Total Pageviews

Saturday 2 June 2018

Penyakit cacing



Penyakit cacing







Berasal dari kata Yunani “helmins,” yang berarti “cacing,” merupakan istilah kategoris yang luas mengacu pada berbagai jenis  parasit cacing yangbanyak terdapat dalam tubuh.  Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia. Pada umumnya cacing jarang menimbulkan penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang merupakan suatu faktor ekonomis yang sangat penting. Infeksinya pun dapat terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing.

Parasit cacing ini mendapatkan makanan  dari host, sehingga cacing pada host tersebut akan menyebabkan penyakit dan sakit. Cacing-cacing ini terus makan dari lingkungan mereka. Lain halnya dengan parasit seperti kutu-kutu yang tinggal di luar hostnya, cacing diklasifikasikan sebagai parasit eukariotik karena mereka hidup di dalam tubuh host.

Banyak infeksi cacing yang terjadi di negara berkembang dan Negara miskin dikarenakan  kondisi sanitasi yang kurang baik, dan kelembaban lingkungan yang rendah. Cacing dapat hidup pada manusia dan hewan dan biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran,  tangan yang tidak bersih atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Infeksi cacing yang biasanya kita temukan pada ternak dapat ditransfer dari hewan ke manusia yang disebut zoonosis dan kemudian dapat menyebabkan peningkatan prevalensi di  manusia. Ada beberapa infeksi cacing yang mengakibatkan kematian, tapi kebanyakan dari infeksi tersebut hanya  menyebabkan gangguan fisik  yang parah.

Helmints hidup dalam saluran usus, di mana enzim pencernaan dapat melarutkan kulit telur dan melepaskan cacing. Selanjutnya cacing mulai berkembang biak dan menghasilkan telur lebih banyak lagi dang akhirnya menetas dan melanjutkan siklus. Meskipun enzim pencernaan melarutkan kulit telur, enzim tersebut  tidak merugikan cacing dewasa, yang dilindungi oleh lapisan keratin di luar tubuh cacing. Cacing memiliki struktur tubuh multiseluler dengan sistem organ. Besar kemungkinan obat-obat tertentu dapat menghambat proses-proses pada tubuh, yang pada gilirannya membunuh cacing dan mencegah reproduksi.

Penularan

Infeksi cacing umumnya terjadi melalui :
1. Mulut
2. Luka di kulit
3. Telur atau larvanya yang ada di mana-mana di atas tanah (Telur cacing keluar dari perut manusia bersama feses, jika limbah ini dialirkan ke lingkungan maka akan membuat penyebaran yang lebih luas.Contohnya jika tersebar di sungai, maka telur cacing akan mengkontaminasi “ air sungai, makanan, angin”).
Diagnosis : Pemeriksaan mikroskopis dari telur atau larvanya dalam tinja, urin, darah dan jaringan. Penentuan ini adalah penting sekali karena daya kerja obat cacing kebanyakan tergantung dari jenis parasitnya.


Pencegahan

Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah mentaati aturan higiene dengan tegas dan konsekuen, terutama pada anak-anak. Misalnya pencegahan yang dilakukan :

1. Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bangun tidur, setelah buang air besar dan sebelum makan dan memotong kuku tangan serta jangan menggigit kuku.
2. Kenakan alas kaki.
3. Tidak jajan di sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka
4. Cucilah sayur dan buah-buahan terlebih dahulu sebelum dimakan dengan air mengalir atau mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih dan daging harus dimasak sampai matah betul sebelum dimakan.
5. Pakaian dan kamar: berikan anak-anak celana dalam yang ketat untuk menghindari kontak antara jari dan dubur, kamar tidur secara teratur dibersihkan.
6. Pada saat bersamaan, anak-anak yang menderita cacingan harus segera diobati. Namun, meski semua anak sudah minum obat cacing, tak berarti masalah cacingan akan selesai saat itu juga
7. Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya terlebih dahulu dengan bersih.

Dengan demikian infeksi melalui mulut yang paling sering terjadi, dapat dihindarkan. Dalam pemberantasan infeksi cacing perlu diambil tindakan higiene umum yang mencakup perbaikan perumahan, lingkungan hidup dan socialekonomi.

JenisCacing

Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:
§  Plathelminthes (flatworms). Ciri-ciri : bentuk pipih dan tidak memiliki rongga tubuh.
1. Cacing pita (Cestoda) : Taenia, Echinococcus, Hymenolepsis, dll. Echinococcus memiliki tuan rumah tetap (anjing)
2. Cacing pipih (Trematoda) : Schistosoma, Fasciola, dll. Schistosoma ditulari oleh bentuk aktifnya (cercariae). Fasciola (cacing hati) khusus terdapat pada domba dan menimbulkan antara lain pembesaran hati, jarang sekali menulari manusia.
§  Nematoda (Roundworm) : Oxyuris (cacing kermi), Ascaris (cacing gelang), Ancylostoma (cacing tambang), Strongyloides & Trichuris (cacing cambuk). Infeksi dapat terjadi melalui telur, larva atau cacingnya sendiri, melalui mulut atau melalui kulit.

Adapun Jenis-jenis cacing yang menyerang manusia adalah :
1. Cacing Kremi, Penyebaran cacing kremi lebih banyak terjadi pada daerah hawa dingin. Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0.44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedang cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar. Daur hidup cacing berrkisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Penularan cacing kremi dipengaruhi oleh debu dan penularan dari mulut ke tangan. Penyakit akibat cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis. Akibatnya timbul peradangan di sekitar dubur dan pada anak perempuan terjadi peradangan divagina. Pengenalan yaitu melalui pemeriksaan kulit sekitar dubur.
2. Cacing Gelang, Cacing gelang mirip dengan cacing tanahpanjang 10-30 cm, hidup dironggo usus halus. Cacing ini hinggap di anjing, telur dikeluarkan dengan tinja dapat tertular anak-anak bila main di tanahdan dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontamonasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang menjadi larva menembus dinding usus lalu masuk ke dalam paru-paru. Setelah dewasa cacing gelang akan mendiami usus manusia dan menyerang makanan disana sehingga menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena makanan yang masuk diserap oleh cacing gelang. Selain itu mengakibatkan penyumbatan usus dan peradangan umbai usus buntu atau pankreas. Pengenalannya yaitu melalui pemeriksaan tinja, dimana cacing dan telur telurnya kentara dengan nyata.
3. Cacing Cambuk, Bentuk seperti cambuk, panjang 3-5 cm. Infeksi terjadi melalui telur dalam air dan makanan. Penyebaran terjadi apabila cacing cambuk tertelan telurnya. Pada anak-anak cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh per4mukaan usus besar dan rektum.Gejala yang dapat terjadi pada penyakit ini adalah anemia. Akibatnya pada anak-anak mengakibatkan radang umbai usus buntu akut atau radang selaput. Dalam tinja tidak terdapat cacing, hanya telurnya yang dapat dikenali dengan mikroskop.
4. Cacing Tambang, Panjang cacing ini antara 6-12 mm. Memiliki 4 gigi yang mirip, 90% infeksi ini diakibatkan oleh N. Americanus. Telur cacing tambang keluar bersamaan dengan feces, dalam waktu 1 1,5 hari telur akan menetas menjadi larva yang disebut larva rhabditiform. Tiga hari kemudian larva berubah menjadi larva filariform dimana larva ini dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia. Di tubuh manusia, cacing tambang bergerak mengikuti aliran darah, jantung, paru-paru, tenggorokan, kemudiaan tertelan dan masuk ke dalam usus. Didalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah sehingga berbahaya karena dapat menyebabkan anemia pada manusia. Gejalanya adalah gatal-gatal di kaki dan batuk dengan peningkatan suhu.
5. Cacing Benang, Infeksi Cacing Cacing ini hidup di tanah, infeksi terjadi melalui larva yang menembus kaki. Gejalanya adalah gatal-gatal hebat di daerah dubur dan radang kulit. Pengenalan yaitu infeksi cacing benang dapat dikenali dan larva-larva tinja yang tidak mengandung telurnya. Pengenalannya dapat dikenali dari larvanyha dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya.
6. Cacing Pita, Cacing ini panjangnya 60 cm pada T. Solium dan 2 m pada T. Saginata terdapat pada hati sapi. Akibatnya berbahaya menembus dinding usus, peredaran darah dan ke organ-organ lain misalnya otak, hati dan paru. Penularannya terjadi karena makan daging yang belum dimasak cukup lama dan masih mengandung telur cacing. Setelah menetas, larva tumbuh menjadi cacing di dalam rongga usus. Pengenalannya dapat dikenali dari telur dan ruasnya (panjang 3 cm, lebar 1 cm) yang terdapat dalam tinja.



Perkembangbiakan

Komunitas cacing di perut gampang meluas. Sebagai gambaran, seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Jika di dalam perut terdapat lima ekor saja, mereka sanggup memproduksi satu juta telur dalam sehari. Ukuran telurnya hanya dalam satuan mikron (1 mikron sama dengan seperseribu milimeter). Saking kecilnya, telur-telur itu hanya bisa dilihat dengan mikroskop.

Jenis Penyakit Cacing
§  Ascariasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Ascaris lumbricoides (cacing gelang) panjangnya 10-15 cm dan biasanya bermukim dalam usus halus. Penularan terjadi melalui makanan yang terinfeksi oleh telur dan larvanya yang berkembang dalam usus halus. Larva ini menembus dinding usus halus, melalui hati kemudian ke paru-paru. Setelah mencapai tenggorokan, lalu larva ditelan dan berkembangbiak menjadi cacing dewasa di usus halus. Terapinya : Mebendazol, Albendazol dan Pirantel merupakan obat pilihan pertama. Kur seringkali harus diulang dengan kur kedua, karena tidak semua cacing atau telurnya dapat dimusnahkan.
§  Oxyuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Enterobius vermicularis (dahulu disebut oxyuris) atau cacing kermi yang biasanya terdapat dalam coecum, menimbulkan gatal-gatal di sekitar dubur dan kejang-kejang hebat pada anak-anak. Adakalanya infeksi ini mengakibatkan radang umbai usus buntu akut (appendicitis). Penularan pada anak kecil sering kali terjadi dengan jalan auto-reinfeksi, yakni melalui telur yang melekat pada jari-jari sewaktu menggaruk daerah dubur, yang dirasakan sangat gatal dan dengan demikian memungkinkan terjadi infeksi sekunder. Penyebabnya adalah cacing betina yang panjangnya 8-13 mm, yang di antara jam 8-9 malam keluar dari dubur untuk bertelur di kulit sekitar dubur. Infeksi cacing kermi adalah infeksi cacing yang satu-satunya penularannya berlangsung dari orang ke orang, sehingga semua anggota keluarga harus serentak diobati pula, walaupun mereka tidak menunjukkan gejala apapun. Penyebabnya ialah cacing betina baru meletakkan telurnya antara 3-6 minggu setelah infeksi.Terapi : Mebendazol, Albendazol, dan Pirantel tidak mematikan telurnya sehingga setelah 2 minggu cacing yang menetas harus dimatikan oleh kur kedua. Piperazin adalah obat pilihan kedua.
§  Taeniasis : Praziquantel, Niklosamida. Cacing pita yang paling umum terdapat adalah Taenia solium, T. Saginata yang banyak terdapat pada babi/ sapi, juga ikan. Penularannya terjadi karena memakan daging yang dimasak belum cukup lama dan masih mengandung larva. Taenia sulit sekali dibasmi, karena kepalannya (scolenya) yang relatif kecil dibenamkan ke dalam selaput lendir usus hingga tidak terkenan obat. Bagian-bagian cacing (segmen) yang berkontak dengan obat dan telah dimatikan, dilepaskan dari scolex yang kemudian membuat segmen-segmen baru (regenerasi). Segmen dan telurnya dapat dikenali dalam tinja, tetapi scolexnya biasanya sudah dicernakan oleh getah usus.Terapi : Obat pilihan pertama yaitu Niklosamida dan Praziquantel.
§  Ancylostomiasis : Mebendazol, Albendazol. Ada 2 jenis cacing Tambang yakni Necator americanis yang terutama terdapat di Amerika dan Ancylostoma duodenale yang terdapat di daerah tropis/subtropis dan panjangnya kira-kira 10 mm. Penularannya terjadi oleh larva yang memasuki kulit yang terluka pada kaki dan menimbulkan reaksi lokal. Setelah memasuki vena, larva menuju paru-paru dan bronchi akhirnya ke saluran cerna. Cacing tambang juga mengaitkan diri pada mukosa usus dan menghisap darah tuan rumah hingga terjadi anemia yang cukup serius. Pengobatannya diarahkan pada 2 tujuan, yakni memperbaiki gambaran darah (makanan yang bergizi dan senyawa besi) dan memberantas cacing. Mebendazol dan Pirantel merupakan obat cacing pilihan pertama yang sekaligus juga dapat membasmi cacing gelang bila terjadi infeksi campuran.
§  Strongyloidiasis : tiabendazol, Ivermectin, Albendazol. Strongyloides stercooralis (cacing benang) terdapat di daerah tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk benang yang menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya. Berhubung terjadi auto-reinfeksi, maka cacing dapat bertahan puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus halus. Di tempat ini, cacing menimbulkan reaksi radang dan kerusakan. Gejalanya yang khas adalah gatal-gatal hebat (urticaria) di bagian pantat, yang bersifat sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran napas (batuk) akibat migrasi cacing. Pengobatan : Tiabendazol dan Ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap cacing benang. Albendazol juga efektif.
§  Trichiuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol.Trichiuris trichiura (cacing cambuk) umumnya terdapat di negara beriklim panas dan lembab. Terdapat dalam coecum (usus buntu) dan berdiam di mukosa ileum dan colon, dengan menimbulkan kerusakan dan peradangan. Telurnya dikeluarkan dalam tinja dan digunakan untuk diagnosis. Telur dapat berkembang di tanah. Penularannya terjadi melalui makanan dan air yang terinfeksi. Gejalanya pada anak kecil dapat mengakibatkan appendicitis akut. Akibat kehilangan darah dapat juga terjadi anemia. Pengobatan dilakukan secara efektif dengan Mebendazol, Pirantel, dan Albendazol.
§  Filariasis : Dietilkarbamazin (DEC) dan Hetrazan. Wucheria bancrofti (cacing filaria) merupakan nematoda dari famili Filaria, yang menimbulkan penyakit tropis elephantiasis (kaki gajah). Radang pembuluh limfa disusul dengan penyumbatan oleh cacing dewasa (panjangnya 8-10 cm). Akibatnya ialah hipertrofi dari jaringan sel terutama di bagian kaki yang dapat membesar sampai diameter 30 cm. Penularannya ke manusia terjadi melalui nyamuk Culex fatigans, yang menyengat pada waktu malam. Pengobatan : Dietilkarbamazin terutama bila diberikan pada waktu dini, kadangkala diperlukan pembedahan untuk memperbaiki drainage getah bening dan membuang jaringan yang berlebihan.
§  Schistosomiasis : Praziquantel. Schistosoma haematobium (cacing pipih) yang tidak bersegmen dan cacing ini adalah penyebab penyakit schistosomiasis yang ditularkan melalui sejenis keong pembawa larvanya. Setelah berkembang, parasit ini menembus kulit manusia dan memasuki peredaran darah. Penularannya terjadi oleh cercariae, bentuk khas yang dilepaskan ke dalam air oleh tuan rumah antaranya (keong) yang kemudian menembus kulit atau selaput lendir manusia. Siklus seksualnya terjadi di dalam manusia dengan pembentukkan banyak telur yang dikeluarkan melalui tinja atau urin. Di dalam air, larva keluar dari telur dan menulari keong, dimana diproduksi puluhan ribu cercariae. Terapi : Obat pilihan pertama adalah Praziquantel terhadap semua jenis schistosomiasis yang menyerang manusia.

Infeksi cacing  dapat menyerang siapa saja, anak-anak di negara berkembang adalah yang paling berisiko untuk infeksi cacing. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 35 persen untuk tingkat infeksi cacing gelang, yang merupakan cacing parasit yang paling umum dijumpai. Hal ini dapat menyebabkan hambatan  belajar di sekolah karena kekurangan gizi yang tinggi dan  muncul gejala anemia. Adanya infeksi  cacing dalam tubuh menimbulkan  reaksi sistem kekebalan tubuh dan memaksa tubuh untuk bekerja keras dari biasanya untuk melindungi tubuh dari racun yang dikeluarkan oleh parasit cacing yang menghaslkan racun. Racun yang dilepaskan ke dalam aliran darah  dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
Meskipun cacing dapat menyebabkan infeksi serius, beberapa ilmuwan sedang mempelajari penggunaan cacingan untuk menghilangkan dan mengobati penyakit iritasi usus besar. Namun, pemberantasan cacing di negara berkembang, khususnya pada anak-anak, tetap menjadi tugas penting bagi organisasi kesehatan di seluruh dunia.
Cacing diklasifikasikan sebagai parasit.  Parasit adalah organisme penyebab penyakit yang hidup pada atau dalam manusia atau hewan lain dan berasal makanan dari inangnya. Kutu adalah contoh parasit yang hidup di manusia, bakteri dan virus adalah contoh parasit yang hidup baik pada manusia,dan  cacing adalah contoh parasit yang hidup pada manusia.
Telur cacing mencemari makanan, air, udara, kotoran, hewan peliharaan dan binatang liar, dan objek seperti kursi toilet dan pegangan pintu. Telur memasuki tubuh manusia melalui mulut, hidung dan anus. Begitu berada di dalam tubuh, telur cacing biasanya bertahan sampai menetas di usus, tumbuh dan berkembang biak. kadang-kadang dapat dijumpai pada bagian-bagian tubuh lainnya.
Diagnosis penyakit cacing pada manusia biasanya membutuhkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik, analisis laboratorium  dan tes lain yang relevan. Pengobatan dalam banyak kasus melibatkan penggunaan obat anti-cacing yang sangat efektif dikenal sebagai vermifuges untuk membunuh cacing.
Pencegahan penyakit cacing biasanya yan paling difokuskan adalah sanitasi dan hygiene personal dengan cara sering mencuci tangan, membersihkan  kamar mandi dan dapur, dan memasak  makanan yang diduga tercemar cacing terutama daging sapi, daging babi, sosis dan daging beruang. persediaan air harus terklorinasi.

Jenis cacing parasit
cacing  memliki istilah yang luas dan mencakup beberapa parasit cacing, Jenis cacing  berikut ini adalah secara umum sama dalam bentuk, namun dapat menyebabkan berbagai penyakit dan diperlakukan dengan obat-obatan yang berbeda.

1. Roundworm
Roundworm biasanya berada di usus kecil dan memasuki tubuh melalui kontak dengan makanan atau air yang tercemar, tanganyang tidak  dicuci bersih, dan juga kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Gejala klinis yang muncul adalah kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, dan diare.. Pengobatan biasanya menghilangkan telur parasit dalam waktu satu minggu , tetapi jika tidak dirawat dalam waktu yang tepat akan menyebabkan anemia.

2. Pinworm (Keremi)

Telur keremi memasuki tubuh dengan menghirup udara yang terkontaminasi oleh telur cacing melalui hidung atau mulut atau dengan menyentuh mulut dengan jari-jari yang terkontaminasi. Telur juga dapat masuk melalui vagina atau anus. Gejala  klinis yang timbul  gatal anus (atau gatal vagina tergantung pada titik entry), ketidaknyamanan perut, dan kulit pucat. Pengobatan menghilangkan telur dalam beberapa hari tanpa komplikasi serius.


3. Trichina spiralis

Trichina spiralis terdapat  di usus dan memasuki tubuh melalui daging babi mentah atau kurang matang atau sosis. Setelah di dalam usus, telur akan menetas, tumbuh, dan pindah ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah dan kelenjar getah bening. Gejalanya meliputi diare, kram perut, dan muntah dan dapat menyebabkan demam tinggi dan nyeri otot. Jika tidak diobati, trichina spiralis dapat menyebabkan Trichinosis, suatu penyakit yang dapat mengakibatkan masalah jantung dan otot. Antihelmint seperti thiabendazole bisa menyembuhkan Trichinosis, namun pemulihan dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

4. Tapeworm (Cacing pita)
Cacing pita  terdapat di usus dan masuk ke tubuh melalui makan daging sapi mentah atau kurang matang. Meskipun gejala tidak muncul dengan jelas, beberapa orang mungkin mengalami sakit perut dan kelelahan. Pengobatan dengan dosis single dose dari obat antihelminth ( niklosamid) biasanya menghilangkan semua gejala dalam beberapa hari.

5. Flukes
Flukes terdapat di kandung kemih, usus, rektum, hati, limpa, paru-paru, atau pembuluh darah. Flukes memasuki tubuh dengan menembus kulit, biasanya sambil berenang atau mandi di air yang kebetulan yang dipenuhi oleh flukes. Banyak orang tidak menampakkan gejala klinis, tetapi dapat menyebabkan ruam, gatal, nyeri otot, dan demam. Flukes  alami keluar dari tubuh, namun manusia dapat kembali mencemari daerah oleh buang air kecil atau buang air besar di sumber air. Beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada kandung kemih, hati, dan usus.


Gejala  Klinis infeksi cacing
§  Gatal-gatal pada dubur atau kaki, diare, sembelit, nyeri perut dan penyumbatan usus halus dan saluran pankreas.
§  Perut buncit, kelalahan yang sangat, nafsu makan berkurang, kejang-kejang, mual dan muntah.
§  Berat badan berkurang, muka pucat dan kurang darah atau anemia
Gejala atau keluhan dapat disebabkan oleh efek toksis dari produk pertukaran zat cacing, penyumbatan usus halus dan saluran empedu (obstruksi) atau penarikan zat gizi yang penting bagi tubuh. Seringkali gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa gangguan lambung usus, seperti mual, muntah, mulas, kejang-kejang dan diare berkala dengan hilangnya nafsu makan (anoreksia). Gejala yang paling umum dari infeksi cacing adalah diare (insting pertama tubuh dalam membersihkan diri dari organisme parasit), napas bau busuk, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gatal-gatal. Sembelit, gas, dan kembung Sebagian besar cacing menunjukkan  gejala melalui reaksi fisik, tapi kadang-kadang  diekskresikan dan dapat terlihat dalam tinja. Gejala ini kurang terlihat di Amerika Serikat atau di negara-negara maju.

Cacing pada anak-anak  sulit untuk dideteksi pada anak-anak, khususnya mereka yang terlalu  muda. Oleh karena itu, penting untuk mencatat setiap lepuh yang muncul di mulut atau bibir, pilek, kegelisahan, atau ketidakmampuan untuk tidur. Juga perhatikan setiap hiperaktif normal, mengompol, mata berkedut, atau perdarahan hidung. Gejala-gejala tersebut mungkin  infeksi cacing dan harus  mengunjungi dokter.

Gejala yang mungkin terjadi adalah asma, anemia, dan gugup. Cacing cenderung untuk mencuri makanan dari inangnya, menyebabkan hilangnya nutrisi penting dari tubuh inang Jika cacing berkembang biak di tubuh, mereka dapat leach nutrisi yang cukup untuk menyebabkan kekurangan zat besi atau kehilangan darah. Beberapa pasien mengalami reaksi alergi dalam menanggapi mobilisasi sel. Sebuah segmen kecil herminths dapat menyebabkan runtuhnya jaringan otot dan gangguan jantung, yang mengakibatkan kematian jika tidak dirawat.


Biasanya, dokter dan laboratorium lebih memilih untuk menguji sampel feses menggunakan metode identifikasi telur cacing dan jenis parasit, agar dapat mendeteksi adanya cacing spesifik dalam saluran usus.
Penyebab infeksi cacing
Ada lebih dari 100 jenis cacing yang dapat hidup di dalam sebuah host dan manusia. Kita  bisa terkontak  telur cacing dalam berbagai cara: makanan, air, udara, binatang peliharaan, dan bahkan kursi toilet. Telur cacing masuk ke tubuh manusia biasanya melalui tiga jalur transmisi: mulut, hidung, atau anus. Meskipun  dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui kulit (melalui gigitan nyamuk atau melalui kontak langsung dengan tanah), rute tersebut adalah yang paling umum. Begitu berada di dalam tubuh, telur biasanya menghuni usus, di mana mereka menetas dan akhirnya berkembang biak.

Penyebab biologis infeksi cacing  tergantung pada masyarakat. Sanitasi yang buruk di negara berkembang biasanya buang air kecil dan buang air besar di tempat umum disungai dan sumber airlainnya akan meningkatkan penularan cacing Namun, kondisi ini tidak selalu terbatas pada negara-negara berkembang; ini lingkungan yang sama juga bisa ada di dalam bangsa yang maju juga

Selain itu, membatasi kontak dengan binatang liar dan kotoran hewan peliharaan dapat mengurangi kemungkinan tertular. inisiatif kebersihan  di sekolah dan rumah sakit telah dilakukan di negara-negara berkembang untuk mencegah penularan di antara anak-anak, yang  terkena dampak negatif infeksi cacing.

Pengobatan infeksi cacing. Anthelmintika atau obat cacing (Yunani = anti = lawan, helmins = cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Banyak antelmintika memiliki khasiat terhadap 1 atau 2 jenis cacing. Hanya beberapa obat yang memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum), misal : mebendazol.

Macam-Macam Obat Cacing
1. Mebendazol : tiabendazol, albendazol.
§  sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang, pita, cambuk dan tambang.
§  Banyak digunakan sebagai monoterapi untuk penanganan masal terhadap penyakit cacingan, juga pada infeksi campuran 2 atau lebih cacing. Bekerja sebagai vermicid, larvacid dan ovicid.
§  Mekanisme kerja : perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat penggunaannya (glikogen) pada cacing.
§  Dosis : Anak dan dewasa sama, pada Oxyuriasis dosis tunggal 100 mg pada waktu makan pagi. Pada infeksi cacing gelang, tambang, benang, pita dan cambuk 2 dd 100 mg selama 3 hari, bila perlu diulang setelah 3 minggu.
2. PIPERAZIN : Upixon
§  Sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris.
§  Cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik usus, berkhasiat juga sebagai laksan lemah.
§  Banyak digunakan karena efektif dan murah, tetapi di banyak negara barat sejak 1984 tidak digunakan lagi karena efek sampingnya terutama neurotoksisitas.
§  Dosis : Ascaris: 75 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 3 g selama 2 hari. Oxyuris 65 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 2,5 g selama 7 hari.
4. LEVAMISOL
§  Efektif terhadap Ascaris, cacing tambang.
§  Efek samping jarang terjadi, yaitu reaksi alergi (rash), granulocytopenia dan kelainan darah lainnya
5. NIKLOSAMIDA : Yomesan
§  Sangat efektif terhadap cacing pita manusia/hewan
§  Mekanisme : peningkatan kepekaan cacing terhadap enzim protease sehingga cacing lebih mudah dicerna.
§  Efek samping hampir tidak ada, tetapi obat ini bersifat sangat toksis, penggunaannya harus hati-hati pada gangguan yang meningkatkan resorpsi (colitis dan luka di usus).

Pengobatan cacing biasanya melibatkan penggunaan obat anti-helminth yang disebut vermifuges atau vermicides yang membunuh cacing yang bersarang di dalam tubuh. Obat ini baik membunuh cacing  (vermicide), atau setrum cacing (vermifuge), akhirnya menyebabkan kematian. Ada beberapa anthelmintics yang ada secara alami, seperti tembakau, wormwood, cengkeh, dan kamboja. Meskipun ada lebih dari 20 spesies yang berbeda dari cacing, hanya terdapat 5 obat  ditujukan untuk mengobati cacing, 5 obat terbukti efektif dalam infeksi cacing. obat anthelmintik tertentu lebih baik dalam menyembuhkan beberapa jenis infeksi parasit.. Sebagai contoh, Albendazole lebih efektif daripada mengobati cacing tambang, mebendazol dan derivatnya  atau pamoate pyrantel. infeksi parasit lain, seperti T trichiura, perlu anthelmintics tambahan, sebagai obat saat ini tidak efektif dalam memberikan obat yang memadai.

Beberapa ilmuwan prihatin tentang perlawanan terhadap anthelmintics, terutama di negara berkembang di mana orang yang berulang kali terinfeksi dengan cacing dan menerima beberapa dosis obat sehingga cacing dapat membangun gen resistensi dan menyebarkannya ke telur baru, membuat obat yang ada tidak efektif lagi dalam menghilangkan parasit. Dokter biasanya mendefinisikan resistensi sebagai penurunan kurang dari 95% dari telur dalam contoh tinja atau tes tinja.

Ilmuwan melihat resistensi ini build-up di ternak karena perawatan sering dan diulang; perlawanan yang sama segera dapat dilihat pada manusia.. Namun, penelitian dalam mengembangkan obat anthelmintik baru sangat kurang karena kurangnya dana yang tersedia.  Negara-negara yang membutuhkan dan manfaat dari obat biasanya miskin, yang mengarah ke pengembangan ilmu pengetahuan sedikit dalam industri obat. Banyak uji klinis sekarang termasuk obat kombinasi berbagai anthelmintik diberikan bersama-sama, sehingga dapat mengurangi resistensi terhadap pengobatan satu-obat. Studi baru menunjukkan bahwa obat baru khusus untuk nematoda telah berhasil menghilangkan parasit resisten pada ternak. Lanjutan studi harus dilakukan untuk memantau efek potensial pada manusia.




No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.