Kisah Mualaf Jepang Nur Arisa Maryam: Hati
Ibu Luluh, Nenek Ikuti Jejaknya
28 Mei 2019
Sempat tidak diakui lagi oleh ibunya.
Dream - Jalan setiap orang dalam
memutuskan untuk masuk Islam tak semudah yang dibayangkan. Hal ini juga dialami
Nur Arisa Maryam, seorang mualaf dari Jepang.
Hijabers cantik itu tidak diakui sebagai anak oleh ibunya
setelah masuk Islam. Sang ibu enggan berbicara dengannya lagi.
Arisa yang semula mengikuti keyakinan orang tua merasa tersentuh
dengan kisah dua wanita Muslim Jepang ketika kerja paruh waktu di sebuah
pameran buku.
Mereka menceritakan kisah hijrah yang sangat menyentuh hati.
" Saya begitu tersentuh dengan kisahnya,
dan saya juga merasa lega ketika tahu bahwa saya bukan hanya satu-satunya yang
khawatir tentang beralih (ke agama Islam). Saya tidak dapat menghentikan air
mata yang mengalir,” kata Arisa dilansir dari Gana Islamika.
Ia pun mempelajari syahadat dan bertekad untuk
masuk Islam. Meski hanya mengucapkan kepada diri sendiri, pada dasarnya ia
yakin bahwa telah menjadi seorang Muslim.
“ Saya mengucapkan syahadat di dalam kamarku.
Meskipun ini tidak resmi, tetapi hatiku penuh dengan kebahagiaan, sebab saya
merasa Allah melihatku. Alhamdulillah,” ujar Arisa.
Sempat Menyesal
Pengakuan Arisa begitu mengejutkan pihak keluarga. Ia mendapat
reaksi yang kurang baik. Hal itu didasari oleh kekhawatiran mereka akan masa
depan Arisa.
“ Ibuku kaget saat saya memberitahunya. Dia tidak bisa menerima
kenyataan bahwa putrinya menjadi Muslim tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dia
benar-benar khawatir bahwa orang akan melihat saya secara berbeda dan menyerang
saya, dan dia juga khawatir tentang pernikahan saya, karena dia tahu bahwa kita
tidak memiliki banyak Muslim di Jepang," jelasnya.
Melihat ibunya yang kalut dengan berita mendadak itu, Arisa
tidak putus asa. Ia bertekad untuk tetap bersikap baik terhadap sang bunda. Ia
ingin membuatnya melihat dirinya lebih baik karena Islam.
Beruntungnya Arisa punya teman-teman yang
suportif. Tak ada satu pun dari mereka yang mengatakan hal-hal buruk tentang
Islam.
Selain itu, adik perempuannya juga ikut
mendukung keputusan Arisa. Ia bahkan membantu Arisa untuk meyakinkan sang ibu.
Namun di satu sisi, ia sempat merasa khawatir setelah menjadi mualaf.
Berhasil Meluluhkan Sang Ibu
Ia mengkhawatirkan bagaimana nanti studinya, pekerjaannya,
menikah dan membangun rumah tangga. Kendati begitu, imannya tetap teguh dan
bertahan hingga sekarang.
“ Namun sekarang saya merasa bahwa hidupku untuk Allah, dan saya
mempersiapkan hidupku untuk kehidupan selanjutnya," ujar Arisa.
Sang bunda kemudian luluh melihat keislaman
putrinya. Ia berhasil melihat Islam dengan cara pandang yang berbeda. Beberapa
tahun kemudian, bahkan sang nenek ikut menjadi mualaf dengan mengucap syahadat
di Masjid Tokyo.
Masya Allah...
.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.