Masha Allah, Alhamdulillah! 3 Perempuan Rusia ini Pilih Menjadi Mualaf, Alasannya?
Seruni.id – Islam berkembang pesat di bumi Eropa, salah
satunya di Rusia. Banyak orang Rusia yang memilih untuk Menjadi Mualaf.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, sudah Sejak
lama kaum Muslim telah hidup berdampingan secara damai dengan para pemeluk
Ortodoks. Ternyata Islam adalah agama dengan jumlah penganut terbesar kedua di
Rusia.
Ada sekitar lebih dari 20 juta muslim yang bermukim di
Rusia. Mereka merupakan etnis muslim, seperti Tatar, Chechnya, Dagestan,
Bashkiri, dan lain-lain. Namun, selain etnis muslim Rusia, ada juga banyak
orang Rusia yang baru mengucapkan 2 kalimat syahadat, menjadi mualaf.
Mualaf sendiri dikatakan sebagai orang-orang yang
secara sadar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dari sekian banyak orang
Rusia yang memutuskan untuk memeluk Islam, berikut 3 cerita dan alasan yang
bikin kaget dari 3 perempuan Rusia yang memutuskan untuk menjadi seorang
muslimah.
1. Valeria (24 tahun)
Valeria menjadi Mualaf lima tahun yang lalu. Valeria
menceritakan kisahnya saat menjadi mualaf, yaitu berawal ketika bertemu dengan
seorang gadis yang mengenakan kerudung. Gadis berkerudung itu adalah kenalan
dari salah seorang temannya.
Dari situ ia merasa tertarik dengan agama Islam, agama
yang mewajibkan para perempuan menutup auratnya. Yang paling menarik adalah
kehidupan berkeluarga dalam Islam, dan bagaimana seorang pria memperlakukan
wanita.
Valeria dibesarkan di tengah keluarga Nasrani.
Keputusannya untuk memeluk agama Islam tentu mengejutkan keluarganya. Awalnya,
mereka menduga bahwa dirinya bergabung ke dalam sebuah sekte, atau mungkin
tengah berencana untuk meledakkan bus.
Namun demikian, Valeria sangat berterima kasih kepada
keluarga karena telah menghormati keputusannya, terutama ibunya, yang dalam
waktu singkat dapat menerima keputusannya. Bahkan membela dirinya di tengah
keluarga dan teman-teman dekatnya.
Teman-teman saya menerima sepenuhnya keputusan dan apa
yang disebut sebagai hak dirinya. Beberapa dari mereka bahkan sangat mendukung.
Saya tahu bahwa saya telah mengambil keputusan yang
benar dan saya berada di jalan yang benar pula. Setelah tiga bulan mempelajari
Islam, saya sudah bisa membaca doa, dan setelah dua bulan, saya mulai
mengenakan jilbab.
Adapun mengenai pakaian, sangat sulit untuk beradaptasi.
Jika pergi berbelanja di pasar, sangat sulit menemukan pakaian yang tertutup.
Semuanya terlihat monoton dan kuno.
Namun Valeria berusaha terus dan berhasil beradaptasi
dengan relatif cepat karena dirinya telah berkomitmen untuk dapat menunjukkan
bahwa seorang muslimah tetap bisa berpakaian sopan, tapi tetap sesuai selera.
Setelah itu, Valeria berkenalan dengan seorang pria
yang kemudian menjadi suaminya. Ia berkebangsaan Tatar (kebangsaan di Rusia
yang mayoritasnya adalah pemeluk Islam), hanya saja keluarganya tidak menjalani
perintah Islam. Akhirnya kami pun berkomitmen bersama-sama menggali keimanan
kami terhadap Islam.
2. Ulyana (32 tahun)
Ulyana menjadi Mualaf sejak tujuh tahun yang lalu.
Islam sudah menarik baginya dari sejak kecil. Ketertarikan tersebut kemudian
semakin kuat seiring dengan bertambahnya usia.
Saat di kampus, Ulyana mempelajari dasar-dasar agama
Islam dan bahasa Arab. Ulyana juga memiliki banyak teman-teman muslim yang
memiliki berbagai pandangan yang berbeda mengenai kehidupan, satu hal yang
tidak biasa di lingkungan.
Tradisi Islam bagi Ulyana semuanya jelas, benar dan
logis. Oleh karena itu, Ulyana memutuskan untuk memeluk Islam. Orangtua dan
teman-teman dekatnya dapat mengerti keputusan Ulyana untuk menjadi mualaf,
bahkan mereka siap membantu Ulyana.
Dalam kesehariannya, Ulyana tidak mengenakan jilbab
(hanya mengenakan mukena atau pakaian tertutup saat salat). Ulyana berpendapat
bahwa bagi seorang muslim (baik lelaki maupun perempuan) penting untuk
berpakaian dan berperilaku sopan. Pada awalnya sulit, tapi sekitar tiga tahun
kemudian sudah terbiasa.
Banyak yang percaya bahwa Islam adalah agama yang
kaku. Ulyana tidak setuju dengan pendapat tersebut. Semua perintah Tuhan
didasari oleh rasa cinta kasih yang besar terhadap sesama manusia. Sayangnya,
banyak yang tidak mengerti.
Stereotipe mengenai Islam sangat banyak. Misalnya,
umat Islam adalah orang-orang yang menyukai kekerasan, mereka membunuh “orang
kafir”, menyembelih “hewan-hewan yang malang”, memukul istri sendiri, tidak mau
menerima “orang luar”.
Adapun alasan atas sikap tersebut adalah kurangnya
pengetahuan dan keinginan untuk tahu lebih dalam tentang Islam. Jika tidak
memahami sesuatu atau takut, seharusnya cari tahu, apakah ketakutan tersebut
terbukti? Kebanyakan dari mereka hilang dengan meningkatnya kesadaran dan
komunikasi antarperwakilan agama.
Ulyana mengatakan bahwa Islam sebagai agama yang
paling “demokratis”, yaitu dengan menggunakan pendekatan ke dalam diri
seseorang, tradisi spiritual yang difokuskan pada realitas manusia dengan
segala ketidaksempurnaan dan keterbatasannya.
3. Zainab (Elena) (57 tahun)
Zainab menjadi Mualaf 17 tahun yang lalu, saat usianya
40 taahun. Hal ini terjadi di akhir tahun ’90-an. Saat itu, Zainab dan suami
saya melakukan perjalanan ke Mesir untuk berwisata, dan untuk pertama kalinya
ia mengunjungi negara Islam.
Saat di Mesir, Zainab melihat orang-orang dengan
mentalitas dan pandangannya terhadap hidup yang berbeda dari apa yang saya
percayai. Dengan menyaksikan langsung budaya ini, Zainab menjadi sangat
tertarik dengan topik Timur Arab. Sejak itu, Ia mulai mempelajari Alquran.
Dalam waktu yang lama, tak langsung terpikirkan oleh
Zainab untuk memeluk agama Islam. Baginya kala itu, perempuan muslim hanya
dapat berurusan dengan dapur dan keluarga saja, sedangkan Zainab sangat
menyukai olahraga ekstrem dan memiliki kehidupan yang sangat aktif.
Namun, ternyata tidak berapa lama kemudian, Zainab
menyadari bahwa Islam sangat fleksibel: Islam mengizinkan perempuan untuk
menjadi wanita bisnis, ibu rumah tangga, bahkan untuk terlibat dalam berbagai
kegiatan ilmiah, serta berbagai profesi lainnya.
Saat Zainab berusia 40 tahun, ia menyampaikan kepada
suami tentang keputusan untuk Menjadi Mualaf. Anak-anak dan suami saya mengerti
dan merespon dengan tenang keputusan tersebut. Namun, sempat terjadi masalah
dengan ibu.
Pada dasarnya, ia mempermasalahkan mengenai jilbab.
Namun, semuanya dapat diselesaikan dengan baik dan kini bahkan ibu Zainab suka
membelikan makanan halal. Empat tahun kemudian, putri sulung Zainab ikut
memeluk Islam.
Islam mengajarkan Zainab untuk bertanggung jawab atas
segala tindakan dalam hidup, seperti kata-kata. Serta pengertian atas tujuan
hidup manusia dan untuk apa kita hidup di bumi ini.
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.