Jasmine, Mojang Bandung yang Merasa Damai Setelah Memeluk Islam
Seruni.id –
23 Agustus lalu menjadi hari yang paling bersejarah dalam hidup Jasmine.
Pasalanya, wanita asal Bandung yang tengah menyelesaikan pendidikannya di
Jepang ini, telah melakukan hal yang paling luar biasa, yakni memutuskan untuk menjadi seorang Muslimah.
Mengubah Namanya Setelah Resmi Memeluk Islam
Wanita
23 tahun yang kini mengubah namanya menjadi Khadeeja Jasmine Saphira ini
merasakan ada kedamaikan ketika dirinya memeluk Islam. Ia mengaku banyak
belajar hal baru dan merasakan dekat dengan Sang Pencipta.
“Aku banyak belajar hal baru dan juga merasa dekat banget
sama Allah,”
ujar dia.
Beberapa
bulan setelah dirinya resmi menjadi Muslimah. Ia mulai terbiasa menajalani
ibadah sehari-hari. Bahkan, Islam mengubah segala dalam dirinya. Dia menjadi
lebih sabar dan pembawaannya pun menjadi lebih tenang.
Setelah
memeluk Islam, justru dia belajar memahami bahwa di dunia yang luas ini
terdapat berbagai jenis makhluk hidup. Terlebih ketika gelauan berkecamuk dalam
dirinya, dia merasakan kehadiran Allah.
“Aku merasa terbantu dalam setiap aktivitas yang kulakukan.
Proses fashion show dan pindahan rumah lancar,” jelas dia.
Diberikan Kemudahan oleh Allah Selama Proses Mengenal Islam
Selama
proses belajar, Jasmine merasa diberikan kemudahan oleh Allah. Perjalanannya
untuk mengenal Islam berjalan dengan mulus seolah tanpa ada hambatan. Bahkan,
keluarganya bisa menerima keputusan itu dengan baik.
Awalnya,
rasa khawatir menggebu-gebu dalam dirinya. Ia takut jika nantinya kelurga mengetahui
hal ini. Jasmine mengaku siap menanggung segala konsekuensinya. Namun setelah
dia berbicara dengan ternyata mereka menerima dan mendukung pilihannya.
“Orang yang pertama mengetahui keislaman saya adalah adik yang
tinggal bersama di Jepang, kemudian tante dan kedua orang tua saya,” ujar dia.
Bahkan,
keluarga besarnya pun santai, hanya saja sang paman merasa khawatir jika
nantinya Jasmine aka menjadi seorang Muslimah yang fanatik. Dia juga takut
kalau keluarganya lantas disebut-sebut kafir karena bukan Muslim.
Ia
menegaskan, bahwa pribadinya tetaplah Jamsine yang sebelumya. Dia tetap sebagai
wanita yang perpegang teguh pada toleransi meskipun agama mereka berbeda.
Apalagi, di keluarganya memang menganut agama yang berbeda-beda. Dan Jasmine
merupakan Muslim pertama yang ada di keluarganya.
Keluarga Menerim Keputusan Tersebut dengan Pikiran Terbuka
Pada
akhirnya, keluarganya dapat menerima itu semua. Mereka sangat terbuka dan
membuat Jasmine merasa beruntung memiliki mereka. Begitupun dengan
teman-temannya, baik di Indonesia pun di Jepang. Meskipun beberapa di antara
mereka yang skeptis dengan pilihannya yang terlalu berani.
“Tetapi saya rasa tidak ada alasan yang perlu ditakuti
kalau sudah yakin, lagipula ini kan hidup saya. Apapun agama yang saya peluk
kepribadian saya akan tetap sama dan justru berharap menjadi baik,” tuturnya.
Jasmine
tak ingin memusingkan tanggapan orang lain akan pilihan hidupnya. Sebab, ini
menjadi urusan dia dengan Allah SWT tidak perlu ada campur tangan orang lain.
Kini kehidupannya menjadi lebih mudah dijalani, begitupun dalam menjalani
inadah. Dia sering mendengar non-Muslim yang merasa berat untuk menjalani
shalat lima waktu.
Meski
tinggal di negara minoritas, tidak ada hal yang membuat dirinya kesulitan dalam
beribadah. Begitu juga mengenai memilih makanan dan minuman halal atau haram.
Sebisa mungkin dia menghindari seluruh makanan yang mengandung babi.
Setelah
menjadi Muslimah, dia memutuskan untuk menutup auratnya dengan mengenakan hijab
sama seperti Muslimah pada umumnya. Meskipun hijab yang dikenakan saat ini
mungkin bagi kebanyakan Muslimah berbeda, tetapi dia tidak merasa itu sebuah
masalah.
“Ini sebagai pengingat untuk diri sendiri, bahwa saya telah
berkomitmen untuk memeluk Islam. Pertama kali saya memeluk Islam setelah
mengucapkan dua kalimat syahadat,” jelas dia.
Islam
adalah agama yang mampu mendamaikan hatinya. Meskipun jauh sebelum mengenal dan
memeluk Islam, dia sempat merasa bahwa Islam penuh dengan kerumitan dan terlalu
merendahkan wanita. Apalagi dia tidak suka dengan Muslim yang mengkafirkan umat
lain, belum lagi banyak konflik yang membawa-bawa Islam sehingga imej agama
Allah ini menjadi buruk.
Pandangannya
tentang Islam berubah setelah dirinya benar-benar memeluk Islam. Dia mengakui,
bahwa Islam adalah agama yang indah dengan kitab suci Al-Qur’an yang terbuka
bagi pembaca untuk menginterprestasikannya.
Islam
bagi setiap Muslim unik dan berbeda, hanya saja dasarnya sama. Setelah dia
mengenal Islam, ternyata agama yang dibawa Nabi Muhammad ini tidak
menomorduakan wanita, justru banyak tokoh perempuan kuat dan menginsprisasi
dalam Islam.
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.