Total Pageviews

Saturday, 2 June 2018

Penyakit Nipah




Penyakit Nipah





Penyakit ini dibawa oleh mamalia pemakan buah iaitu keluang. keluang suka memakan buah betik yang sudah masak ranum.


Nipah menyebabkan penyakit parah yang ditandai dengan peradangan pada otak (ensefalitis) dan sering di kenal dengan  penyakit pernapasan. Virus Nipah  dapat menular dari hewan ke manusia, dan juga dapat menular langsung dari manusia ke manusia. Di Bangladesh, setengah dari kasus yang dilaporkan antara 2001 dan 2008 adalah  penularan  yang terjadi dari manusia ke manusia.  Virus Nipah dapat menyebabkan penyakit yang parah pada hewan domestik seperti babi. Tidak ada pengobatan atau vaksin baik untuk manusia ataupun hewan. Kelelawar buah dari family  Pteropodidae adalah hospes alami dari virus Nipah.
Virus Nipah  yang mewabah menyebabkan  kepanikan di  negara jiran Malaysia pada tahun 1999 dengan memporak-poranda industri peternakan babi. Virus Nipah tergolong famili Paramyxoviridae. Inang alami dari virus ini adalah kelelawar buah. Virus ini dapat menginfeksi hewan lain dan menyebabkan penyakit. Transmisi antar spesies dari virus ini terjadi akibat adanya kontak langsung dengan jaringan dan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Klasifikasi  virus nipah adalah sebagai berikut :

Grup    : Grup V
Ordo   : Mononegavirales
Family   : Paramyxoviridae
Genus   : Henipavirus
Type species  : Hendravirus
Species : Nipah virus
Virus yang menyerang saluran pernafasan babi ini ditransmisikan melalui udara dan dapat menginfeksi manusia. Beberapa penelitian mengindikasi bahwa beberapa dekade yang lalu, virus ini ada pada kelelawar buah dalam bentuk inaktif. Namun, karena adanya perusakan habitat, perubahan iklim serta perkembangan dan perluasan industri pertanian, maka virus ini menjadi aktif dan menginfeksi spesies lain. Antibodi terhadap virus ini ditemukan pada babi.
Virus Nipah memiliki periode inkubasi selama 4 – 18 hari. Beberapa kasus menunjukkan gejala sub-klinis. Pada kasus klinis, gejala dari infeksi virus Nipah menyerupai influenza, disertai demam tinggi dan nyeri otot. Infeksi virus ini dapat berlanjut menjadi peradangan pada otak (encephalitis) dengan disertai kepusingan, disorientasi, konvulsi dan koma. Sebanyak 50% kasus infeksi klinis berakhir dengan kematian (WHO Media Center 2001). Kasus pandemi Nipah Virus di Malaysia pada September 1998 hingga April 1999 menyebabkan infeksi pada sebanyak 265 manusia dimana 105 diantaranya berakhir dengan kematian. Sebanyak 93% dari kasus zoonosis Nipah Virus terjadi pada pekerja yang berhubungan dengan babi dan hasil produksinya.




NIPAH VIRUS PADA HEWAN

Hospes alami

Nipah virus pertama kali dikenal pada tahun 1999 yang mewabah di kalangan petani babi di Malaysia. Sejak itu telah ada 12 wabah lain di Asia Selatan. Kelelawar Buah dari family Pteropodidae – khususnya spesies yang termasuk dalam genus Pteropus – adalah host alami untuk Nipah virus. Diasumsikan bahwa distribusi geografis Henipaviruses tumpang tindih dengan kategori Pteropus. Hipotesis ini diperkuat dengan bukti infeksi Henipavirus pada kelelawar Pteropus dari Australia, Bangladesh, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Papua New Guinea, Thailand dan Timor-Leste.
Baru-baru ini, kelelawar buah Afrika yaitu genus eidolon, family Pteropodidae, ditemukan positif terhadap antibodi  virus Nipah dan Hendra. Hal ini menunjukkan bahwa virus ini mungkin terdistribusi secara geografis dari kelelawar Pteropodidae di Afrika.



Gejala klinis pada hewan

          Wabah Nipah pada babi dan binatang domestik lainnya (kuda, kambing, domba, kucing dan anjing) pertama kali dilaporkan di Malaysia awal tahun 1999. Banyak babi tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi ada diantaranya yang terlihat mengalami demam akut, nafas tersengal-sengal, dan gejala neurologis seperti gemetar dan kejang otot.
Umumnya, kematian rendah kecuali pada anak babi muda. Gejala-gejala ini tidak jauh berbeda dari penyakit pernapasan dan neurologis lainnya. Nipah harus dicurigai jika babi juga memiliki batuk menggorok yang tidak biasa.  Nipah virus sangat menular pada babi. Infeksi pada babi dapat berlangsung 4-14 hari.

Pengendalian pada hewan domestic

          Tidak ada vaksin untuk melawan virus Nipah. Desinfeksi rutin pada peternakan babi (dengan hypochorite natrium atau deterjen lainnya) diharapkan efektif dalam mencegah infeksi. Jika diduga ada wabah, lokasi hewan terinfeksi harus segera diisolasi. Pemusnahan hewan yang terinfeksi harus diawasi dengan  ketat baik melalui penguburan  atau pembakaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan ke orang. Penularan penyakit dapat dilakukan dengan membatasi atau melarang lalu lintas hewan dari peternakan yang terinfeksi ke daerah lain.



NIPAH VIRUS PADA MANUSIA

Transmisi ke manusia

Pada awal wabah di Malaysia dan Singapura, sebagian besar infeksi pada manusia berasal dari kontak langsung dengan babi yang sakit atau bagian jaringan yang  terkontaminasi. Penularan diduga terjadi melalui droplet pernafasan, kontak dengan sekret tenggorokan atau hidung dari babi, atau kontak dengan jaringan dari hewan yang sakit. Sumber infeksi yang paling mungkin terjadi pada saat  wabah di Bangladesh dan India adalah melalui konsumsi buah-buahan atau produk buah (misalnya jus kurma mentah) yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi.
Setelah kejadian  wabah  di Bangladesh dan India, Nipah virus menyebar secara langsung dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan orang terinfeksi melalui sekresi dan ekskresi.
Virus yang menyerang saluran pernafasan babi ditransmisikan melalui udara dan menginfeksi manusia. Beberapa penelitian mengindikasi bahwa beberapa dekade yang lalu, virus ini berada pada kelelawar buah dalam bentuk inaktif. Namun, karena adanya perusakan habitat, perubahan iklim serta perkembangan dan perluasan industri pertanian, maka virus ini menjadi aktif dan menginfeksi spesies lain.


1. 1.    Gejala klinis

Manusia yang infeksi penyakit ini mempunyai sifat infeksi yang asimptomatik sampai yang berat yaitu ensefalitis . Gejala awal pada orang yang terinfeksi adalah mengalami gejala flu seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah dan sakit tenggorokan. Hal ini dapat berlanjut dengan diikuti tanda-tanda pusing, mengantuk, kesadaran berubah, dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut. Beberapa orang juga dapat mengalami atypical pneumonia dan gangguan pernafasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang berat, terus berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) bervariasi dari 4 sampai dengan 45 hari. Kebanyakan orang yang bertahan hidup dari ensefalitis akut dapat pulih kembali, namun sekitar 20% masih mengalami  konsekuensi  tanda neurologis seperti kejang persisten dan perubahan kepribadian. Sejumlah kecil orang yang sembuh kemudian kambuh lagi dan dapat mengalami  ensefalitis lebih lanjut (lebih parah). Disfungsi neurologis persisten dapat terjadi pada lebih dari 15% orang dalam jangka waktu yang lama. Tingkat fatalitas kasus diperkirakan mencapai 40% sampai 75%, tergantung pada kemampuan virus menginfeksi .

2. Diagnosa
Infeksi Nipah  virus dapat didiagnosis melalui  sejumlah tes yang berbeda,
yaitu:
•           serum netralisasi
•           immunosorbent assay enzyme-linked (ELISA)
•           polymerase chain reaction (PCR) assay
•           isolasi virus dengan kultur sel.

3. Pengobatan

Saat ini tidak ada obat atau vaksin yang tersedia untuk mengobati infeksi virus Nipah. Perawatan intensif  didukung dengan pengobatan pada gejala yang timbul adalah merupakan langkah utama dalam mengurangi  infeksi pada manusia.

4. Cara mengurangi risiko infeksi pada orang

Di karenakan belum tersedianya vaksin pada manusia maka satu-satunya cara untuk mengurangi infeksi  adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor-faktor risiko dan memberikan sosialisasi dalam upaya mengurangi resiko terpapar oleh virus tersebut. Diantaranya:
§  Mengurangi risiko penularan dari kelelawar ke manusia. Upaya untuk mencegah penularan pertama-tama harus berfokus pada penurunan akses kelelawar
§  Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia. Tutup kontak fisik dengan orang yang terinfeksi virus Nipah. Sarung tangan dan alat pelindung harus digunakan ketika merawat orang sakit. mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang sakit.
§  Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia. Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai selama menangani binatang yang sakit/ menghndari kontak dengan  jaringan hewan pada saat  nekropsi atau saat  melakukan pemusnahan.




Rujukan Lain




No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.