, atau pembuluh darah. Flukes memasuki tubuh dengan menembus kulit, biasanya sambil berenang atau mandi di air yang kebetulan yang dipenuhi oleh flukes. Banyak orang tidak menampakkan gejala klinis, tetapi dapat menyebabkan ruam, gatal, nyeri otot, dan demam. Flukes alami keluar dari tubuh, namun manusia dapat kembali mencemari daerah oleh buang air kecil atau buang air besar di sumber air. Beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada kandung kemih, hati, dan usus.
Flukes terdapat di kandung kemih, usus, rektum, hati, limpa, paru-paru, atau pembuluh darah. Flukes memasuki tubuh dengan menembus kulit, biasanya sambil berenang atau mandi di air yang kebetulan yang dipenuhi oleh flukes. Banyak orang tidak menampakkan gejala klinis, tetapi dapat menyebabkan ruam, gatal, nyeri otot, dan demam. Flukes alami keluar dari tubuh, namun manusia dapat kembali mencemari daerah oleh buang air kecil atau buang air besar di sumber air. Beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada kandung kemih, hati, dan usus.
Gejala Klinis infeksi cacing
§ Gatal-gatal pada dubur atau kaki, diare,
sembelit, nyeri perut dan penyumbatan usus halus dan saluran pankreas.
§ Perut buncit, kelalahan yang sangat, nafsu
makan berkurang, kejang-kejang, mual dan muntah.
§ Berat badan berkurang, muka pucat dan kurang
darah atau anemia
Gejala atau keluhan dapat disebabkan oleh efek
toksis dari produk pertukaran zat cacing, penyumbatan usus halus dan saluran
empedu (obstruksi) atau penarikan zat gizi yang penting bagi tubuh. Seringkali
gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa gangguan lambung usus, seperti mual,
muntah, mulas, kejang-kejang dan diare berkala dengan hilangnya nafsu makan (anoreksia).
Gejala yang paling umum dari infeksi cacing adalah diare (insting pertama tubuh
dalam membersihkan diri dari organisme parasit), napas bau busuk, sakit kepala,
mual, sakit perut, dan gatal-gatal. Sembelit, gas, dan kembung Sebagian besar
cacing menunjukkan gejala melalui reaksi fisik, tapi kadang-kadang
diekskresikan dan dapat terlihat dalam tinja. Gejala ini kurang terlihat
di Amerika Serikat atau di negara-negara maju.
Cacing pada anak-anak sulit untuk
dideteksi pada anak-anak, khususnya mereka yang terlalu muda. Oleh karena
itu, penting untuk mencatat setiap lepuh yang muncul di mulut atau bibir,
pilek, kegelisahan, atau ketidakmampuan untuk tidur. Juga perhatikan setiap
hiperaktif normal, mengompol, mata berkedut, atau perdarahan hidung. Gejala-gejala
tersebut mungkin infeksi cacing dan harus mengunjungi dokter.
Gejala yang mungkin terjadi adalah asma,
anemia, dan gugup. Cacing cenderung untuk mencuri makanan dari inangnya,
menyebabkan hilangnya nutrisi penting dari tubuh inang Jika cacing berkembang
biak di tubuh, mereka dapat leach nutrisi yang cukup untuk menyebabkan
kekurangan zat besi atau kehilangan darah. Beberapa pasien mengalami reaksi
alergi dalam menanggapi mobilisasi sel. Sebuah segmen kecil herminths dapat
menyebabkan runtuhnya jaringan otot dan gangguan jantung, yang mengakibatkan
kematian jika tidak dirawat.
Biasanya, dokter dan laboratorium lebih
memilih untuk menguji sampel feses menggunakan metode identifikasi telur cacing
dan jenis parasit, agar dapat mendeteksi adanya cacing spesifik dalam saluran
usus.
Penyebab infeksi cacing
Ada lebih dari 100 jenis cacing yang dapat hidup di dalam sebuah
host dan manusia. Kita bisa terkontak telur cacing dalam berbagai
cara: makanan, air, udara, binatang peliharaan, dan bahkan kursi toilet. Telur
cacing masuk ke tubuh manusia biasanya melalui tiga jalur transmisi: mulut,
hidung, atau anus. Meskipun dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan
melalui kulit (melalui gigitan nyamuk atau melalui kontak langsung dengan
tanah), rute tersebut adalah yang paling umum. Begitu berada di dalam tubuh,
telur biasanya menghuni usus, di mana mereka menetas dan akhirnya berkembang
biak.
Penyebab biologis infeksi cacing tergantung pada
masyarakat. Sanitasi yang buruk di negara berkembang biasanya buang air kecil
dan buang air besar di tempat umum disungai dan sumber airlainnya akan
meningkatkan penularan cacing Namun, kondisi ini tidak selalu terbatas pada
negara-negara berkembang; ini lingkungan yang sama juga bisa ada di dalam
bangsa yang maju juga
Selain itu, membatasi kontak dengan binatang liar dan kotoran
hewan peliharaan dapat mengurangi kemungkinan tertular. inisiatif kebersihan
di sekolah dan rumah sakit telah dilakukan di negara-negara berkembang
untuk mencegah penularan di antara anak-anak, yang terkena dampak negatif
infeksi cacing.
Pengobatan infeksi cacing. Anthelmintika atau
obat cacing (Yunani = anti = lawan, helmins = cacing) adalah obat yang dapat
memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Banyak antelmintika memiliki
khasiat terhadap 1 atau 2 jenis cacing. Hanya beberapa obat yang memiliki
khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum), misal : mebendazol.
Macam-Macam Obat Cacing
1.
Mebendazol :
tiabendazol, albendazol.
§ sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang,
pita, cambuk dan tambang.
§ Banyak digunakan sebagai monoterapi untuk
penanganan masal terhadap penyakit cacingan, juga pada infeksi campuran 2 atau
lebih cacing. Bekerja sebagai vermicid, larvacid dan ovicid.
§ Mekanisme kerja : perintangan pemasukan
glukosa dan mempercepat penggunaannya (glikogen) pada cacing.
§ Dosis : Anak dan dewasa sama, pada Oxyuriasis
dosis tunggal 100 mg pada waktu makan pagi. Pada infeksi cacing gelang,
tambang, benang, pita dan cambuk 2 dd 100 mg selama 3 hari, bila perlu diulang
setelah 3 minggu.
2. PIPERAZIN : Upixon
§ Sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris.
§ Cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan
dari tubuh oleh gerak peristaltik usus, berkhasiat juga sebagai laksan lemah.
§ Banyak digunakan karena efektif dan murah,
tetapi di banyak negara barat sejak 1984 tidak digunakan lagi karena efek
sampingnya terutama neurotoksisitas.
§ Dosis : Ascaris: 75 mg/kgBB atau dosis tunggal
dari 3 g selama 2 hari. Oxyuris 65 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 2,5 g selama
7 hari.
4. LEVAMISOL
§ Efektif terhadap Ascaris, cacing tambang.
§ Efek samping jarang terjadi, yaitu reaksi
alergi (rash), granulocytopenia dan kelainan darah lainnya
5. NIKLOSAMIDA : Yomesan
§ Sangat efektif terhadap cacing pita
manusia/hewan
§ Mekanisme : peningkatan kepekaan cacing
terhadap enzim protease sehingga cacing lebih mudah dicerna.
§ Efek samping hampir tidak ada, tetapi obat ini
bersifat sangat toksis, penggunaannya harus hati-hati pada gangguan yang
meningkatkan resorpsi (colitis dan luka di usus).
Pengobatan cacing biasanya melibatkan
penggunaan obat anti-helminth yang disebut vermifuges atau vermicides yang
membunuh cacing yang bersarang di dalam tubuh. Obat ini baik membunuh
cacing (vermicide), atau setrum cacing (vermifuge), akhirnya menyebabkan
kematian. Ada beberapa anthelmintics yang ada secara alami, seperti tembakau,
wormwood, cengkeh, dan kamboja. Meskipun ada lebih dari 20 spesies yang berbeda
dari cacing, hanya terdapat 5 obat ditujukan untuk mengobati cacing, 5
obat terbukti efektif dalam infeksi cacing. obat anthelmintik tertentu lebih
baik dalam menyembuhkan beberapa jenis infeksi parasit.. Sebagai contoh,
Albendazole lebih efektif daripada mengobati cacing tambang, mebendazol dan
derivatnya atau pamoate pyrantel. infeksi parasit lain, seperti T
trichiura, perlu anthelmintics tambahan, sebagai obat saat ini tidak efektif
dalam memberikan obat yang memadai.
Beberapa ilmuwan prihatin tentang perlawanan
terhadap anthelmintics, terutama di negara berkembang di mana orang yang
berulang kali terinfeksi dengan cacing dan menerima beberapa dosis obat
sehingga cacing dapat membangun gen resistensi dan menyebarkannya ke telur
baru, membuat obat yang ada tidak efektif lagi dalam menghilangkan parasit.
Dokter biasanya mendefinisikan resistensi sebagai penurunan kurang dari 95%
dari telur dalam contoh tinja atau tes tinja.
Ilmuwan melihat resistensi ini build-up di
ternak karena perawatan sering dan diulang; perlawanan yang sama segera dapat
dilihat pada manusia.. Namun, penelitian dalam mengembangkan obat anthelmintik
baru sangat kurang karena kurangnya dana yang tersedia. Negara-negara
yang membutuhkan dan manfaat dari obat biasanya miskin, yang mengarah ke
pengembangan ilmu pengetahuan sedikit dalam industri obat. Banyak uji klinis
sekarang termasuk obat kombinasi berbagai anthelmintik diberikan bersama-sama,
sehingga dapat mengurangi resistensi terhadap pengobatan satu-obat. Studi baru
menunjukkan bahwa obat baru khusus untuk nematoda telah berhasil menghilangkan
parasit resisten pada ternak. Lanjutan studi harus dilakukan untuk memantau
efek potensial pada manusia.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.