SYEIKH RAHMATULLAH Al-HINDI
( PENDIRI
MADRASAH LEGENDARIS AS-SHAULATIYAH MAKKAH AL-MUKARRAMAH )
Oleh: Husein Zaenal Muttakin, Lc., M.Pd.I
BAB I
1. A.
Pendahuluaan
Kondisi keagamaan India pada abad 19 M sangat
buruk.Kemunkaran dan kemaksiatan menyebar luas.Banyak sekali
fatwa-fatwa dari para ulama yang jauh dari kebenaran, bahkan sampai ada
yang berfatwa gugurnya kewajiban ibadah haji.Para pelajar banyak dirancuni oleh
pemikiran barat sehingga mereka menganggap para ulama sebagai kaum yang jumud
dan ketinggalan jaman.[1]
Gerakan kristenisasi di India sangat gencar.Pada tahun 1792 M
untuk pertama kali didirikan Lembaga Misi Kristen Protestan,kemudian pada tahun
1795 didirikan Organisasi Misi Kristen London dan pada Tahun 1799 didirikan
Organisasi Misi Kristen Gereja Inggris.[2]
Sebelum memasuki awal abad ke 19 M, rombongan para misionaris
dengan resmi dan teratur di kirimkan ke India oleh Pemerintah Inggris,
bahkan perusahaan-perusahaan dagang Inggris yang di India, disamping mendanai
misi itu mereka memberikan hak istimewa kepada para misionaris itu.
Untuk upaya kristenisasi didrikanlah 1000 sekolah
dengan jumlah siswa sebanyak 65.000 pelajar, ditambah dengan
sekolah-sekolah dan kuliah-kuliah khusus bagi para misionaris, yang
paling menyedihkan adalah sebagian sekolah dan kuliah itu adalah mesjid dan
madrasah-madrasahnya milik umat Islam yang dirampas oleh pemerintah Inggris.[3]
Dalam kondisi seperti itu lahirlah Syeikh Rahmatullah
pengarang kitab Izhhârul Haq.
1.
B.
Nama dan silsilah keluarga.
Beliau adalah
berketurunan dari Sayyidina Utsman Radhiyallâhu ‘anhu
.
Nasabnya seperti berikut: Muhammad Rahmatullah bin
Khalilurrahman al-Kiranawi bin Khalilullah [ma’ruf dengan nama Khalilurrahman]
bin Hakim Najibullah bin Hakim Habibullah bin Hakim Abdurrahim bin Hakim
Quthbuddin bin Shaikh Fudhil bin Hakim Diwan Khan Abdurrahim bin Hakim Abdul Karim
Hakim Beena bin Hakim Hasan bin Abdus Shamad bin bin Abi ‘Ali bin Muhammad
Yusuf bin Abdul Qadir bin Syaikh Jalaluddin bin Mahmud bin Ya’kub bin ‘Isa bin
Ismail bin Muhammad Taqi bin Abi Bakar bin ‘Ali Naqi bin Utsman bin ‘Abdullah
bin Shihabuddin bin ‘Abdurrahman bin ‘Abdul ‘Aziz as-Sarqasi bin Khalid bin
al-Walid bin ‘Abdul Aziz bin ‘Abdurrahman al-Kabir al-Madani bin ‘Abdullah
as-Tsani bin ‘Abdul ‘Aziz al-Kabir bin ‘Abdullah al-Kabir bin ‘Umar bin Utsman bin Affan Radhiyallâhu ‘anhu.[4]
Kakeknya yang ke 24 yaitu Abdurrahman Bin Abdul Aziz
adalah orang yang pertama datang ke India dari keluarga Utsman Bin Affân Ra,ia
ditunjuk oleh Sultan Mahmud Al-Ghanjawi sebagai qadhi bagi tentara yang
dikirimkan untuk menaklukan India.Kemudian Syeikh Abdurrahman menetap di
Bani Bet dan di daerah inilah keturunan keluarga Utsman berkembang di
India.[5]
Kakenya ke 7 adalah Abdul Hakim ia seorang tabib, ketika ia
dapat menyebuhkan raja Jalâluddin Muhammad Akbar, dia memberi hadiah
sebidang tanah pertanian di daerah Kairanah, maka keluarga Utsmaniyyin
itu berpindah kesana.[6]
1.
C.
Kelahirannya.
Dilahirkan di kampung
Darbar kalân, Kairanah propinsi Muzhaffar Nâjar dekat dengan Ibu Kota India New
Delhi.Dilahirkan pada awal Jumad Ula 1233 H.[7]
1.
D.
Pendidikannya
Keluarga beliau sangat
taat dalam agama. Mendapat pendidikan awal di madrasah di kampungnya. Setelah
menghafal al-Quran dan mengetahui dasar-dasar bahasa ‘Arab, beliau kemudiannya
melanjutkan pelajaran di pusat ilmu ketika itu iaitu di kota Delhi. Beliau
berguru dengan murid dari Syah Abdul Aziz bin Syah
Waliyullah ad-Dahlawi. Sebahagian dari guru-gurunya adalah
Maulana Muhammad Hayat, Maulana Mufti Sa’adullah, Maulana ahmad ‘Ali, al-Arifbillah
Maulana ‘Abdurrahaman Chishti, Molvi Iman Baksh Shahba’i, Hakim Faiz Muhammad
dan ramai lagi. Setelah tamat pengajian, beliau pulang kekampungnya dan membuka
madrasah sendiri.[8]
1.
E.
Murid-muridnya
Beliau mempunyai murid
yang banyak ,diantaranya adalah: asy-Syarif Hussin bin ‘Ali al-Hasyimi,
Qadhi al-Qudhah asy-Syaikh ‘Abdullah Siraj, al-‘Allamah asy-Syaikh Ahmad Abu
al-Khair, Amin Muhammad ‘Ali – pengajar, imam dan khatib di Masjidil Haram,
al-‘allamah asy-Syaikh As’ad Ahmad ad-Dihan, al-‘Allamah asy-Syaikh Ahmad ‘Ali
Hussin an-Najar – Qadhi Thaif, al-‘Allamah asy-Syaikh Ahmad Abul Khair,
al-‘Allamah asy-Syaikh Badrul Islam al-Kiranawi, al-‘Allamah asy-Syaikh Hasan
‘Abdul Qadir, al-‘Allamah asy-Syaikh Hasan Kadzim, al-‘Allamah asy-Syaikh
Darwish, al-‘Allamah asy-Syaikh Syaraful Haq Shadiqi, al-‘Allamah asy-Syaikh
Syihabuddin al-Utsmani al-Kiranawi, al-‘Allamah asy-Syaikh Dhiya-uddin,
al-‘Allamah asy-Syaikh Abdurrahman Ahmad Dihan, al-‘Allamah asy-Syaikh
Abdurrahman asy-Syibi, al-‘Allamah asy-Syaikh as-Sayyid ‘Abdullah Muhammad
Sholeh az-Zawawi – Mufti Syafi’iyyah di Mekah, al-‘Allamah as-Sayyid ‘Abid
Hussin Maliki – Mufti Mazhab Maliki di Mekah, al-‘Allamah asy-Syaikh ‘Abdullah
Ahmad Abul Khair – Mufti Mazhab Hanafi, al-‘Allamah asy-Syaikh ‘Abdul Hamid
Baksh al-Falaki, al-‘Allamah asy-Syaikh Muhmmad al-Ghazi, al-‘Allamah
asy-Syaikh ‘Abdus Sattar ad-Dahlawi al-Kutbi, al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad
Said Ba Bashil, al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad Hussin al-Khiyath, al-‘Allamah
asy-Syaikh Mulla Muhammad Ismail an-Nawab, al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad ‘ali
Sulaiman – Imam dan khatib di Masjidilharam, al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad
Sholeh al-Maimuni, al-‘Allamah asy-Syaikh
Muhammad Hashim Asy’ari al-Indonisi, al-‘Allamah asy-Syaikh
Muhammad Sulaiman Hasbullah, al-‘Allamah asy-Syaikh Abul Khair al-Faruqi
al-Hind.[9]
1.
F.
Upaya menghadapi para misionaris
Gerakan kristenisasi
yang begitu gencar, menjadikan dirinya untuk lebih lebih memfokuskan kepada
upaya untuk membendung dan melawan gerakan para misionaris itu.Ia memulai
dengan sungguh mempeelajari pokok-pokok ajaran Kristen dari s umber-sumber
aslinya, setelah itu ia menyusun beberapa buah buku untuk membantah
syubhat-syubhat para misionaris .
Beliau tidak hanya menyusun buku namun ia mendirikan
pusat-pusat pelatihan para dai untuk melawan Kristenisasi.Pusat-pusat
itu berhasil mencetak para dai yang gigih melawan kristenasi,
sehingga sejarah mencatat ketangguhan dan kehandalan mereka dalam
menghadapi tuduhan-tuduhan palsu para misionaris
Kristen.Pusat-pusat pelatihan itupun menjadi cikal bakal bagi semua
lembaga keislaman yang memperjuangkan Islam pada priode berikutnya.
Selanjutnya beliaupun mulai mengajak debat dengan para
tokoh besar misionaris yang datang ke India.Pada saat itu para pendeta
keristen sudah mencapai puncak kesombongannya, secara terbuka
menantang para ulama untuk berdebat, mereka pun menyebarkan isu-isu bahwa
para ulama semunya tidak ada yang mampu melawan mereka. Maka syeikh Rahmatullah
melihat berdebat adalah cara yang tepat untuk menghancurkan
kesombongan mereka.
Pada bulan Rabiul Akhir 1270 H/1854 M beliau bersama Dr
Muhammad Wazîr berhasil mengalahkan dua orang pendeta Kristen,
perdebatan itu terjadi di rumah pendeta Frank, sehinnga ia menamakannya
Munâzharah Sugra .
Setelah 3 bulan tepatnya pada bulan Rajab tahun 1854,
beliau kembali berdebat dengan Pendeta Dr Fender dan Frank.Debat tersebut
berlangsung selama dua hari berturut-turut tentang teks-teks Bibel dan
terjadinya tahrif (perobahan) dalam teks-teks tersebut.Pada perdebatan
itupun syeikh Rahmatullah berhasil mengalah kedua pendeta itu, bahkan kedua
pendeta itu mengakui telah terjadinya tahrîf (perubahan ) pada Bibel pada 7/8
tempat, juga terdapat 40.000 perbedaan ungkapan dalam Bibel itu.
Perdebatan itu dinamakan Munâzharah Kubra, karena perdebatan
itu di hadiri/disaksikan oleh 1000 orang.
1.
G.
Karya Ilmiyah.
Karya ilmiyah beliu
dimulai dengan risalah-risalah yang kecil demkian pula dengan
terjemahan-terjemahan, diantara karya ilmiyah beliau adalah sebagai
berikut
1. Risâlah fi Waqt Shalât al-‘Asr
2. Risâlah Al-Tanbîhât Fi Itsbât Al-Ihtiyâj ila- Bi’tsah wal Hasyr
3. Risâlah Fi Rafil Yadain Fi Shalat
4.
Terjemah Kitab Tuhfah Itsna ‘Atsariyah, kitab
bantahan kepada kaum rafidhah,
Adapun buku-buku
yang ia susun untuk membantah para misionaris Kristen adalah sebagai berikut:
1. Izâlah Al-Auhâm
Adalah kitab yang
pertama kali ia susun untuk membantah alasan-alasan yang dikemukakan oleh
para misionaris Kristen.
2. Izâlah Al-Syukûk
Ia menyusunnya dengan
bahasa Urdu untuk menjawab 29 pertanyaan yang dilontarkan oleh para misionaris
kepada para ulama.Buku itu dinamakan pula Su’alât Karanjî.Buku itu terdiri dua
jilid besar dengan jumlah halaman 1116 halaman.Dalam buku itu disebutkan
dalil-dalil yang qathi tentang kenabian Muhammad, juga menjelaskan tentang
terjadinya tahrîf dalam Bibel.
3.
Al-I’jâz Al-Isâwi
Kitab itu dinamakan
juga Al-Ijâz Al-Masîhi dan Mushaqqilah Al-Tahrîf.Dalam kitab ini diungkapkan
dalil-dali qathi tentang adanya tahrîf dalam teks Injil.
4.
Ahsan Al-Ahâdits Fi Ibthâl Al-Tatslîts
Dalam kitab ini, beliau
mengungkapkan batalnya akidah trinitas dengan argmentasi akal dan juga
naqal (riwayat dari kitab Bibel)
5.
Al-Burûq Al-lâmi’ah
Dalam kitab ini dia
menyebutkan ayat-ayat dalam kitab Perjanjian Lama dan Baru tentang kabar
gembira datangnya Nabi Muhammad sebagai Nabi Akhir zaman.
6.
Mu’addil Iwijâz Al-Mîzân
Buku itu ditulis
dengan bahasa Urdu untuk membatah buku yang ditulis oleh Pendeta Dr Fender yang
berjudul Mîzâul Haq
7.
Taqlîb Al-Mathâin
Buku ini ditulis
dengan bahasa Arab, untuk membantah buku yang diitulis oleh pendeta Smith yang
berjudul Tahqîq Al-Dîn Al-Haq
8.
Mi’yâr al-Haq
Dia menyusun kitab ini
untuk membantah buku Tahqîq Al-Iman karangn pendeta Shafdar Ali
1.
H.
Hijrah Ke Mekah
Pada tahun 1857 M
Syeikh Rahmatullah ikut serta dalam revolusi melawan penjajah Inggris, namun
gagal dan Inggris berhasil memadamkan revolusi itu. Syeikh Rahamtullah termasuk
orang yang paling dicari, sehingga orang yang dapat menunjukan tempatnya mendapatkan
Imbalan 1000 rupee.Penjajah Inggris merampas harta milik Syeikh Rahmatullah dan
melelangnya dengan harga 1420 rupee, lalu mereka melarang menjual kitab-kitab
hasil karyanya atau mencetaknya.
Hal itu memaksa Syeikh Rahmatullah untuk hijrah meniggalkan India
dengan secara sembunyi, dan sampailah ia ke Mekah pada tahun 1278 H/1862 H
Di Mekah ia mendapat izin mengajar di Mesjid Haram dan
namanya tercatat secara resmi sebagai ulama Haram.Pada tahun 1285 H beliau
mendirikan madrasah yang pertama sekali ada di Mekah dan Hijâz, yang pada tahun
1291 H dinamakan Madrasah Shulatiyah.Nama itu diambil dari seorang wanita india
yang mendanai pembangunan madrasah itu, ia bernama Saulat Nisa.
Syeikh Ramatullah menjadi Mudir dan pengajar di madrasah itu
sampai ia meniggal dunia pada tanggal 22 Ramadhan tahun 1308 H
bertepatan dengan 1 mei 1891 M.Beliua dikuburkan di pekuburan Mekah.
BAB II
1. A. Nama
Kitab
Syeikh Rahmatullah sendiri dalam kata pengantar menamai
kitabnya dengan Izhârul Haq (Menampakan Kebenaran), pada alenia akhir dalam
kata pengantarnya ia mengatakan,
“Aku memohon kepada Allah Swt agar
memberikan anugrah kepadaku dengan membimbingku pada kebenaran,
dan menjadikan buku ini diterima oleh segenap manusia, dapat memberikan
manfaat bagi orang yang awam atau orang-orang yang khusus dan menjaganya dari
syubhatnya orang-orang yang mau memberikan keragu-raguan.Hanya Dial ah
yang dapat melakukan itu semua, Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.Aku
namakan kitab itu dengan Izhârul Haq .Aku susun terdiri dari Muqaddimah
kemudian disuusl dengan 6 bab[10].
Demikian juga dikalangan para ulama kitab tersebut
dikenal dengan nama izhârul Haq sesuai dengan nama yang diberikan oleh
pengarangnya.[11]
1.
B.
Tema Kitab
Syeikh Said Hawa
mengatakan : “Buku Izhhârul haq ini, mendiskusikan tema persoalan yang
dilontarkan oleh dan digunakan oleh para misionaris Kristen sebagai alat
untuk menyerang Islam.Kelima persoalan itu adalah sebagai berikut;
1.
Dakwaan Al-Quran
bahwa di dalam Taurat dan Injil terdapat penyimpangan, dan umat Yahudi dan
Nasrani telah mengubah perkataan dari tempat-tempatnya adalah satu
dakwaan yang batil
2.
Sebagian
ayat-ayat Al-Qquran telah dihapuskan (nasakh).Adanya nasakh itu
membuktikanbahwa Al-Quran tidak turun dari Allah Swt.Karena
mustahil hukum Allah dapat dirubah dan diganti.
3.
Menurut pemeluk
Trinitas ,Allah ada tiga:Bapa,Anak,Roh Kudus.Sementara Islam mempercayai
Wahdaniyyatullah (Keesaan Allah ).Karena itu, para misionaris berupaya
memberikan dalil-dalil bagi kepercayaan Trinitas, selanjutnya mereka menyerang
habis-habisan akidah tauhid.
4.
Al-Quran adalah
perkataan Muhammad dan bukan firman Allah yang diturunkan kepadanya.Para
Misionaris sengaja menyangsikan metode pengumpulan Al-Quran
dan kemutawatirnya.
1.
C.
Latar belakang penulisan kitab Izharul Haq
Kitab Izhârul Haq
adalah hasil dari perdebatan antara Syeikh Rahmatullah dengan seorang
pendeta Nasrani yang bernama Dr.Karl Gottlieb Pfander, oleh karena
itu sebelum mengupas lebih lanjut kitab Izhhârul Haq perlu diketahui tentang
sepintas tentang Pendeta Dr.Pfander dan karya-karyanya, kemudian bagaimana
terjadinya perdebatan itu?.
1.
Sekilas Tentang
Pendeta Dr.Karl Gottlieb Pfander
Dr.Karl Pfander adalah
seorang orentalis Amerika beragama Kristen katolik, lalu berpindah ke
Kristen Protestan karena mengejar materi duniawi sebagaimana yang
diceritakan oleh temannya sendiri , Pedeta Prank dengan alasan ingin
menetap di Inggris dan agar istrinya yang beragama Protestan
senang.
Ia dikirim oleh pihak Gereja Inggris sebagai
kepala misionaris di India dan berhasil melakukan gebrakan yang sangat besar
disana.Beliau dianggap orang ketiga dari misionaris yang dianggap sukses
menjalankan misinya.
Sebelum beliau adalah Pendeta Jairûm Kazafeeh yang bertugas
di Lahore, ia yang membuka perdebatan tentang masalah tauhid, trinitas, ketuhan
Isa, kebenaran Alkitab, sehingga tampillah seorang ulama yang
menghadapinya yaoti Ahmad Bin Zainal Abidin, beliau mengarang buku
Al-Anwâr Al-Ilahiyyah Fî Dahdhi Khathai Al-Masîhiyyah.
Kemudian setelah itu datanglah misionaris Henry Marteen yang
meletakan podasi yang kuat untuk kristenisasi dengan
menterjamahkan Injil ke dalam bahasa Persia dan Urdu.
Setelah itu datanglah Dr.Pfander yang menterjemahkan
kitabnya Mîzân Al-Haq dari bahasa Persia ke dalam bahasa
Urdu.
1.
Karya-Karyanya
Dr Pfander
adalah seorang yang sangat berani menulis dalam menjelek-jelekan Islam.
Diantara bukunya adalah sebagai berikut;
1.
Izhhâr al-Dîn
al-Nasrânî
2.
Hal al-Isykâl.
Buku itu dicetak pada tahun 1847 M,dan dinamai dengan Hall al-Isykâl Fî
Jawâb al-Istifsâr demikian juga dinamakan Hall al-Isykâl Fî
Jawâb Kasyf al-Astâr, karena buku ini ia anggap sebagai sebagai
bantahan terhadap buku al-Istifsâr karya Syeikh Muhammad Ali Hasan dan Kitab
Kasyf al-Astâr karya Syeikh Hâdî Ali. Namun Syeikh Muhammad Ali Husain
kembali membantah buku ini dengansebuah buku setebal 800 halaman dengan nama
al-Istibsyâr.
3.
Tharîq al-Hayâh
4.
MIftâh al-Asrâr
5.
Mîzân al-Haq
1.
Sekilas Tentang
Kitab Mîzânul Haq
Inilah kitab Pfander
yang paling berbahaya diantara kitab-kitab yang ditulis oleh para misionaris.Ia
menulis buku itu pada tahun 1248 H/1833 M.Itulah naskah yang olehSyeikh
Rahmatullah dinamakan naskah yang lama yang menjadi pegangan para misionaris
sampai sebelum tahun 1843, lalu dicetak ulang pada tahun 1843 M.
Para ulama India menulis bantahan terhadap kitab Mîzân al-Haq
naskah yang lama, diantaranya Syeikh Nâshiruddin Abu Al-Manshûr Al-Dahlawî
dengan buku Mîzân al-Mîzân, kemudian Syeikh Muhammad Ali Husain dengan
kitabnya al-Istifsâr, demikian juga Syeikh Rahamatullah dengan kitan Izâlatul
Auhâm dalam bahasa Persia.
Dr.Fpander dan teamnya menyadari kritikan dan bantahan dari
para ulama tersebut, lalu ia merobah bukunya itu dengan membuang, menambah,
mengganti beberapa tempat dari bukunya.Syeikh Rahmatullah menamakan buku
ini dengan Mîzân Al-Haq naskah yang baru.
Syeikh Ramatullah menulis buku bantahan untuk naskah
yang baru itu dengan judul Mu’addil ‘Iwijâj al-Mîzân, dalam buku ini ia
menjelaskan perbedaan yang mencolok antara kedua naskah buku itu.Ia menjelaskan
jika ada bantahan dari para ulama tidak sesuai dengan yang terdapat dalam
naskah kitab Mîzân al-Haq yang baru bukan kesalahan menukil namun hal itu
dikarenakan pengarang Mîzân al-Haq lah yang telah merubah-rubah bukunya.
Untuk ketiga kalinya Dr.Pfander merobah bukunya itu, ia
mencetaknya di Turki, demikian juga para pelanjutnyamengikuti jejak Dr
Pfander.Diantaranya Dr.Sankalr ia kembali merubah keempatkalinya kitab
Mîzân Al-Haq, dengan mendahulukan dan mengakhirkan beberapa bab, demikian pula
ia banyak merubah kandungan kitab tersebut, ia mengaku bahwa tambahan
yang dia lakukan itu berdasarkan wahyu.Orang yang meneliti semua cetakan
kitab Mîzân al-haq akan medapatkan perbedaan yang mencolok dan sangat
prinsif, seolah cetakan yang baru merupakan koreksi total terhadap cetakan
lama.
Cetakan –cetakan yang akhir bentuknya lebih kecil dari
cetakan sebelumnya, Dr Sankarl mencetaknya dalam bahasa Arb di Mesir.Kemudian
Syeikh Ali Abdullah Al-Bahrânî telah menulis bantahan terhadap cetakan
ini dengan judul Lisân al-Shidq, demikian juga Syeikh al-Jazîrî
dengan judul Adillatul Yaqîn.
Pada tahun 1983 kitab Mîzân al-Haq kembali dicetak Swiss
dalam beberapa bahasa, diantaranya dalam bahasa Arab dalam 3 jilid kecil dan
cantik, dalam cetakan ini pun mengalami perubahan , ada beberapa bab yang
dibuang dan juga beberapa fasal yang ditambahkan, dalam jilid pertama
ditulis dengan tulisan besar Lâ Tahrîfa Fî al-Taurah wa al-Injîl (tidak ada
perubahan dalam kitab Taurat dan Injil), kemudian dalam jilid 2 ditulis Kaifa
Takhlush Ayyuhal Insân (Bagaimana engkau dapat selamat wahai manusia?)
sedangkan dalam jilid 3 ditulis Kaifa Na’rif al-Dîn al-Haq (Bagaimana kita
mengenal agama yang benar?)
1.
Penyebab
Terjadinya Dialog Terbuka
Gencarnya serangan
kelompok misionaris Kristen di India selama masa kolonialisme Ingris
dalam menyerang akidah umat Islam adalah penyebab umum terjadinya dialog
terbuka namun Kitab Mîzân al-Haq adalahpenyebab langsung yang
membuat Syeikh Ramhmatullah menantang Dr Pfander untuk mengadakan dialog
terbuka , hal itu disebabkan ;
1.
Pengarang buku
ini adalah kepala para misionaris Kristen, yang memiliki reputasi sangat
tinggi, sehingga menjadikan dirinya begitu sombong dan besar kepala disamping
limpahan harta yangditerimanya dari berbagai organisasi Kristen.
2.
Buku tersebut
diterima dengan baik oleh semua misionaris Kristen, para pendeta, karena
isinya yang mencakup semua syubhat yang bisa dijadikan alat untuk menyerang
akidah umat Islam, disisi lain buku ini berisi pembelaan terhadap akidah
dan kepercayaan agama Nasrani.
3.
Buku ini
dijadikan rujukan pokok bagi setiap penulis yang menyerang dan menjelek-jelakan
Islam.Setiap buku yang menyerang islam setelahnya hanyalah penjelasan atau
ringkasan terhadap kitab itu. Al-Jazîrî berkata : Aku melihat semua buku yang
ditulis oleh para misionaris dulu dan sekarang , aku mendapatkan semua buku itu
kembali kepada dua kitan;yang pertama Mîzân al-Haq, barangkali inilah rujukan
utama para misionaris dalam menghujat Islam, dan yang kedua;Tadzyîl maqâl Fî
al-Islâm, namun buku ini tidak keluar sedikitpun dari Mizân al-Haq, maka buku
Mîzân al-Haq lah ryang menjadi rujukan utama
4.
Kitab tersebut
dengan sangat cepat tersebar luas, cetakan pertama sampai ketiga langsung habis
di India .Cetakan petama dalam bahasa Ingris pada tahun 1833 M dan
1834 M, cetakan kedua dalam bahasa Persia tahun 1849 M dan cetakan ketiga dalam
bahsa Urdu tahun 1850 M.Setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Turki dan
bahasa Arab.
5.
Anggapan Dr
Pfander bahwa bukunya itu tidak mungkin dapat dibantah , ia juga menuduh bahwa
para ulama Islam tidak mampu membantah hakikat kebenaran yang ada pada kitabnya
itu.Ia berdalih bahwa kitabnya itu telah dicetak tiga kali dan tersebar ke
seluruh penjuru India, tidak diragukan buku ini sampai kepada tangan para
Ulama, namun tidak ada seorangpun yang menulis bantahannya.Oleh karena itu
dengan sombongnya ia terus menerus menantang para ulama untuk menulis
bantahannya jika mereka mampu.
6.
Sitematika buku
itu yang sangat menarik, bab dan fasal dalam buku ini terkesan satu kesatuan
yang sangat berkaitan erat.
Pada Bab pertama ,
menjelaskan tidak adanya distorsi/tahrîf pada kitab Perjanjian lama dan Baru,
kemudian Al-Quran pun memperkuat bahwa kedua kitab itu berisi firman
Allah yang tidak mengalami perubahan dan tidak akan dimansukh.
Dalam Bab ke dua : Ajaran-ajaran pokok dalam Taurat dan
Injil, bagaimana cara beriman kepada Al-Masih dan selamat dari dosa, kemudian
bagaimana agama Kristen bisa tersebar ke dunia.
Dalam Bab ke tiga : Kerasulan Muhammad tidak ada dalam Taurat
dan Injil, apa-apa yang dilakukan oleh Muhammad tidak menunjukan kenabiannya,
kehebatan Al-Quran bukanlah sebagai bukti bahwa Al-Quran Firman Allah,
kemudian setelah itu ia menyebutkan bahwa agama Islam disebarkan dengan paksaan
dan pedang.Maka menurut ia Al-Quran itu bukan firman Allah dan tidak bisa
menghapus kitab Perjanjian Lama dan Baru.
1.
Penamaan kitab
itu dengan Mîzân al-haq yang member kesan bahwa pengarangnya telah meneliti dan
membandingan semua hal, ia membandingkan semua akidah dan kepercayaan dengan
penelitian yang ilmiyah, kemudian ia mendapatkan bahwa yang benar yang ia
tuliskan dalam bukunya itu.Tentunya nama buku itu saja sudah menjadi ancaman
bagi kaum muslimin yang awam.
2.
Buku ini adalah
Serangan dan hujatan yang sangat berat kepada agam Islam,Al-Quran dan
Rasulullah Saw, dengan menggunakan kata-kata yang kasar , penghinaan,caci maki
kepada setiap yang tidak sejalan dengan pemikirannya.
3.
Buku ini sangat
berbahaya bagi semua umat Islam secara umum dan Muslim India secara
khusus, lebiha berbahaya dari pengajaran Kitab taurat dan Injil di
sekolah-sekolah dan di kuliah-kuliah.
M Huryy menganggap
keberhasilan Pfander mengguncangkan akidah umat islam dengan menterjemahkan
Kitab Mîzân al-Haq lebih besar dari pada diterjemahkannya Injil oleh Pendeta
Henry Marteen.
Itulah penyebab yang membuat Syeikh Rahmatullah
berbulat tekad untuk menantang Pendeta Pfander untuk melakukan dialog terbuka.
1.
Dialog Terbuka
Syeikh Rahmatullah
mengirimkan 9 surat kepada Dr Pfander untuk mengatur terjadinya dialog terbuka
, maka terjadilah kesepakatan bahwa dialog itu akan mengupas 5 masalah yaitu
tentang yaitu nasakh, tahrîf, ketuhanan Isa , Trinitas, Kemukjizatan Al-Quran, dan
kenabian Muhammad. Mereka sepakat mengatur waktunya hari pertama senin 12
Rajab 1270 H mengenai masalah naskh, kemudianhari kedua selasa tanggal 13 Rajab
1270 H mengenai masalah tahrîf dan seterusnya.
Dialog itu dilangsungkan di Aula Abdul Masih yang dahulunya
adalah madrash milik umat Islam, Pendeta Pfender dibantu oleh Pendeta Prank
sedangkan Syeikh Ramatullah di bantu oleh Dr.Muhammad Wazîr Khan.
Dialog semuala direncakan lima hari untuk membahas lima
masalah yang disepakati, namun Dr.Pfander menghentikan dialog itu
pada hari kedua , karena pada dua kali pertemuan itu ia kalah telah, ia
khawatir akan lebih mempertinggi tempat jatuh jika dialog itu dilanjutakan,
pada dialog itu kemenangan ada di pihak Syeikh Rahmatullah , beliau berhasil menelanjangi
Dr.Pfander dan semua buku yang ia tulis, syeikh Rahmatullah berhasil menunjuka
kepada para hadirin yang pada hari pertama sebanyak 500 orang dan pada hari
kedua 1000 orang , bahwa semua yang ditulisnya penuh kebohongan , kesalahan dan
kontradiktif dan itupun diakuinya.
Pada dialog terbuka itupun Syeikh Rahmatullah berhasil
membuat Dr Pfander dan Pendeta Prank untuk mengakuti adanya Naskh dan Tahrîf
dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru, keduanya mengakui adanya distorsi di 7
tempat dan 40.000 kontradiksi ungkapan pada Alkitab tersbut.
1.
Dr Pfander
Meninggalkan India.
Setelah mengalami
kekalahan yang tragis dalam dialog terbuka itu, pemerintah Inggris
mencaci dan memakinya , sehingga membuatnya gerah dan terpaksa meninggalkan
India.Ia pergi ke Jerman,Swiss dan Inggris, kemudian dewan gereja di London
memilihnya untuk menjadi misionaris di Ibu Kota Khilafah Islam Konstantinopel,
ia pun berangkat kesana pada tahun 1858 M, hubungan Inggris dengan
Khilafah Turki saat itu sedang baik.
Dr Fpander mengunjungi Khalifah Sulthân Abdul
Majîd Khan, iapun menceritakan dialog terbuka itu, namun ia
memanipulasinya ia mengatakan bahwa dialah yang memenangkan dialog itu, dan
mengajak agar umat Islam mengikuti saudara-saudaranya di India.Ia membual bahwa
kaum muslimin di India sudah pindah menjadi Kristen, mesjid-mesjid sudah
berubah menjadi gereja.Ia pun berkeliling keberbagai penjuru Turki
menyebarkan kebohongan itu.
Khlaifah sangat sedih dan berduka cita mendengar berita itu,
takut berita dari Dr.Pfander itu dapat merusak akidah umat Islam. Namun ia
mendengar dari oang-orang Turki yang menunaikan ibadah Haji bahwa Syeikh
Rahmatullah ada di Mekah, maka dengan cepat ia mengundangnya untuk
bedialog dengan Dr Pfander di Turki.
Ketika Syeikh Rahmatullah sampai di Turki menjadi tamu resmi
Khlifah Dr.Pfander berlari meninggalkan Turki tidak mau
berhadapan dengan Syeikh Rahmatullah.
Melihat hal itu Khalifah mengambil kebijakan untuk mengusir
semua misionaris Kristen dari Turki dan melarang semua aktipitas dan
menyita semua buku-bukunya juga melarang peredaraannya.
1.
Ditulisnya
Kitab Izhhârul Haq
Syeikh Rahmatullah di
undang ke istana khalifah untuk menceritakan kisah dialog terbuka yang
sebenarnya, paru tamu undangan yaitu para ulama, mentri dan para pembesar
negri pun hadir untuk mendegar langsung dari Syeikh.
Ketika Khalifah melihat Syeikh benar-benar sangat ahli
dalam bidang kristologi, maka ia meminta kepadanya agar menulis buku yang
dengan bahasa arab yang memuat 5 masalah yang menjadi tema pokok dalam
dialog terbuka itu.
Maka Syeikh mebulatkan tekadnya untuk menulis buku tersebut
agar menjadi benteng yang kokoh untuk melawan para misionaris dan
tuduhan-tuduhan palsu terhadap islam, juga agar buku itu menjadi rujukan bagi
para penuntut ilmu, para peneliti yang mencari kebenaran dan juga
bagi mereka yang secara khusus mendalami perbandingan agama.
Syeikh memulai menulis buku itu di Istambul, pada tanggal 16
Rajab 1280 H bertepatan dengan akhir Desember 1864 M dan selesai pada akhir
Dzul Hijjah 1280 H atau bertepatan dengan bulan juni 1864 M, sebagaimana hal
itu disebutkan oleh Syeikh pada halaman akhir buku.[13]
Syeikh memulai kitab itu dengan muqaddimah dan bab-babnya
tanpa memberi nama judul buku itu, baru setelah selesai ia mendapatkan
ide untuk memberi nama kitab itu dengan Izhhârul Haq.Kemudian Syeikh
menyerahkan naskah hasil tulisan tangan kepada Pedana Mentri
Khaeruddin Bâsyâ al-Tûnîsî, lalu beliau membaca muqaddimah buku itu ternyata
tertulis di sana bahwa buku itu ditulis karena permintaan Syeikh Ahmad Dahlân
Imam Mesjid al-Harâm di Mekah, ia pun meminta keterangan dari Syeikh
kenapa hanya dikhususkan bagi Syeikh Ahmad Dahlan, sedangkan dirinya dan
khalifah tidak disebut dalam muqaddimah itu, bukan karena suma’ah atau
riya namun itulah kenyataan yang sebenarnya, juga sebagai bentuk
penghormatan bagi tempat markaz Khilafah.Syeikh menjawab bahwa buku itu ditulis
untuk tujuan agama yang sangat mulya , maka mesti ikhlas karena Allah
bukan untuk tujuan duniawi atau menjilat penguasa, dan juga syeikh Dahlanlah
yang pertama kali mengusulkan dan meminta kepadanya .Jawaban dari Syeikh itu
diterima dengan baik oleh Perdana Mentri.
Syeikh memulai kitabnya dengan bismillah dan Alhamdulillah,
kemudian ia menyebutkan sekitar tiga lembar bagaimana Inggris berkuasa di
India, aktipitas para misionaris dalam berbagai aspek kehidupan, kemudian
penyebab dialog terbuka dengan Dr.Pfander, kemudian ia sampai ke Mekah, dan
Syeikh Dahlan memintanya untuk menuliskan tema dialog terbuka itu,
setelah itu ia menyebutkan bahwa buku-buku hasil karyanya dengan
menggunakan bahasa Persia dan Urdu, dan setelah ia menjelaskan bahwa kitab itu
terdiri dari muqaddimah dan 6 bab.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi kitab itu
berikut ini akan penulis paparkan sekilas mengenai kandungan kitab itu.
4.Sekilas Kandungan Kitab Izharul Haq
1.
a.
Muqadimah (hal 15-52)
Muqaddimah ini berisi
hal-hal yang mesti diperhatikan sebelum masuk atau membaca kitab Izhârul
Haq, dia menyebutkan 8 hal, diantaranya sebagai berikut;
a) Banyaknya nukilan dari para
pendeta Protestan bukan menyakini kebenarannya namun hanya sekedar
ilzâm.
b) Orang-orang Kristen
protestan selalu merubah-rubah kitabnya , oleh karena itu terdapat perbedaan
yang mencolok antara cetakan-cetakan terdahulu dan cetakan yang baru.
c) Tidak apa-apa mengatakan,
salah, keliru, dan bohong terhadap sebagian besar kandungan kitab
Perjanjian Lama dan Perjan jian Baru.Hal itu tidak termasuk suul adab terhadap
kitab suci, karena menjelaskan kebohongan, penyimpangan adalah kewajiban bagi
setiap muslim
d) Kebiasaan para pendeta
Nasrani selalu mengambil pendapat-pendapat yang lemah dan menyimpang yang
terdapat dalam kitab-kitab ulama Islam kemudian merek membatahnya,dengan tujuan
member kesan bahwa buku karya para ulama islam penuh dengan hal-hla
yang,lemah , aneh dan ganjil.
1. b. Bab
I Mengenal kitab Perjanjian Lama dan Perjan jian Baru.
Terdiri dari 4 fasal
a) Fasal Pertama
: Nama-Nama Kitab Perjajian Lama Dan Baru, dan jumlahnya.
Ia membagi nya kepada nama-nama kitab yang disepakati oleh
semua aliran dan yang diperselisihkan.
b) Fasal kedua : Tidak
ada sanad yang bersambung bagi semua kitab yang terdapat pada Perjanjian
Lama dan Perjanjina baru.
Dalam bab ini beliau menjelaskan pentingnya sanad yang
bersambung bagi kitab suci, iapun menjelaskan bahawa kitab-kitab dalam
taurat tidak ada yang mutawatir, karena sanadnya terputus, selanjutnya ia
menjelaskan bahwa terdapat banyak kesalahan dalam kitab-kitab Taurat itu, juga
terjadinya idhtirâb/inkonsisiten yang menyeluruh pada semua
kitab-kitab taurat terutama dalam kitab para Nabi, beliaupun memberikan
contoh-contohnya .Kemudian ia menjelaskan lemahnya sanad injil-injil nashrani,
dan perselisihan kaum Nashrani mengenai kebenaran kitab sucinya., itu semua
menghilangkan kepercayaan kepada kitab suci tersebut.
c) Fasal ketiga,
Bukti-bukti bahwa kitab-kitab dipenuhi oleh kesalahan-kesalahan.
Baliau menjadikannya dua bagian
Pertama : Perselishan, ia menyebutkan 125 perselisihan, 45 kesalahan
dalam Perjanjian Lama dan sisanya terdapat dalam kitab perjanjian Baru.
Kedua : Kesalahan , ia menyebutkan ada 110 kesalahan, 37 terdapat
dalam Perjanjian Lama dan sisanya terdapat dalam perjanjian baru.
d) Fasal keempat :
Tidak ada alasan bagi Yahudi dan Nasrani bahwa kitab mereka ditulis dengan
ilham
Ia membatalkan pengakuan Para pendetan Yhudi dan
Nasrani bahwa kitab mereka ditulis dengan ilaham dengan 17 alasan.Ia
menjelaskan perselishan yang terjadi antara Kristen katolik dan
Protestan tentang validitas kitab tersebut, kemudian ia mengutip
ucapan para pendeta bahwa kitab-kitab injil itu bukan berasal dari ilham,
selanjutnya ia pun menjelaskan perbedaan anatara injil Matius dan Markus dari
sisi penulisan, dan juga Taurat dan Injil yang asli sudah hilang sebelum
dibangkitkannya Nabi Muhammad Saw.
1.
c.
Bab II Bukti Adanya Tahrîf (penyimpangan).
Ia mengungkap adanya
tahrîf (perubahan) dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
dengan semua bentuk tahrîf
a) Pertama
:Tahrîf Lafzhî (perubahan lafazh) dengan cara diganti (tabdîl).
Beliau menyebutkan 35 bukti adanya penyimpangan tersebut, 31
dalam perjanjian Lama dan sisanya dalam Perjanjian Baru.
b) Kedua : Tahrîf
Lafzhî dengan penambahan (ziyâdah)
Dia menyebutkan bukti sebanyak 45 adanya penyimpangan
tersebut.26 terdapat Kitab Perjanjian Lama, dan 19 dalam perjanjian Baru.
c) Ketiga:Tahrîf
Lafzhî dengan pengurangan (nuqshân)
Ia menyebutkan 20 bukti adanya penyimpangan tersebut, 15
dalam Perjanjian Lama daaan 5 dalam Perjanjina Baru.
Selanjutnya ia menyebutkan 5 kekliruan orang-orang
Nasrani dan para Misionaris yang berupaya menyerang dan menyalahkan para
ulama Islam, yaitu berkaitan dengan nisbat kitab-kitab Injil kepada para
pengarangnya, dengan menyebutkan persaksian Nabi Isa tentang kebenaran Kitab
Perjanjian Lama, juga sulitnya terdinya tahrîf karena Bibel itu sudah
tersebar luas ke barat dan ktimur, ditambah terdapatnya teks asli bible sampai
zaman Nabi.
Kemudian Syeikh Rahmutullah membantah kekeliruan –kekeliruan
itu dengan bantahan dan hujjah yang jelas dan kuat.
1.
d.
Bab III Dalil-Dalil Adanya Nasakh
Beliau ,memulai dengan
menyebutkan n definisi nasakh baik secara bahasa dan istilah, kemudian ia
menjelaskan bolehnya terjadinya nasakh baik secara akal (logika/nalar) atau
bukti empiris yang terjadi dalam syareat-syareat terdahulu, ia menyebutkan 21
bukti nasakh mansukh dalam syareat-syareat terdahulu, demikian juga ia
menyebutkan 12 bukti terjadinya nasakh dalam syareat yang sama. Kemudian
beliau membatalkan argumentasi/anggapan para ahli kitab bahwa syareat
Nabi Muhammad tidak menghapus syareat mereka.
1.
e.
Bab IV Bantahan Terhadap Teologi Trinitas
Beliau memulai dengan
mukadimah, dengan menyebutkan 12 masalah yang berkaitan akidah Trinitas
dan ketuhanan Nabi Isa, muqaddimah itu sangat penting sebelum masuk
pada 3 fasal yang pokok
a) Fasal Pertama
: Bantahan Terhadap Teologi Trinitas Berdasarkan Argumentasi Akal .
Beliau mengungkapkan 7 argumentasi akal untuk membatah
teologi Trinitas, dengan logika yang kuat sulit terbantahkan.
b) Fasal Kedua :
Bantahan Terhadap Teologi Trinitas Berdasarkan Bibel Sendiri.
Beliau menyebutkan 12 ucapan Nabi Isa As dalam Bibel yang
membantah akidah Trinitas dan Ketuhanan Al-Masîh Isa As.Juga menjelaskan
bahwa ia hanyalah manusia biasa yang menyeru kepada tauhid dan
hanya beribadah kepada Allah Swt.
c) Fasal Ketiga :
Bantahan Terhadap Argumentasi Kaum Nasrani Tentang Ketuhana Yesus
Beliau membantah semua argumentasi kaum Nasrani dari
Kitab Bibel yang menunjukan ketuhanan Yesus. Beliau menjelaskan tidak ada
satupun dari kitab Injil yang dengan tegas menunjukan ketuhan Yesus,
argementasi yang mereka kemukakan hanyalah yang bersifat global atau
hanya bersifat kiasan(mazâz).
1.
f.
Bab V Argumentasi bahwa Al-Quran adalah firman Allah, penuh dengan
mukjizat dan bantahan kepada para pendeta.
Pada bab ini ia
menjadikannya 4 fasal
a) Fasal
Pertama :Bukti-bukti Al-Quran sebagai firman Allah Swt.
Beliau menyebutkan 12 argumentasi bahwa Al-Quran adalah
firman Allah Swt.
b) Fasal Kedua :
Bantahan terhadap tuduhan-tuduhan para pendeta kepada Al-Quran
Ia menyebutkan 5 syubhat dari para pendeta tentang Al-Quran
kemudian ia menjawabnya dengan jawaban yang memuaskan.
c) Fasal
Ketiga : Alasan-alasan Validitas hadits-hadits Nabi yang terdapat
dalam kitab-kitab shahih
Beliau hanya mennyebutkan 3 argementasi saja, yaitu
Satu :Orang yahudi dan Nasrani dulu dan sekarang mengambil
riwayat dari mulut kemulut dan menjadikannya seperti yang tertulis,
padahal penulis taurat dan injil terjadi belakangan juga dimungkinkannya
ada pemalsuan
Dua : Hadits-hadits Nabi mendapat perhatian yang mengagetkan,
dihapal oleh banyak umat islam, bebeda dengan kitab taurat dan injil yang tidak
mendapatkan perhatian.
Tiga : Hadits shahih dijadikan pegangan oleh kaum muslimin.
d) Fasal empat
:Bantahan kepada tuduhan-tuduhan para pendeta seputar hadits Nabi.
Ia menyebutkan 5 tuduhan para pendeta Nasrani seputar hadits
Nabi, kemudian beliau menjawabnya dengan argumentasi yang memuaskan
1.
g.
Bab VI Kenabian Muhammad dan Tuduhan para Pendeta
Ia menyebutkan 2 fasal
a) Fasal kesatu :
Bukti-bukti Kenabian Muhammad.
Ia menyebutkan 6 bukti
1) Banyaknya mukjizat
2) 2)Akhlaq,ssifat-yang khusus
dimiliki Nabi Muhammad
3) Kandungan syareat Islam yang
Indah
4) Mengaku Nabi di kalangan
kaum yang tidak memiliki kitab suci
5) Muncul pada waktu yang
sangat dibutuhkan
6) Kabar gembira dari
para Nabi sebelumnya.
Pada poin ini beliau memulai dengan 8 hal kemudian dia
menyebutkan 18 Nubuat/ kabar gembira yang berasal dari Bibel mengenai kenabian
Muhammad.
b) Fasal kedua :
Bantahan terhadap tuduhan-tuduhan Para Pendeta
Beliau memulai dengan meyebutkan tuduhan keji ahli
kitab kepada para Nabi terdahulu.Kemudian ia menyebutkan 4 tuduhan para
pendeta terhadap kenabian Muhammad.
1) Tentang syareat jihad
2) Tidaknya ada mukjizat
3) Banyak istri
4) Muhammad memilki dosa.
5.Keistimewaan Kitab Izharul Haq
1.
a.
Rujukan
Dr Muhammd Al-Malakawi
menjelaskan : Jumalah cetakan kitab Perjanjian Lama danBaru yang
dijadikan rujukan ada 32 cetakan, dalam 4 bahasa, 13 dalam bahasa
Arab, 8 dalam bahasa Persia, 6 dalam bahasa India dan 5 dalam bahasa Inggris [14]
Demikian juga ia merujuk 58 rujukan pokok dalam masalah
sejarah, tafsir yang ditulis oleh para pendeta Yahudi dan Nasrani
Dengan melihat rujukan tersebut menunjukan menunjukan
ketelitian, kecermatan keobjektifan beliau dalam menulis buku ini.Dalam
kesempatan ini Syeikh Said Hawa memeberikan komentar: Barangkali kitab ini
kitab terbesar yang melakukan study kritis terhadap teks Perjanjian
Lama dan Baru. Para pembaca buku ini akan merasakan yakin bahwa
pengarangnya adalah seorang yang sangat ahli dan menguasai Kitab Perjanjian
Lama dan Baru, seolah-oleh ia telah membacanya puluhan kali[15]
1.
b.
Argunentasi yang jelas dan kesimpulan yang ilmiyah dan pasti
Argumentasi yang
dikemukakan oleh syeikh Rahmatullah sangat jelas dan mudah, sehingga
kesimpulan yang di dapatkan seperti hasil peritungan matematikan yang pasti
disepakati oleh semua orang.
1.
c.
Terdapat muqaddimah/pengantar untuk setiap pembahasan
Syeikh Ramatullah
sebelum ia masuk pada pembahasan baik itu dalam bab,fasal atau
bantahan-bantahan selalu dimulai dengan muqaddimah/pengantar. Muqaddimah itu
terkadang pendek dan singkat terkadang panjang sesui dengan kebutuhan. Beliau
menamakan muqaddimah denagan fawâid atau tanbîhat. Tentunya muqaddimah-muqaddimah
sangat membantu bagi orang yang akan membaca kitab Izhhârulhaq saat
menghadapi berbagai kesulitan.
1.
d.
Mengutarakan argumentasi yang banyak disertai bukti-buktinya.
Banyak argumentasi
akan semakin menambah kekuatan dan meyakinkan, itulah yang ditempuh oleh Syeikh
Rahmatullah dalam kitabnya , untuk satu masalah ia melontarkan banyak sekali
argumentasi,bahkan saat ia sudah menyebutkan puluhan dalil ia meyebutkan adanya
dalil lain yang sengaja ia tidak sebutkan melainkan hanya ringkasannya saja.
Sebagai contoh, dalam babII bukti adanya tahrîf (distorsi)
dalam kitab Perjanjian Lama dan Baru, terlebih dahulu ia membagi tahrif
itu keapda tiga bagian : Merubah,Menambah dan Mengurangi, setelah itu ia
mengungkapkan kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam teks-teks Perjanjian
Lama dan Baru, ia merujuk kepada berbagai naskah Perjanjian Lama dan Baru,
Naskah Ibrani,Yunani, Samiri, terjemahan Bahasa Inggris, Arab,Persia dan
Urdu.Beliau membandingkan antara berbagai teks, terjemahan dan cetakan-cetakan
Kitab Perjanjian Lama Dan Baru.Beliaupun membedakan antara pertentangan antara
ayat dan kekeliruan , lalu ia memberikan ratusan bukti untuk hal itu dan
membaginya kepada 3 bentuk tahrîf itu.
1.
e.
Antara Kitab Izhhârul Haq dan Mîzânul Haq
Sebagaiman dijelaskan
sebelumnya buku izhhârul adalah sebagai bantahan kepada buku Dr Pfander
maka dalam buku ini Syeikh Rahmatullah mengungkapkan kebusukan-kebusukan Dr
Pfander dalam semua buku karyanya dan terutama dalam buku Mîzân
al-Haq.Beliau menjelaskan kontradiktif yang terjadi dalam bukunya baik itu
dalam naskah yang sama atau atara dua naskah yang berbeda misalnya naskahyang
berbahasa Inggris dan Persia, sebagaimana ia menjelaskan banyaknyamasalah yang
dibuang pada cetakan yang baru setelah munculnya bantahan-bantahan dari
para ulama.
Beliau juga menjelaskan kelicikan Dr Pfander dalam menukil
pendapat para ulama, terkadang menambah, membuang, atau mengganti sesuai
dengan kemaslahatan.
1.
f.
Memuat masalah-masalah yang sangat prinsif
Buku ini memuat masalah-masalah
pokok yang diperdebatkan oleh umat Islam dan Ahli Kitab yaitu
1.
Penolakan ahli
kitab telah terjadinya tahrîf (distorsi) pada kitab mereka.
2.
Penolakan
mereka adanya nasakh
3.
Penolakan mereka
kepada kenabian Muhammad Saw
4.
Penolakan mereka
terhadap kemukjizatan Al-Quran.
5.
Keyakinan mereka
kepada Trinitas dan ketuhanan Yesus.
Kaum muslimin
mengimani keempat masalah tersbut dan mengingkari masalah yang kelima. Menurut
kedua kelompok itu mengimani salah satu (dari lima masalah di atas) yang
semestinya diinkari,a tau mengingkari satu saja yang semestinya diimani maka
oaring itu akan keluar dari agama yang selama ini diyakininya.Cukup untuk
menghancurkan pokok ajaran Kristen dengan mengakui salah satu yang
diyakini oleh kaum muslimin atau kebalikan dari yang diyakini oleh kaum Kristen
1.
g.
Sitematika Penyusuna Bab yang sangat Baik
Sistematika penyusunan
bab yang dipilih oleh Syeikh Rahmtullah adalah yang ia pilih saat ia melakukan
dialog terbuka dengan Pendeta Dr.Pfander, ia memulai dengan tahrîf,
kemudian nasakh,trinitas, kemukjizatan Al-Quran kemudian ditutup oleh Kenabian
Muhammad.Tidak diragukan lagi itu adalah susunan yang sangat ilmiyah
tepat dan akurat, ia mendahulukan tema tahrîf dari naskh, karena kitab
yang muharraf (mengalami distorsi) tidak diragukan lagi mesti di nasakh
(diganti/dihapus) oleh kitab yang lain.Apabila tahrif dan nasakh sudah diakui
maka sangat tepat membahas masalah trinitas dan ketuhanan Yesus, kaum
Nasranim beranggapan bahwa argumentasi tentang Trinitas dan Ketuhanan
Yesus hanyalah ayat-ayat dari Kitab Perjanjian lama dan Baru.Sedangkan apabila
telah diakui adanya tahrîf dan nasakh pada AlKitab itu maka tidak layak
dijadikan landasan dalam masalah sepele apalagi dalam masalah yang sangat
penting yaitu Trinitas dan Ketuhan Yesus.
Apabila Kitab mereka sudah dianggap batal dengan adanya
tahrîf dan nasakh demikian pula batalnya akidah Trinitas dan ketuhanan Yesus ,
maka mereka tidak lagi memiliki alsan yang kuat ataupun lemah
mengingkari kenabian Muhammad Saw.
Dikarenakan mukjizat adalah bukti dari kenabian maka sangat
tepat didahulukan pembahasan kemukjizatan Al-Quran daripada kenabian Muhammad
1.
h.
Kitab terbaik dari hasil karya-karyanya.
Kitab Izhhârul Haq
puncak dari hasil karya Syeikh Rahmtullah, intisari dari keluasan ilmu dan
kedalaman pengalamannya, hal itu disebabkan
1.
Itu merupakan
kitab yang paling akhir yang ia susun.Ia menulis buku itu setelah banyak
bertemu dengan para pendeta nasrani dan misionaris Kristen, dan ia mempelajari
semua buku-buku hasil karya mereka, sehingga sangat mengerti seluk beluk
tentang akidah dan argumentasi mereka.
2.
Hal itu tampak
jelas, ketika semua karya ilmiyahnya disebutkan dalam buku ini, yaitu masalah
yang lima yang yang terdapat dalam kitab Izhhârul Haqsebelumnya ia telah
membahasnya dalam buku yang khusus ia susun dalam masa-masa yang sangat berat
yang dialami oleh umat Islam India dibawah kolonialisme Ingrris.
BAB III
PENUTUP
Dari paparan di atas penulis bisa disimpulkan beberapa hal
berikut ini:
1.
Syeikh
Rahmatullah adalah seorang ulama India yang sangat ahli di bidang kristologi,
situasi dan kondisilah yang menuntut dirinya untuk tampil kedepan meminpin
perlawanan menghadapi gerakan kristenisasi yang begitu gencar di negri India.
2.
Buku Izhhârul Haq
adalah karya monumental Syeikh Rahmatullah, berisi 5 -masalah pokok yang
diperdebatkan oleh kaum Muslimin dan kaum Nasrani dahulu dan sekarang.Buku itu
disusun sebagai tanggung jawab ia selaku seorang muslim yang memiliki ghirah
keislaman, saat Islam diserang oleh para misionaris Kristen.Buku ini buku yang
sangat baik baik dari segi isi dan gaya atau cara pemaparannya.
Wallahu Alam Bishawab.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bâbânî, tt. Hidâyal al- Ârifin,
CD Maktabah Syamilah edisi 2
Al-Hindi, Al-Rahman Al-Kairanawi, Rahmatullah Bin Khalil,
1988. Izhârul Haq, Bairut : Dâr Al-Jîl
Al-Quranul Karim dan terjemahannya.
Al-Zarikli, Khairuddin, 1980. Al-‘Alâm
Qâmûs Tarâjum Liasyhar Al-Rijâl wa Al-Nisa Min Al-‘Arab wa Al-Musta’ribin wa
Al-Mustasyriqin, Bairut: Dârul Al-Ilmi Lil Malâyîn
Hawa, Said, 1974. Al-Rasûl S.A.W.
Bairût : Dâru Al-Kutub Ilmiyah
Malakâwî, Muhammad, 1989. Dr. ,Dirâsah
Wa Tahqîq Wa Ta’lîq Kitab Izhhârul Haq, Riyâdh :al-Ri’âsah al-Âmah
Wa Idârât al-Buhûts al-Ilmiyyah Wa al-Iftâ Wa al-Da’wah Wa al-Irsyâd.
[1] .Dr.Muhammad Malakâwî,Dirâsah Wa Tahqîq Wa Ta’lîq Kitab Izhhârul Haq (Riyâdh :al-Ri’âsah al-Âmah Wa Idârât al-Buhûts al-Ilmiyyah Wa al-Iftâ Wa al-Da’wah Wa al-Irsyâd : 1989) hal 12
[2] .Ibid
[3] .Ibid
[5] .Dr Muhammad Ahmad Al-Malakawi, Muqaddimah Tahqîq Kitab Izhârul Haq,(Riyâd:
Al-Riâsah Al-âmah li-idârât Al-Buhûts Al-Ilmiyyah Lil-iftâ wa Al-Da’wah wa
Al-Irsâd 1989) hal 15
[6] .Ibid
[7] .Ibid,
[10] .Rahmatullah Bin Khalil Al-Rahman
Al-Hindi,Izhârul Haq,(Bairut :Dâr Al-Jîl
1988), juz 1 hal 13
[11] .Sebagai contoh dapat dilihat,
Khairuddin Al-Zarikli, Al-‘Alâm Qâmûs Tarâjum
Liasyhar Al-Rijâl wa Al-Nisa Min Al-‘Arab wa Al-Musta’ribin wa Al-Mustasyriqin,
(Bairut:Dârul Al-Ilmi Lil Malâyîn 1980)jilid 3 hal 18, Al-Bâbânî,Hidâyatul Ârifin,(CD Maktabah
Syamilah edisi 2) juz 1 hal 192
[12] . Said Hawa, Al-Raûl S.A.W. (Bairût
: Dâru Al-Kutub Ilmiyah 1974), juz 2 hal 233
[13] Lihat Kitab Izhhârul Haq jilid 2 hal
340
[14] .Editor Kitab Izhârul Haq, hal
83.
[15] .Said Hawa, Al-Raûl S.A.W. (Bairût :
Dâru Al-Kutub Ilmiyah 1974), juz 2 hal 233
Label
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.