Total Pageviews

Friday, 8 May 2020

Nenek Ikut Nur Arisa Maryam


Kisah Mualaf Jepang Nur Arisa Maryam: Hati Ibu Luluh, Nenek Ikuti Jejaknya

28 Mei 2019





Sempat tidak diakui lagi oleh ibunya.
Dream - Jalan setiap orang dalam memutuskan untuk masuk Islam tak semudah yang dibayangkan. Hal ini juga dialami Nur Arisa Maryam, seorang mualaf dari Jepang.
Hijabers cantik itu tidak diakui sebagai anak oleh ibunya setelah masuk Islam. Sang ibu enggan berbicara dengannya lagi.
Arisa yang semula mengikuti keyakinan orang tua merasa tersentuh dengan kisah dua wanita Muslim Jepang ketika kerja paruh waktu di sebuah pameran buku.
Mereka menceritakan kisah hijrah yang sangat menyentuh hati.
" Saya begitu tersentuh dengan kisahnya, dan saya juga merasa lega ketika tahu bahwa saya bukan hanya satu-satunya yang khawatir tentang beralih (ke agama Islam). Saya tidak dapat menghentikan air mata yang mengalir,” kata Arisa dilansir dari Gana Islamika.
Ia pun mempelajari syahadat dan bertekad untuk masuk Islam. Meski hanya mengucapkan kepada diri sendiri, pada dasarnya ia yakin bahwa telah menjadi seorang Muslim.
“ Saya mengucapkan syahadat di dalam kamarku. Meskipun ini tidak resmi, tetapi hatiku penuh dengan kebahagiaan, sebab saya merasa Allah melihatku. Alhamdulillah,” ujar Arisa.

Sempat Menyesal

Pengakuan Arisa begitu mengejutkan pihak keluarga. Ia mendapat reaksi yang kurang baik. Hal itu didasari oleh kekhawatiran mereka akan masa depan Arisa.
“ Ibuku kaget saat saya memberitahunya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya menjadi Muslim tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dia benar-benar khawatir bahwa orang akan melihat saya secara berbeda dan menyerang saya, dan dia juga khawatir tentang pernikahan saya, karena dia tahu bahwa kita tidak memiliki banyak Muslim di Jepang," jelasnya.
Melihat ibunya yang kalut dengan berita mendadak itu, Arisa tidak putus asa. Ia bertekad untuk tetap bersikap baik terhadap sang bunda. Ia ingin membuatnya melihat dirinya lebih baik karena Islam.



Beruntungnya Arisa punya teman-teman yang suportif. Tak ada satu pun dari mereka yang mengatakan hal-hal buruk tentang Islam.
Selain itu, adik perempuannya juga ikut mendukung keputusan Arisa. Ia bahkan membantu Arisa untuk meyakinkan sang ibu. Namun di satu sisi, ia sempat merasa khawatir setelah menjadi mualaf.

Berhasil Meluluhkan Sang Ibu

Ia mengkhawatirkan bagaimana nanti studinya, pekerjaannya, menikah dan membangun rumah tangga. Kendati begitu, imannya tetap teguh dan bertahan hingga sekarang.
“ Namun sekarang saya merasa bahwa hidupku untuk Allah, dan saya mempersiapkan hidupku untuk kehidupan selanjutnya," ujar Arisa.



Sang bunda kemudian luluh melihat keislaman putrinya. Ia berhasil melihat Islam dengan cara pandang yang berbeda. Beberapa tahun kemudian, bahkan sang nenek ikut menjadi mualaf dengan mengucap syahadat di Masjid Tokyo.

Masya Allah...




.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.